Program Studi Sastra Jawa Kuno FIB Unud Selenggarakan Kuliah Umum dengan tema “Bahasa dan Sastra Jawa Kuno Tutur”
Program Studi Sastra Jawa Kuno, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana mengadakan Kuliah Umum dengan tema Bahasa dan Sastra Jawa Kuno Tutur pada hari Jumat, 7 Maret 2025. Kegiatan berlangsung di Ruang Prof. Dr. Prijono, FIB Unud, dihadiri oleh seluruh mahasiswa aktif Sastra Jawa Kuno, Mahasiswa Program Studi Sastra Bali beserta para Dosen Sastra Jawa Kuno. Acara ini dimoderatori oleh Putu Widhi Kurniawan, S.S., M.Hum., dengan Narasumber Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa., M.Si. Narasumber merupakan akademisi dari Universitas Negeri Hindu Denpasar (UNHI) sekaligus Alumni dari Program Studi Sastra Jawa Kuno tahun 1980.
Kegiatan diawali dengan sambutan dari Koordinator Program Studi Sastra Jawa Kuno, Prof. Dr. Drs. I Nyoman Suarka, M.Hum., M.Pd. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada Himpunan Sastra Jawa Kuno atas kesediaannya membantu kelancaran acara Kuliah Umum ini. Lebih jauh, Prof Suarka menegaskan pentingnya posisi bahasa Jawa Kuno dalam khazanah kesusastraan Nusantara. “Dalam kesusastraan Bali misalnya, bahasa Jawa Kuno ini memberi dimensi spiritual yang kuat, sehingga ada istilah di masyarakat bahwa bahasa Kawi atau Jawa Kuno ini digunakan untuk ngewayahang basa (memperkuat karakter bahasa, red). Maka, oleh karena itulah pada tahun 1958 program studi ini didirikan untuk merawat kebudayaan Nusantara, khususnya yang disimpan pada peti wasiat bernama Pulau Bali ini,” katanya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan Kuliah Umum yang dimoderatori oleh Putu Widhi Kurniawan, S.S., M.Hum., dengan menghadirkan seorang narasumber ahli, Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa., M.Si. Beliau adalah salah satu akademisi yang sangat konsen terhadap studi kesusastraan Jawa Kuno, khususnya karya sastra tutur. Ketekunannya ditunjukkan melalui berbagai karya seputar kesusastraan tutur, dua di antaranya adalah buku Bhuwana Kosa: Pengetahuan Mistis dan Yoga Kepanditaan dan Gita Kandotama.
Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan bahwa Karya Sastra Tutur adalah kesusastraan Jawa Kuno yang berisi doktrin religi, ia juga menegaskan dalam konteks hindu-buddha (Siwa Buddha) teks Tutur adalah Teks Tattwa yang memiliki makna dan sifat yang tidak dapat dipikirkan secara logis, Teks tutur yang tua juga berisi sloka-sloka dari india yang diterjemahkan dan rincikan dalam Bahasa Jawa Kuno. Lebih lanjut, Ia mengatakan, kesusastraan tutur sangatlah penting dalam bangun khazanah kesusastraan Jawa Kuno. Kata tutur berarti ‘daya ingat’, ‘ingatan’, dan ‘kesadaran. “Secara khusus, matutur artinya mengingat, mengenang kembali, dan/atau menjadi sadar,”
Apabila ditinjau dalam konteks Hindu-Buddha, teks tutur adalah teks tattwa (filsafat) yang menjadi daya pelaksanaan keberagamaan. Beberapa teks tutur yang mengandung ajaran Siwa antara lain Bhuwana Kosa, Ganapati Tattwa, Jnanasidhanta, Dharma Patanjala, Dharma Sunya, sedangkan yang bernuansa Buddhisme adalah Sang Hyang Kamahayanikan, Kunjarakarna. “Dalam perspektif agama, tutur atau tattwa ini adalah ibarat kuning telur, sementara susila (tingkah laku, red) adalah putih telur, dan acara (upacara) adalah cangkang telurnya. Tutur itu tidak lagi bicara fenomena, tetapi apa yang terjadi di balik fenomena,” tegasnya. Ia menambahkan, salah satu karakteristik teks tutur adalah penggunaan bahasa Sanskerta, yang kemudian diparafrasekan dengan bahasa Jawa Kuno. Semakin banyak kadar bahasa Sanskerta dalam sebuah teks tutur, maka kemungkinannya adalah lebih tua. “Pada teks tutur bahasa Jawa Kuno berfungsi sebagai bahasa penerjemah, yang menjelaskan istilah Sanskerta dalam teks-teks tersebut,” katanya.
Sesi diskusi berlangsung interaktif. Para mahasiswa tampak aktif mengajukan beberapa pertanyaan. Setelah sesi diskusi, moderator Putu Widhi Kurniawan, S.S., M.Hum. menyampaikan harapannya agar kuliah umum ini dapat memberikan wawasan baru kepada para Mahasiswa serta memotivasi mereka untuk terus mempelajari karya sastra tutur, naskah tutur harus terus dieksplorasi, karena naskah tutur saat ini masih banyak peluang untuk diteliti oleh para mahasiswa. Acara kemudian diakhiri dengan penyerahan buku dari Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa., M.Si., kepada prodi yang kemudian diikuti oleh penyerahan sertifikat kepada Moderator dan Narasumber, serta diakhiri oleh sesi foto bersama (MR & IKE).
UDAYANA UNIVERSITY