Mengangkat Budaya Lokal Melalui Lomba, HMPSSI FIB Unud Selenggarakan Acara Pembukaan dan Perlombaan Story Telling sebagai Rangkaian dari CCED 2025
Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris (HMPSSI) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana (Unud) selenggarakan rangkaian kedua dari kegiatan Competition and Charity of English Department (CCED) 2025. Acara ini merupakan sebuah program kerja tahunan yang diusung oleh HMPSSI FIB Unud yang agenda utamanya donasi ke sekolah dan perlombaan bahasa Inggris tingkat SMA/SMK/Sederajat. Rangkaian kedua kegiatan CCED 2025 dilangsungkan pada hari Jumat, 16 Mei 2025, bertempat di Auditorium Widya Sabha, FIB Unud. Mengusung tema “Amplifying Youth Power through Bridging Tradition and Innovation for Local Cultural Resilience”, CCED tahun ini bertujuan untuk menjadi wadah bagi generasi muda dalam mengembangkan kreativitas serta berkontribusi dalam pelestarian budaya lokal agar semakin dikenal secara global.
Rangkaian pertama dari kegiatan CCED 2025 adalah kegiatan donasi dan pengabdian yang dilangsungkan di SD Negeri 2 Pejeng, Gianyar. Kegiatan yang telah dilangsungkan pada tanggal 9 Mei 2025 yang lalu, bertujuan untuk mengajak para peserta untuk berbagi dan peduli terhadap sesama. Sementara itu, rangkaian kedua dari kegiatan ini adalah acara pembukaan dan perlombaan story telling. Terdapat beberapa perlombaan yang dilombakan, di antaranya Story Telling, Speech, dan News Reading. Lomba Story Telling dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2025, sedangkan lomba News Reading dan Speech akan dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2025, yang kemudian dilanjutkan oleh rangkaian terakhir kegiatan yaitu acara penutupan sekaligus awarding ceremony yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2025.
Acara pembukaan perlombaan CCED 2025 ditandai secara resmi dengan pemukulan gong oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana yang pada kesempatan ini diwakili oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Perencanaan, Dr. I Gede Oeinada, S.S., M.Hum. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah membantu menyiapkan acara ini. “FIB Unud sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan ini, apalagi kegiatan ini melibatkan berbagai berbagai pihak sponsor serta siswa-siswa SMA/SMK/Sederajat, yang mana dapat menambah citra FIB Unud, serta sekaligus dapat menjadi ajang promosi yang baik terutama bagi mereka yang memang berminat ingin melanjutkan studi ke FIB Unud”, ucap beliau.
Secara keseluruhan, pada gelaran CCED tahun ini, terdapat 72 peserta yang berasal dari berbagai SMA/SMK Sederajat di Bali, berpartisipasi dalam tiga (3) jenis lomba yang diperlombakan. Sejumlah 25 peserta pada lomba story telling, 30 peserta pada lomba Speech, dan 17 peserta pada lomba news reading. Lomba Story Telling yang dilangsungkan setelah acara pembukaan mengusung cerita-cerita lokal untuk dibawakan dalam bahasa Inggris, yaitu cerita rakyat I Siap Selem, Malin Kundang, Si Pitung, Bawang Merah dan Bawang Putih, serta legenda Batu Gantung dari Danau Toba. Peserta yang berasal dari berbagai SMA/SMK Sederajat, menunjukkan semangatnya dalam mengikuti lomba tersebut. Hal itu dapat dilihat dari kreativitas kostum dan properti yang digunakan oleh peserta.
Lomba story telling tersebut dibagi menjadi dua sesi, sesi pagi yaitu untuk nomor peserta 1 - 13, dan sesi sore untuk nomor peserta 14 - 25. Adapun lomba ini menghadirkan tiga Juri, dua dari dosen Prodi Sastra Inggris FIB Unud, yaitu Galuh Febri Putra, S.Pd., M.A., dan Nissa Puspitaning Adni, S.S., M.Hum. dan satu juri luar dari Prodi Sastra Inggris Fakultas Bahasa Asing, Universitas Mahasaraswati, Ni Putu Cahyani Putri Utami, S.S., M.Hum. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi feedback dari dewan Juri yang diwakili oleh ketua Dewan Juri, Galuh Febri Putra, S.Pd., M.A. Dalam sesi tersebut, Pak Galuh yang juga merupakan dosen pengampu English Performing Arts Drama dan Story Telling menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya terhadap antusias dan kreativitas siswa dalam menyajikan cerita.
Lebih lanjut, beliau juga menjelaskan tentang, berakting dalam membawakan sebuah cerita itu sendiri ada dua jenis, akting yang realistis dan akting yang artistik, di depan kamera adalah akting realistis, sementara di panggung adalah akting artistik. Ada banyak cara untuk menyampaikan emosi di panggung, tidak melulu harus berteriak dan histeris untuk menggambarkan rasa sedih, dan tidak harus selalu tertawa terbahak-bahak untuk menunjukkan rasa bahagia. “Sedikit masukkan dari kami, adalah perhatikan lagi bagaimana adik-adik mengelola energi di atas panggung, ada yang terlalu emosional, sehingga energinya habis di detik-detik terakhir”, ucap beliau. Rangkaian kedua kegiatan CCED ini kemudian ditutup dengan penyerahan sertifikat untuk tim juri dan foto bersama. Sementara itu, info pemenang dapat dilihat pada postingan instagram @ccedudayana.
UDAYANA UNIVERSITY