Melanjutkan Kerja Sama dengan University of Tartu, Estonia, Program Studi Sastra Inggris FIB Unud Selenggarakan Kuliah Umum


Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, menggelar kuliah umum bertajuk “Databases, Fieldwork, and Popularization of Linguistics”. Kuliah tersebut menghadirkan pembicara, Miina Norwik, Ph.D., yang merupakan associate professor of Finnic Languages and Language Typology, University of Tartu. 


Acara berlangsung pada Kamis, 16 Januari 2025, bertempat di Ruang Ir. Soekarno. Sebanyak 30 mahasiswa hadir dalam acara tersebut. Turut hadir dalam kuliah umum tersebut Koordinator Program Studi Sastra Inggris, Prof. Dr. I Wayan Mulyawan, S.S., M.Hum. yang sekaligus membuka acara kuliah umum tersebut. Koordinator Prodi Sastra Inggris dalam sambutannya mengatakan, “Ini merupakan bagian daripada jalinan kerja sama Program Studi Sastra Inggris Universitas Udayana dengan University of Tartu Estonia. Sebanyak 6 dosen Sastra Inggris telah berkunjung sekaligus melakukan penelitian di University of Tartu Estonia. Kerja sama ini dapat menjadi sebuah kesempatan bagus bagi Prodi Sastra Inggris, baik itu bagi mahasiswa maupun dosen.” 


Kuliah umum kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Miina Norwik Ph.D., dengan dipandu oleh moderator, Ni Kadek Maritya Suari. Miina Norwik memaparkan mengenai beberapa hal, diantaranya tentang pengalaman dan perjalanannya ketika melakukan penelitian di bidang bahasa, khususnya dalam penelitian bahasa Estonia. Dirinya memaparkan beberapa masalah yang dihadapinya, seperti tata bahasa yang rumit, faktor-faktor eksternal seperti masalah geopolitik yang membuat penelitian menjadi terhambat. 


Dalam pemaparannya, beliau juga menyinggung mengenai International Linguistic Olympiad yang merupakan sebuah kompetisi internasional yang menghadirkan berbagai peneliti di seluruh dunia. Dirinya menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat kaya akan bahasa, sehingga akan menjadi lebih baik jika masyarakat dapat digerakkan untuk turut berpartisipasi dalam perhelatan tersebut, sebagai salah satu usaha pelestarian dan pemertahanan bahasa, baik bahasa nasional maupun daerah.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif. Para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang diajak untuk berbicara dalam bahasa ibu mereka dan memberikan perspektif terkait sebuah kata dalam bahasa mereka. Peserta juga diajak untuk menggunakan bahasa ibu mereka dalam menggambarkan kata tertentu. Pada sesi tersebut, Miina Norwik memberikan dua kata bahasa Inggris, yakni "I" dan "Friend," dan meminta para mahasiswa untuk menyebutkan padanannya dalam bahasa ibu mereka. Respons para mahasiswa sangat beragam. Salah satu peserta dari Maluku menyebutkan bahwa "Beta" berarti "I," sedangkan "Tamang" berarti "Friend." Peserta dari Jawa menyampaikan bahwa "Kula" adalah padanan "I," dan "Konco" berarti "Friend." Sementara itu, seorang mahasiswa asal Bali menjelaskan bahwa "Titiang" bermakna "I," dan "Timpal" berarti "Friend".


Minna Norwik mengakhiri diskusi interaktif tersebut sekaligus dengan pernyataan bahwa Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan khazanah bahasa. Ini merupakan potensi yang harus dijaga dan tidak akan ada habisnya untuk dipelajari. Untuk itu dia menyemangati para mahasiswa yang hadir untuk bersemangat dalam mengembangkan kemampuannya serta berpartisipasi aktif dalam melakukan penelitian kebahasaan.