Prodi Antropologi Budaya FIB Unud Menyelengarakan Pengabdian Masyarakat di Pegayaman Buleleng

Prodi Antropologi Budaya FIB Unud menyelengarakan pengabdian masyarakat di Pegayaman Buleleng pada Jumat, 3 Mei 2024. Acara ini bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap pelaku seni Burdah yang ada di Pegayaman. Acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan I, Dr. I Gede Oeinada, S.S., M.Hum., Koordinator Prodi Antropologi Budaya, Aliffiati, S.S., M.Si., perwakilan dosen di prodi-prodi FIB, perangkat desa Pegayaman, pengiat sejarah Kabupaten Buleleng dan mahasiswa Norwegia yang mengikuti program field trip. Program field trip sendiri merupakan kerja sama prodi Antropologi Budaya dan Go Study.



Acara ini disambut oleh Sekertaris Desa Pangayaman, Hatta Amrullah. Dalam pembukaannya, Hatta mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh FIB Unud. “ini merupakan wujud kepedulian institusi pendidikan untuk melestarikan kebudayaan tradisional” kata Hatta. Wakil Dekan I Dr. I Gede Oeinada, S.S., M.Hum membuka acara pengabdian masyarakat dan berterima kasih atas sambutan dari pemerintah dan warga Pangayaman. “ Kami berterima kasih kepada warga atas sambutan yang luar biasa, ijinkanlah kami memberikan bantuan sajadah dan sarung kepada masyarakat serta paket sembako untuk pelaku seni Burdah dan guru ngaji di sini”, tandas Wakil Dekan I.



Setelah pemberian bantuan dari prodi Antropologi Budaya acara dilanjutkan dengan pemaparan sejarah unik Pegayaman oleh Drs. Ketut Muhammad Suharto. Dalam materinya Drs. Ketut Muhammad Suharto menyampaikan sejarah Pegayaman dan genealogi masyakarat muslim Pegayaman. “ Pegayaman mempunyai sejarah yang panjang bahkan dari sumber tertua sudah tercatat sejak zaman Mataram Hindu, hal ini tidak bisa dilepaskan dari masa perkembangan dari dinamikan pergolakan penguasaan Bali dari para Raja-Raja Nusantara yang di mualai dari tahun 882 M, ketika Mataram Hindu mulai mempunyai hasrat untuk menguasai Bali sebagai wilayah kerajaannya”.



 Menurut Drs. Ketut Muhammad Suharto warga muslim Pegayaman sendiri mempunyai asal-usul yang unik juga. “Asal-usul warga muslim Pegayaman dapat ditelusuri sejak Kerajaan Buleleng saat I Gusti Anglurah Panji Sakti berkuasa tahun 1648. Raja I Gusti Anglurah Panji Sakti menyerang Kekerajaan Blambangan, dengan laskar Muslim yang dipinpin oleh Nur Alam, Nur Awin, dan Nur Mubin. Raja kemudian memberikan warga muslim wilayah sebesar 2000 hektar karena jasa warga muslim Pegayaman dalam membangun Kerajaan Buleleng, raja memberi kesempatan pada warga muslim Pegayaman untuk berkembang dan stabil dalam menjaga komunitasnya yang bertahan hingga kini”. Kata Muhammad Suharto.



Pada sesi selanjutnya Drs. Ketut Muhammad Suharto menjelaskan tentang seni Burdah yang ada di Pegayaman. Burdah yang ada di Pegayaman merupakan Syair-syair burdah yang terdapat di kitab Qosidah Burdah yang disusun oleh Syaikh Al Busyiri pada abad ke 13 di Mesir. Isi Burdah ini berisi pujian-pujian kepada Nabi Muhammad dalam bentuk syair yang berjumlah 160 bait. “ Burdah yang ada di Pegayaman mempunyai ciri khas unik yaitu menggunakan irama yang hampir mirip dengan irama kidung Bali, dan pakaian yang dikenakan pemain Burdah merupakan ciri khas pakaian Bali, hal ini merefleksikan akulturasi budaya di Pegayaman.” Kata Muhammad Suharto dalam materinya.



Menurut Koordinator Koordinator prodi Antropologi Budaya, Aliffiati, S.S., M.Si., acara ini mempunyai banyak manfaat untuk FIB Unud, pertama adalah untuk pengabdian masyarakat prodi dan fakultas, kedua adalah untuk memperkenalkan budaya Bali kepada mahasiswa internasional. “ Acara ini juga merupakan observasi prodi Antropologi untuk membuat laboratorium sosial budaya di Pegayaman, kedepannya kami akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk dapat merealisasikan laboratorium tersebut”, pungkas Aliffiati. (gfp)