Dosen Universitas Warmadewa Raih Gelar Doktor di FIB Universitas Udayana

Doktor baru IGAG Dian Susanthi menerima sertifikat lulus dari Kopromotor 1, Prof. Dr. Ida Bagus Putra Yadnya.


Program Studi Doktor Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Udayana menyelenggarakan ujian Promosi Doktor atas nama I Gusti Ayu Agung Dian Susanthi, S.S.,M.Hum., Jumat, 18 Oktober bertempat di ruang Ir. Soekarno kampus setempat.

 

Dian Susanthi, dosen Prodi Sastra Inggris Universitas Warmadewa, berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengalihan Istilah Kesehatan ke dalam Bahasa Indonesia dan Aplikasi Istilah Kesehatan dalam Fungsi-Fungsi Bahasa”. Ia menjadi doktor ke-73 di lingkungan FIB Universitas Udayana dan Doktor ke-154 di Lingkungan Prodi Doktor (S3) Ilmu Linguistik.

 

Tim Penguji

Sebagai ketua penguji dalam sidang promosi doktor kali ini Dekan FIB, Dr. Made Sri Satyawati, M.Hum. sekaligus sebagai Kopromotor II. Anggota penguji terdiri dari Prof. Dr. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A. (Kopromotor I), Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A., Dr. Ida Ayu Made Puspani, M.Hum., Dr. Ni Wayan Sukarini, M.Hum., Dr. Ni Luh Nyoman Seri Malini, M.Hum., Dr. Ni Made Suryati, M.Hum, dan Prof. Dr. I Nyoman Kardana, M.Hum.


Doktor baru berfoto bersama para penguji.

 

Linguistik Medis


Dalam disertasinya, Dian Susanthi memaparkan bahwa studi penerjemahan yang mencakup kesepadanan dari bahasa sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa), khususnya dalam bidang medis semakin penting untuk terus dikembangkan. Paramedis dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan optimal apabila mereka dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai sarana komunikasi internasional, terlebih lagi di Bali sebagai tujuan wisata dan banyak terdapat rumah sakit bertaraf internasional.


Doktor baru I Gusti Ayu Agung Dian Susanthi.

 

Penelitian Dian Susanthi menguak penerjemahan dalam istilah kesehatan dan juga aplikasi fungsi-fungsi bahasa dalam konseling atau pelayanan kesehatan.

 

“Seperti diketahui bahwa terdapat ujaran-ujaran ataupun ekspresi-ekspresi khusus dalam pelayanan kesehatan, akan tetapi ujaran ataupun ekspresi tersebut harus terstruktur sesuai dengan prosedur pelayanan kesehatan, sehingga apabila ekspresi ataupun ujaran tersebut tidak terstruktur dengan baik, maka informasi yang diperoleh dari pasien tidak akan lengkap,” jelas dosen Universitas Warmadewa ini.

 

Prosedur Penerjemahan Singkatan

Lewat analisisnya, Dian Susanthi menemukan prosedur penerjemahan sebagai berikut: a) peminjaman (borrowing), b) terjemahan harfiah (literal translation), c) kalke (calque), d) modulasi (modulation), e) adaptasi (adaptation).


Suasana ujian promosi doktor.

 

“Dalam penelitian ini dirumuskan prosedur penerjemahan singkatan istilah kesehatan yang belum pernah dirumuskan oleh peneliti sebelumnya,” jelasnya.

 

Prosedur penerjemahan singkatan medis pada penelitian ini dibagi menjadi: a) penerjemahan singkatan ke frasa (abbreviation to phrase), b) penerjemahan singkatan ke singkatan (abbreviation to abbreviation), dan c) penerjemahan frasa menjadi singkatan (phrase to abbreviation).



“Selain itu, terdapat sejumlah fungsi-fungsi bahasa yang digunakan dalam pelayanan kesehatan yaitu informatif, direktif, interaktif interpersonal, permisif, komunikatif dan impresif,” tambahnya.




                                                                                        Suasana ujian promosi doktor.



Membantu Komunikasi dan Interaksi Paramedis-Pasien


Dian Susanthi berharap penelitiannya dapat membantu komunikasi dan inetraksi antara paramedis dengan pasien sebagai orang awam agar dapat berjalan dengan baik

 

Aplikasi penggunaan fungsi-fungsi bahasa membantu menjalin komunikasi dan menjalin interaksi anatara paramedis dan pasien sehingga dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan menghindari hal-hal yang merugikan bagi paramedis dan pasien (dm).