Membahas Tentang Lanskap Linguistik di SD Kota Kupang, Dosen Universitas Citra Bangsa Raih Gelar Doktor

Pada hari Jumat, 25 Juli 2025 telah terlaksana Sidang Ujian Terbuka Program Studi Linguistik, Program Doktor, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana di Ruang Ir. Soekarno FIB Unud. Promovenda bernama Agnes Maria Diana Rafael, S.Pd., M.Hum berhasil mempertahankan disertasinya serta berhasil lulus dengan predikat “Dengan Pujian” (Cumlaude). Promovenda merupakan lulusan ke-256 (dua ratus lima puluh enam) di FIB Unud dan lulusan ke-266 (dua ratus enam puluh enam) di Program Studi Linguistik Program Doktor, FIB Unud.


Promovenda membawakan disertasinya yang berjudul "Lanskap Linguistik SD Kota Kupang: Penggunaan Bahasa, Jenis Teks, Fungsi Wacana, dan Implementasi Kebijakan Bahasa". Sidang Ujian Terbuka dipimpin oleh Ko-Promotor I, Prof. Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. Promotor pada ujian sidang terbuka ini adalah Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A. Ko-Promotor II adalah Dr. Ketut Widya Purnawati, S.S., M.Hum. Adapun tim penguji pada sidang ujian terbuka kali ini adalah Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S., Prof. Dr. I Wayan Simpen, M.Hum., Prof. Dr. Ni Made Suryati, M.Hum., Dr. Ni Luh Putu Krisnawati S.S., M.Hum., dan Prof. Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S.


Latar belakang penulisan disertasi ini didasarkan pada masalah utama di Kota Kupang yaitu tingginya angka siswa yang belum lancar membaca. Fenomena ini dipengaruhi oleh kurangnya buku bacaan dan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3). Menilik dari masalah tersebut, disertasi promovenda ini mengusulkan solusi inovatif dengan memanfaatkan tanda-tanda publik di sekolah, seperti majalah dinding dan papan pengumuman, sebagai media ajar berkelanjutan. Dengan fokus pada konsep tanda publik ramah anak yang juga menggunakan Bahasa Indonesia dan bahasa ibu, penelitian ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan literasi siswa, tetapi juga untuk mendukung agenda UNESCO dan program Revitalisasi Bahasa Daerah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mempromosikan bahasa pertama dalam pendidikan.


Disertasi ini berlandaskan pada berbagai teori, termasuk teori lanskap linguistik dari Landry dan Bourhis, Gorter dan Cenoz, serta Brown. Selain itu, digunakan pula teori teks (berdasarkan modul ajar Kemendikbud 2023), teori multimodal Kress dan van Leeuwen, teori fungsi wacana tanda ruang publik oleh Purschke & Gilles dan Opilowski & Makowska, serta teori kebijakan bahasa dari Shohamy dan Zein. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif deskriptif analitik dan kuantitatif, dengan perhitungan persentase penggunaan bahasa pada tanda-tanda publik. Lokasi penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling untuk menyaring 47 dari 157 SD di Kota Kupang yang terakreditasi A. Dari jumlah tersebut, dipilih sampel secara random sebanyak 12 SD (6 negeri dan 6 swasta) untuk menjamin relevansi data.


Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia mendominasi lanskap linguistik SD di Kota Kupang, dengan persentase penggunaan monolingual dan bilingual mencapai 79,4%. Bahasa ini tidak hanya berperan sebagai alat komunikasi dan pengantar pendidikan, simbol kebangsaan, identitas nasional, dan pembentuk karakter. Bahasa Inggris juga hadir dengan persentase 38,13%, berfungsi sebagai bahasa mata pelajaran, pembentuk karakter, dan simbol kualitas sekolah. Di sekolah tertentu, ditemukan pula penggunaan Bahasa Arab (4,6%) untuk nilai-nilai religius dan identitas sekolah, serta bahasa Melayu Kupang (0,50%) sebagai alat komunikasi sehari-hari dan identitas budaya lokal. Temuan unik lainnya adalah kehadiran Bahasa Spanyol (0,28%) dan Bahasa Latin (0,07%) yang digunakan sebagai representasi identitas yayasan dan simbol nilai-nilai ilmiah, bukan sebagai alat komunikasi praktis. 


Secara keseluruhan, lanskap linguistik di SD Kota Kupang bersifat multilingual, mencerminkan peran beragam setiap bahasa mulai dari fungsi praktis hingga simbolis. Menanggapi pertanyaan penguji mengenai rendahnya penggunaan bahasa daerah di ruang publik SD Kota Kupang, promovenda berpendapat hal itu disebabkan oleh ketiadaan kebijakan bahasa yang jelas. Oleh karena itu, ia menyarankan agar Pemerintah Provinsi NTT dan Dinas Pendidikan Kota Kupang merancang kebijakan bahasa baru yang mewajibkan penggunaan bahasa pertama anak dalam pembelajaran di kelas rendah (kelas 1-3) dan mengintegrasikan Bahasa Melayu Kupang (BMK) ke dalam kurikulum muatan lokal di SD-SD Kota Kupang. Kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya dan meningkatkan literasi siswa melalui bahasa ibu mereka.


Mengakhiri sidang, Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A., selaku promotor mengapresiasi ketekunan dan kerja keras yang dituangkan oleh promovenda dalam upayanya untuk mengakomodasi masukan yang diberikan oleh tim penguji. Beliau juga berterimakasih kepada keluarga promovenda atas dukungan yang diberikan kepada promovenda dalam proses penyusunan disertasi. Promotor mewakili tim penguji juga meminta maaf atas kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja selama proses bimbingan. Beliau juga menjadikan promovenda yang sudah memiliki publikasi di Scopus sebagai contoh untuk para calon doktor.