Dosen FIB Unud Ditunjuk Sebagai Tim Kajian Materi Pameran Tetap Koleksi Museum Bali

Sejumlah dosen dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana ditunjuk sebagai Tim Kajian Materi Pameran Tetap Koleksi Museum Bali. Mereka adalah Kristiawan, S.S., M.A., Kadek Dedy Prawirajaya, S.S., M.Si., Gede Budarsa, S.Sos., M.Si., Galuh Febri Putra, S.Pd., M.A., dan I Kadek Surya Jayadi, S.S., M.A. Kelima dosen tersebut ditunjuk dengan mempertimbangkan corak keilmuannya masing-masing. Kelima tim tersebut diundang untuk hadir dalam pertemuan yang diselenggarakan di Museum Bali, pada Kamis 13 Maret 2025.


Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kepala UPTD Museum Bali, Ida Ayu Made Sutariani, S.S., M.Si., yang sekaligus mengawali pertemuan tersebut. Dalam paparannya, dia menyampaikan bahwa Museum Bali sebagai museum tertua dan bersejarah di Bali sudah selayaknya mendapat sentuhan baru yang seiring dengan perkembangan zaman dan dapat mengakomodasi kebutuhan semua pihak lintas generasi. Baginya Museum Bali sudah selayaknya hadir dalam semangat inklusif.


Dirinya juga memperkenalkan secara garis besar Museum Bali yang dibagi ke dalam beberapa gedung. Setiap gedung menyimpan koleksi yang beragam dengan masing-masing tematis-nya. Apa yang tersaji saat ini merupakan hasil kurasi tahun 2013, yang belum pernah mengalami pembaharuan sekalipun. Atas dasar tersebutlah, tim kajian materi pameran tetap ini dibentuk dengan harapan dapat memberikan masukan dan solusi-solusi kreatif.


Sementara itu, Kristiawan, S.S., M.A., arkeolog yang memiliki keahlian dalam bidang manajemen museum, yang sekaligus didaulat sebagai ketua tim, dalam pertemuan tersebut menyampaikan sejumlah masukan. Baginya, Museum Bali sudah seyogyanya hadir dengan kemajuan teknologi yang telah diterapkan di berbagai museum di Indonesia. Namun sebelum itu dilakukan, Museum Bali perlu membuat narasi yang menarik dalam masing masing koleksinya. 


Tidak saja informasinya yang harus akurat, tetapi juga kontekstual dan memantik kedekatan emosional publik, tidak sekadar deskripsi yang kering". Kristiawan juga mengapresiasi Museum Bali yang melibatkan tim dengan lintas disiplin ilmu yang beragam, tidak hanya dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, tetapi juga dari Institut Seni Indonesia dan STIKOM. Menurut beliau, kolaborasi seperti ini merupakan sebuah keharusan yang perlu dilakukan di jaman sekarang.


Museum pada prinsipnya memang menampilkan sesuatu yang telah berlalu, akan tetapi spirit kekinian tetaplah harus menjiwai museum sehingga tetap memberikan pencerahan pengunjungnya untuk tetap optimis mengarungi masa kini dan menatap masa depan. Museum Bali pun sudah selayaknya demikian. Selepas pertemuan tersebut, tim kajian pameran tetap diajak untuk melihat koleksi Museum Bali. Hasil pengamatan tim tersebut nantinya akan dibahas kembali pada pertemuan selanjutnya yang direncanakan akan digelar bulan depan.