Dari Ceramah PKKMB, Mahasiswa mesti Mencari Pengalaman Kerja selama Kuliah

[caption id="attachment_1136" align="aligncenter" width="960"]14117707_10209906688285274_3548458000817337570_n Prof. I Nyoman Darma Putra saat memberikan ceramah motivasi belajar dan membina karier pada kegioatan PPKMB di Fakultas Ilmu Budaya Unud, Selasa, 23 Agustus 2016 (foto-foto Widhi Kurniawan)[/caption]

Mahasiswa sebaiknya mencari pengalaman bekerja selama kuliah. Sudah tidak zamannya lagi sekarang untuk kuliah tok, dan baru mulai mencoba-coba bekerja setelah tamat sarjana.

Demikian disampaikan dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana, Prof. I Nyoman Darma Putra dalam ceramah motivasi belajar dna bekerja di hadapan 524 mahasiswa baru FIB yang sedang mengikut PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru), Selasa, 23 Agustus di kampus setempat.

Darma Putra diundang oleh Dekan FIB Prof. Sutjiati Beratha untuk memberikan ceramah tentang peluang karier bagi sarjana FIB.

Darma sendiri adalah alumnus Fakultas Sastra Unud (nama lama FIB) tahun 1985. Selama kuliah, Darma aktif bekerja sebagai wartawan, profesi yang memberikannya berbagai keuntungan termasuk pengalaman untuk riset, keterampilan menulis, dan networking yang berguna untuk kesuksesan.

[caption id="attachment_1137" align="aligncenter" width="960"]14045554_10209906686965241_4718040450593298675_n Mahasiswa baru FIB angkatan 2016/2017.[/caption]

Darma menyadari bahwa banyak mahasiswa yang, baik karena kemauan sendiri maupun saran orang tua, saat kuliah memilih fokus belajar tanpa mau mencoba bekerja. Menurut Darma, setiap mahasiswa harus mengutamakan kuliah tetapi itu tidak ideal dijadikan alasan untuk menjauhi dunia kerja.

"Sangatlah terlambat," ujar Darma," bagi mahasiswa yang baru mencoba mencari kerja setelah temat, setelah wisuda." Namun, katanya mengingatkan, jangan sampai menuduh bekerja sebagai alasan jika gagal kuliah karena bagaimana pun kuliah haruslah nomor satu.

Kurangi Pengalaman

Keterlambatan memasuki dunia kerja tidak saja mengurangi peluang mendapatkan pengalaman, tetapi juga dapat menimbulkan kecanggungan hati bila setelah bergelar sarjana baru pertama mencoba bekerja.

Darma yang menyelesaikan pendidikan jenjang master dan doktor di Australia menjelaskan bagaimana anak-anak remaja di Australia setidak-tidaknya dalam usia 14 tahun sudah didorong untuk bekerja dan bahkan diberikan nomor pajak.

"Mereka bekerja di makanan cepat saji, dan dilakukan saat weekend, sebagai kesempatan mencari pengalaman kerja," tambah Darma.

[caption id="attachment_1139" align="aligncenter" width="960"]14021521_10209906687285249_4508359325972741234_n Mahasiswa baru FIB Unud mengikuti PPKMB.[/caption]

WhatsApp Image 2016-08-22 at 19.28.35

Cerama Darma yang disampaikan dengan ilustrasi yang kaya dan jenaka, mendapat sambutan luas dari peserta. Banyak yang mengajukan pertanyaan tentang bagaimana caranya membagi waktu agar sukses kuliah dan kerja, dan juga ada yang bertanya bagaimana meyakinkan orang tua agar mengizinkan kita bekerja.

"Orang tua biasanya menyuruh kita fokus ngurus kampus, melarang bekerja, apalagi harus ke luar kota," ujar seorang mahasiswa.

Beberapa mahasiswa baru FIB tertarik terjun ke dunia jurnalistik, menjadi penulis, penerjemah, dan sebagainya.

Ada juga mahasiswa dalam usia muda sudah menulis buku dan laku sampai 3000 eksemplar. Mahasiswa tersebut, I Made Exis Wijaya, menanyakan apakah dalam proses pembelajaran dosen akan mengajarkan menjadi penulis,cara-cara menembus penerbit nasional?

[caption id="attachment_1138" align="aligncenter" width="960"]14054189_10209906689285299_2459126335514132073_n Panitia PPKMB I Nyoman Tri Ediwan (tengah) dan Rocthri Agung Bawono (kanan) memberikan bingkisan kepada Darma Putra usai ceramah.[/caption]

Di akhir ceramahnya, Darma Putra mengajak mamahsiswa untuk menyimak lagi ‘Jaya Udayana’, yang diciptakan bersama Frischa Aswarini, Nova Rabet, dan Ary Bestari (Click Lagu JAYA UDAYANA )

Darma Putra puas dengan kualitas atensi dan semangat mahasiswa baru FIB untuk belajar dan mengembangkan jiwa kreatifnya dalam dunia tulis-menulis dan budaya pada umumnya (*).