Dosen Universitas PGRI Mahadewa Bali Raih Gelar Doktor Linguistik di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana


Doktor baru, Ni Luh Gede Liswahyuningsih (kedua dari kiri) berfoto bersama promotor, Dekan FIB Unud, dan ko-promotor usai ujian terbuka.


Dosen Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Ni Luh Gede Liswahyuningsih, S.S.,M.Hum. meraih gelar doktor dari Program Studi Doktor (S3) Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Rabu, 27 Januari 2021.

 

Ujian terbuka diselenggarakan secara gabungan langsung dari kampus setempat dan daring melalui aplikasi webex. Ujian juga disiarkan secara langsung lewat kanal Youtube melalui link https://youtu.be/zZ2eBUybLvg 

 

Liswahyuningsih berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Penerjemahan Frasa Nomina Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris: Perbandingan Struktur dan Makna Hasil Terjemahan Manusia dan Google” dan dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan.


Suasana ujian terbuka di kampus FIB Unud, dipimpin Dekan Dr. Made Sri Satyawati, M.Hum.

 

Liswahyuningsih menjadi doktor ke-122 di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dan Doktor ke-181 di Lingkungan Prodi Studi Doktor (S3) Ilmu Linguistik.

 

Bertindak sebagai Ketua penguji adalah Dekan FIB Universitas Udayana Dr. Made Sri Satyawati, M.Hum sekaligus sebagai Kopromotor II. Anggota penguji terdiri dari Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A. (Promotor); I Nyoman Udayana, M.Litt.,Ph.D. (Kopromotor I); Prof. Dr. I Wayan Simpen, M.Hum.; Prof. Dr.I Nyoman Sedeng, M.Hum., Prof. Dr. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A.; Prof. Nurachman Hanafi, Dip. TEFL, M.A., Ph.D.; dan Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S.

 

Keunikan Frasa Nomina

 

Dalam paparan disertasinya, promovenda Liswahyuningsih menyampaikan salah satu fenomena linguistik yang menarik untuk diteliti dalam penerjemahan adalah penerjemahan frasa nomina.



 Promovenda Liswahyuningsih.


“Keunikan frasa nomina dalam bahasa Indonesia adalah adanya pembentukan frasa yang terdiri dari banyak kata penjelas yang mendampingi inti dari frasa tersebut,” katanya.

 

Liswahyuningsih mengambil data frasa nomina bahasa Indonesia dari novel Bumi Manusia (1980) untuk melihat keunikan struktur dan komponen-komponen penyusunan frasa nomina bahasa Indonesia.

 

Data frasa nomina bahasa Inggris diperoleh dari novel terjemahan yang berjudul This Earth of Mankind (1990), dan frasa nomina bahasa Indonesia dalam novel Bumi Manusia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan bantuan aplikasi google terjemahan.


Doktor baru dengan promotor.

 

Liswahyuningsih menyimpulkan bahwa perluasan frasa nomina yang ditemukan dalam sumber data yaitu perluasan frasa nomina ke kiri, perluasan frasa nomina ke kanan, perluasan frasa nomina ke kiri dan ke kanan sekaligus.

 

Ditemukan pula frasa nomina berupa frasa nomina idiomatik dan metaforis. Teknik terjemahan yang diaplikasikan penerjemah dalam memadankan frasa nomina yang paling banyak digunakan adalah teknik transposisi dan modulasi. Hal itu disebabkan oleh perbedaan struktur gramatika frasa nomina bahasa sumber dan bahasa target yang menuntutnya terjadi proses transposisi tersebut.



Bersama keluarga.


Kecenderungan yang ditemukan berdasarkan strategi penerjemahan yang diterapkan manusia dalam memadankan frasa nomina yang ditemukan dalam sumber data adalah pada konteks dan makna.

 

“Pada hasil terjemahan google, strategi yang dominan digunakan lebih fokus pada struktur frasa, baik pada bahasa sumber maupun pada bahasa target, sehingga seringkali mengabaikan konteks gramatikal bahasa target. Demikian juga dalam pemadanan pronomina bahasa sumber ke dalam bahasa target yang sering menghasilkan pilihan penggunaan pronomina yang tidak sesuai dalam bahasa target,” jelasnya.


Dr. Liswahyuningsih bersama teman-teman kuliah seangkatan.

 

Temuan

 

Dalam disertasinya, Liswahyuningsih mengajukan dua temuan: temuan teoritis dan temuan praktis. Secara teoritis adalah bahwa bentuk kajian harus menerapkan konstruksi teori.

 

“Teori sintaksis dan semantik yang digunakan untuk membedah struktur dan makna frasa nomina tidak mencukupi untuk analisis hasil terjemahan google. Konteks menentukan makna dan acuan nomina yang menjadi inti frasa. Dengan demikian, penerjemahan frasa nomina dalam keseluruhan teks tidak dapat mengabaikan makna kontekstual,” jelasnya.

 

Secara praktis, temuannya yaitu Google terjemahan tidak mampu untuk memadankan makna kata pada unsur batinnya sehingga seringkali terjadi pemadanan kata dalam teks bahasa sumber yang dipadankan dengan bentuk leksikal maupun gramatikal yang kurang sepadan.

 

Oleh karena itu jika informasi bahasa sumber yang di-input pada Google sedikit dimodifikasi agar makna dan konteksnya jelas, dan hasil terjemahan google juga menjadi baik.


Promotor. Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A.

 

Makna Disertasi

 

Promotor. Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A. menyampaikan bahwa penelitian ini membandingkan struktur dua bahasa yang berbeda dengan terjemahan dilakukan oleh manusia dan juga mesin.

 

Dari konsep terjemahan pekerjaannya adalah pekerjaan yang besar harus melihat stuktur-struktur dengan baik.

 

“Secara umum disertasi Liswahyuningsih sangat komprehensif, hasil kerja keras promovenda terbayar terlihat dari hasil disertasi yang baik,” ujar Prof Artawa yang juga Korprodi S-3 Ilmu Linguistik FIB Unud (dm).