Prodi Arkeologi FIB Unud Selenggarakan Kuliah Tamu bertajuk Stone Age People of Europe: Archaeological, Chemical, and Transdisciplinary Studies

Prodi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana (FIB Unud), mengadakan kuliah tamu bertajuk "Stone Age People of Europe: Archaeological, Chemical, and Transdisciplinary Studies" pada Selasa, 7 Januari 2025. Acara ini berlangsung di Ruang 21 Gedung IB Mantra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana.

 

Kuliah tamu ini menghadirkan narasumber utama Prof. Aivar Kriiska, Ph.D., seorang arkeolog sekaligus kepala Institut Sejarah dan Arkeologi, Universitas Tartu, Estonia. Bidang keahlian beliau mencakup bidang arkeologi, geoarkeologi, dan studi DNA kuno. Pada kuliah tamu ini, Prof. Kriiska didampingi oleh Irina Khrustaleva, yang juga merupakan arkeolog prasejarah dari Universitas Tartu. 


Rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama antara FIB Unud dengan Universitas Tartu dalam bentuk berbagai aktivitas akademik dan riset untuk mengembangkan kualitas tenaga pendidik dan mahasiswa. Sejumlah 40 peserta hadir di dalam kuliah tamu ini. Peserta yang hadir terdiri dari mahasiswa dan dosen berbagai program studi, seperti arkeologi, antropologi, ilmu sejarah, dan sastra Inggris. 


Pemaparan materi diawali oleh Prof. Aivar Kriiska, Ph.D., yang memaparkan penelitiannya tentang teknologi dan kehidupan masyarakat Zaman Batu di Eropa. Dengan memanfaatkan pendekatan arkeologis, kimiawi, dan genetik, Prof. Kriiska menjelaskan berbagai penemuan tentang kehidupan di masa lalu di wilayah Eropa. 


Salah satu topik menarik yang diangkat adalah pemanfaatan tar kulit pohon birch sebagai bahan perekat. Perekat ini tidak hanya digunakan untuk menempelkan alat batu, tetapi juga dalam pembuatan tempat tinggal dan perahu. Tar birch, yang dihasilkan melalui proses pemanasan kulit kayu, memberikan wawasan penting tentang teknologi dan jaringan sosial masyarakat prasejarah.


Irina Khrustaleva juga turut menjelaskan tentang analisis DNA kuno yang diekstrak dari birch bark tar. Ia menjelaskan bahwa bahan ini, yang dahulu juga dikunyah oleh manusia prasejarah, memberikan informasi penting tentang susunan genetik, kesehatan, dan gaya hidup manusia purba. Pendekatan ini memperkaya pemahaman para peneliti tentang evolusi manusia dan hubungan antara bahan bahan alami dan genetik. “Ini salah satu hal yang saya sukai dari arkeologi. Dari hal-hal kecil, dari benda yang sangat kecil ini, kita bisa mendapatkan jutaan informasi. Kita bisa menemukan banyak hal dari mereka.” ujar Prof. Kiirska.


Sesi diskusi berlangsung aktif, salah satunya adalah pertanyaan mengenai bagaimana proses pembuatan perekat dari tar birch tersebut. Prof. Kriiska menjelaskan bahwa proses ini melibatkan pemanasan kulit kayu birch untuk mengekstrak resin, yang kemudian digunakan dalam berbagai aplikasi teknologi. Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat dan plakat kepada narasumber serta moderator sebagai bentuk apresiasi. Kegiatan diakhiri dengan foto bersama seluruh peserta dengan pembicara kuliah tamu.