BIPAS FIB Unud Selenggarakan Workshop Tawar-Menawar di Pasar Tradisional

Bali International Program on Asian Studies Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (BIPAS FIB Unud) menyelenggarakan workshop tentang pakaian adat bali dan tradisi tawar menawar di pasar tradisional pada Kamis, 22 Februari 2024 di kampus FIB Denpasar. Workshop dihadiri oleh 72 orang mahasiswa asing Program Spring 2024 yang berasal dari 7 negara berbeda di Eropa dan Amerika.

 

Acara dimulai dengan pemaparan materi tentang pakaian adat Bali dan tradisi tawar menawar di Bali. Khusus untuk topik yang kedua, mahasiswa diperkenalkan dengan beberapa istilah Bahasa Indonesia yang akan sangat berguna ketika mereka melakukan transaksi tawar-menawar dengan penjual. Mereka juga diperkenalkan beberapa tips cara mendapatkan harga terbaik ketika berbelanja di pasar tradisional.

 

Menurut salah satu narasumber, Ni Ketut Sri Rahayuni, S.S., M.Hum, mahasiswa sangat antusias mempelajari istilah-istilah berbelanja dalam bahasa Indonesia. “Hal tersebut tampak dari partisipasi mereka ketika kami praktik menggunakan istilah-istilah tersebut”, kata Rahayu.


Sementara itu Ketua penyelenggara, I Made Sena Darmasetiyawan, Ph.D menyatakan sangat senang melihat antusias peserta dalam mengikuti workshop tersebut. “Mahasiswa sangat bersemangat ketika kami minta mereka terjun langsung ke pasar tradisional untuk membeli pakaian adat Bali sesuai dengan pilihan mereka dan berusaha untuk mendapatkan harga terbaik.” “Ini adalah aktifitas yang sangat menyenangkan. Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi kami untuk melakukan transaksi tawar menawar dengan pedagang, yang tidak mungkin terjadi di negara kami,” tambah seorang mahasiswa sambil tertawa.

 

Menurut Koordinator program Bipas, A.A. Sg Shanti Sari Dewi, M.Hum., M.App.Ling., workshop sejenis rutin dilaksanakan oleh program BIPAS dengan tujuan untuk memperkenalkan budaya dan kehidupan sosial masyarakat Bali.

 

“Salah satu tujuan mahasiswa asing belajar di program kami adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang kultur dan tradisi masyarakat Bali, dan kami berkewajiban memfasilitasinya dengan cara mengajak mereka terjun langsung, melihat, dan terlibat dalam pergaulan masyarakat Bali,” ungkap Shanti Sari Dewi, M.Hum.

 

 Acara workshop diakhiri dengan praktik mengenakan pakaian adat bali dan foto bersama. (sd)