Memperdalam Pemahaman Mengenai Etnografi dalam Kajian Budaya, Program Studi Doktor Kajian Budaya FIB Unud Gelar Kuliah Umum bertajuk Etnografi dalam Kajian Budaya
Pada Senin, 13 Januari 2024, Program Studi (Prodi) Doktor Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana menggelar kuliah tamu yang menghadirkan narasumber dari Università di Napoli L'Orientale, Italia, yaitu Prof. Antonia Soriente. Bertempat di Ruang Soekarno, Kampus FIB Denpasar, kuliah tamu ini membahas topik "Etnografi dalam Kajian Budaya" dan dihadiri oleh sekitar 31 peserta, yang terdiri dari mahasiswa dan dosen di lingkungan FIB Unud, alumni, serta akademisi dari berbagai kampus di Bali.
Kuliah tamu dipandu oleh moderator yang juga merupakan mahasiswa S3 Kajian Budaya FIB Unud, Ni Made Ari Yanti Putri Negara, S.Sn., M.Si. serta juga di isi oleh pengantar yang dibawakan oleh Prof. I Nyoman Darma Putra, Ph.D. yang juga merupakan Koprodi Doktor Kajian Budaya FIB Unud.
Dalam pengantarnya, Prof. I Nyoman Darma Putra, Ph.D. menyampaikan bahwa tujuan utama diadakannya kuliah tamu ini ialah untuk memperluas pemahaman mahasiswa terkait teori-teori dalam Kajian Budaya, terkhususnya dalam bidang Etnografi. Dengan menghadirkan pembicara Internasional, beliau berharap semoga mahasiswa dan peserta kuliah tamu dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan juga sudut pandang yang luas terkait topik yang akan dibahas yaitu “Etnografi dalam Kajian Budaya”
Narasumber kuliah tamu kali ini, Prof. Antonia Soriente dalam pemaparan materinya menjelaskan berbagai hal, mulai dari mengenalkan apa itu Etnografi kepada para peserta, mulai dari defenisinya, ciri-cirinya, hingga perkembangan Etnografi itu sendiri. “Etnografi merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang berakar dari sosiologi dan antropologi, sehingga Etnografi sangatlah penting dalam studi kajian budaya dan juga kebudayaan” ucap beliau.
Prof. Antonia Soriente juga menambahkan bahwa ketika peneliti melakukan Etnografi, ia harus melakukannya dengan sungguh, seperti melakukan riset yang mendalam dengan riset langsung ke lapangan dalam waktu yang lama, sehingga bidang penelitian yang diteliti hasilnya dapat lebih akurat dan mendalam.
Pada sesi diskusi dan tanya jawab para peserta menanyakan berbagai pertanyaan seputar topik yang dibahas. Salah satu peserta menyinggung mengenai bagaimana etika yang benar ketika melakukan riset langsung ke lokasi. “Dalam beberapa konteks sensitif seperti penelitian mengenai agama, adat istiadat, ataupun perilaku; untuk mendapatkan data yang akurat dan mendalam, apakah kita harus ikut berbaur dalam agama, adat istiadat, ataupun kebiasaan tersebut?” tanya salah seorang peserta.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Prof. Antonia Soriente menegaskan bahwa dalam melakukan penelitian etnografi, peneliti harus menjaga keseimbangan antara objektivitas dan partisipasi. Ia menjelaskan bahwa untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam, peneliti memang perlu berinteraksi dengan masyarakat yang diteliti, namun tanpa harus terlibat sepenuhnya dalam praktik atau kepercayaan yang sedang diamati. Prof. Soriente menekankan pentingnya pendekatan yang etis dan sensitif terhadap budaya yang diteliti, dengan selalu menjaga batasan profesional dan menghormati norma-norma lokal.
UDAYANA UNIVERSITY