Program Studi Linguistik Program Magister Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Selenggarakan Seminar Nasional Bahasa Ibu XVII
Program Studi Linguistik Program Magister FIB Unud menyelenggarakan Seminar Nasional Bahasa Ibu (SNBI) XVII. Seminar berlangsung secara hybrid, melalui zoom meeting dan luring pada Auditorium Widya Sabha Mandala FIB. Seminar kali ini mengusung tema “Menelisik Daya Bahasa Ibu dalam Perspektif Linguistik Digital” dan dihadiri oleh Rektor Universitas Udayana yang pada kesempatan kali ini diwakili oleh Wakil Rektor I, Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, M.P., IPU, Dekan FIB Unud, I Nyoman Aryawibawa S.S., M.A, Ph.D., Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Valentina Lovina Tanate, S.Pd., M.Hum., Rektor Universitas Papua Dr. Hugo Warami, S.Pd., M.Hum., Ketua Senat FIB Unud, para pemakalah, peneliti, dosen, dan mahasiswa S1, S2, dan S3 dari berbagai universitas.
Gelaran seminar Nasional Bahasa Ibu periode kali ini merupakan gelaran ke-17 dengan jumlah peserta yang selalu meningkat setiap tahunnya. Terdapat pula total 22 instansi yang terdaftar sebagai pemakalah dalam seminar. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan FIB Unud, I Nyoman Aryawibawa, S.S., M.A., Ph.D. Beliau membuka sambutan dengan memberi contoh bagaimana bahasa ibu dari Singapura, bahasa Melayu, mulai berkurang penggunaannya. Hampir setiap domain seperti rumah, sekolah, maupun lingkungan kerja tidak lagi menggunakan bahasa melayu, yang mungkin menyebabkan punahnya bahasa tersebut. Pada SNBI yang bertepatan dengan Hari Bahasa Ibu Internasional dan Hari Bahasa Bali ini, beliau berharap penggunaan bahasa Indonesia tidak berkurang, namun juga tidak menjadi alasan untuk tidak mengeksplorasi bahasa lokal/ibu.
Valentina Lovina Tanate, M.Hum., yang merupakan Kepala Balai Bahasa Bali menyampaikan bahwa tema yang diusung kali ini, “Menelisik Daya Bahasa Ibu dalam Perspektif Linguistik Digital”, merupakan tema yang relevan dengan zaman. Beliau merasa senang bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya. Sebelumnya pun, beberapa mahasiswa dan dosen FIB bekerja sama dengan Balai Bahasa Bali dalam pembentukan Kamus Valensi Bahasa Bali. Kamus tersebut pun digunakan sebagai sarana belajar bahasa bali sekaligus sarana mengabadikan bahasa daerah. Kedepannya, beliau berharap hubungan baik FIB dan Balai Bahasa yang menghasilkan hal-hal bermanfaat dapat terus berlanjut.
Wakil Rektor I Unud, Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, M.P., IPU mewakili Rektor Universitas Udayana memberi apresiasi kepada pembicara, peserta, serta panitia yang ikut andil dalam pelaksanaan SNBI kali ini. Terutama bagi Program Studi Linguistik Program Magister dan Doktor Linguistik yang menyelenggarakan seminar, bekerja sama dengan Balai Bahasa Bali. Beliau berharap seminar hari ini berjalan dengan lancar dan menghasilkan output yang sesuai. Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, M.P., IPU secara resmi membuka acara Seminar Bahasa Ibu Nasional dengan pemukulan gong.
Sesi pemaparan materi didahului oleh Rektor Universitas Papua, Dr. Hugo Warami, S.Pd., M.Hum. yang membawa materi berjudul “Bahasa Daerah Papua dalam Kota Digital”. Beliau memulai dengan mengutip perkataan mantan Presiden Indonesia Ke-7, Joko Widodo, yaitu bahasa daerah merupakan bagian penting dari kekayaan budaya. Terdapat tiga model pembinaan yang menjadi peluang bahasa daerah papua, yakni: pembinaan dan pengembangan bahasa daerah di papua, pembinaan dan pengembangan bahasa daerah untuk papua, serta pembinaaan dan pengembangan bahasa daerah papua. Ketiga model pembinaan ini bertujuan untuk menyebarkan bahasa daerah papua kepada berbagai jenis pembelajar sesuai modelnya.
Materi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Dra. Ni Made Suryati, M.Hum., guru besar FIB dengan judul materi Revitalisasi Bahasa Bali dalam Platform Digital: Peluang dan Tantangan. Beliau mendefinisikan revitalisasi bahasa daerah secara digital sebagai usaha menggiatkan kembali penggunaan Bahasa Bali dalam dunia digital seperti website atau media sosial. Berdasarkan penelusuran, beliau menyebut Bahasa Bali memiliki peluang besar dalam dunia digital karena masyarakat dan pemerintah sudah berusaha menerapkan revitalisasi. Usaha tersebut terbukti dengan tersedianya kamus Bahasa Bali, artikel-artikel berbahasa dan mengenai Bahasa Bali, serta website seperti Wiki Basa Bali yang beredar di internet.
Sesi ketiga membahas “Konstruksi Imaji dalam Puisi Lingkungan di Media Sosial” yang dipaparkan oleh Dr. I Gusti Ayu Agung Mas Triadnyani, S.S., M.Hum., yang merupakan dosen sekaligus koprodi dari Program Studi Sastra Indonesia FIB Unud. Menurut beliau, puisi lingkungan adalah puisi yang fokus pada lingkungan dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap ekologi melalui media artistik. Beliau menggunakan metode analisis struktur dan fokus pada empat jenis media sosial, yaitu: twitter, instagram, tiktok, dan facebook. Berdasarkan hasil penelitian, setiap penyair dari media sosial menggunakan strategi yang sama yakni memilih kata-kata yang dapat menghasilkan imajinasi visual bagi pembaca. Kata-kata seperti “manyun” pada kalimat “Alam pun manyun” untuk menggambarkan perasaan semesta menjadi contoh dari konstruksi imaji dari kelima panca indra.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang aktif diikuti oleh peserta baik secara luring maupun daring. Salah satu pertanyaan ialah apakah linguistik digital hanya sekedar perbedaan media atau ada potensi lainnya. Simpulan jawaban dari ketiga pembicara ialah ada potensi lainnya, yaitu mudahnya menghitung dan mengabadikan data melalui media digital. Acara pun resmi diakhiri oleh Koordinator Program Studi Linguistik, Program Magister FIB Unud, Dr. Ketut Widya Purnawati, S.S., M.Hum., yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh bagian yang terlibat dalam berjalannya Seminar Nasional Bahasa Ibu ini. (Eben & Fransiska)
UDAYANA UNIVERSITY