Prodi S3 Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Laksanakan FGD SWOT untuk Melengkapi Dokumen Reakreditasi
Prodi Doktor Kajian Budaya FIB Universitas Udayana melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) membahas kinerja Prodi dengan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman). FGD yang dilaksanakan secara daring, 10 Desember 2024, berlangsung selama dua jam, dipandu oleh dosen Dr. Nanang Sutrisno, S.Ag., M.Si. FGD dilaksanakan untuk menggali bahan mengenai kinerja Prodi, masalah, dan strategi pengembangan dalam rangka reakreditasi.
Masalah linieritas yang dulu sempat menimbulkan ketakutan bahwa alumni Kajian Budaya yang tidak linier akan menghadapi kesulitan dalam naik pangkat/ jabatan fungsional. Kini, dengan adanya kebijakan baru tentang rumpun hingga ranting ilmu (keahlian), alumni Kajian Budaya bisa memilih keahlian yang mendekati bidang Kajian Buaya. "Belum lama ini ada alumni Kajian Budaya yang mendapat gelar profesor dengan keahlian 'komunikasi lintas budaya', terkait dengan budaya," ujar Prof. Darma.
Sampai Agustus 2024, Prodi Doktor Kajian Budaya Unud menamatkan 289 orang doktor, 45 di antaranya sudah bergelar profesor, berarti 15,5 %. Ini adalah rasio baik karena sudah melampaui 10%. Bulan November/ Desember 2024 ada tambahan dua alumni Prodi Doktor Kajian Budaya Universitas Udayana yang meraih gelar guru besar, berarti jumlahnya meningkat menjadi 47, alias 16.2% dari total lulusan.
Dalam FGD dibahas berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi Prodi Kajian Budaya, yang secara umum kekuatan dan peluang yang dimiliki prodi lebih banyak dari kelemahan dan tantangan. Materi paparan disusun oleh Mahasiswa Angkatan 2024, disampaikan oleh I Gusti Ngurah Jayanti, dilengkapi oleh semua mahasiswa yang hadir. Komentar dan masukan diberikan oleh semua peserta, termasuk dari Ketua AKBI Dr. Yuliawan.
Ketua AKBI menyampaikan kehadiran dan kerja sama dengan AKBI dengan Prodi Kajian Budaya FIB Unud sangat penting dilanjutkan, dan bersama-sama meningkatkan kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi, termasuk kerja sama dengan pemerintah. Dibahas juga tentang penciri Prodi yaitu "Critical Culture" yang menjadi pembeda dengan prodi sejenis lainnya. Prodi Kajian Budaya Bali memiliki selogan: "Kritis Berlapis Jaya Berkarya". Dalam bahasa Inggris, padanan 'Critical Culture' adalah dibuat dengan selogan: "Hihghly Deeply Cultural Studies" Dalam FGD disepakati beberapa strategi pengembangan kerja sama luar negeri dalam riset dan publikasi sehingga Prodi, civitas, dan alumni kian maju secara global.
UDAYANA UNIVERSITY