Delegasi Unud Mengikuti Konferensi di Jawaharlal Nehru University India
Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unud Prof. Dr.
Sutjiati Beratha,M.A. memberikan kenang-kenangan kepada Dubes RI untuk India
Sidharto Reza Suryodiputro, disaksikan delegasi Unud.
Universitas Udayana turut serta mengambil bagian pada “3-Day International Conference dengan topik India & Southeast Asia: One Indic Belt Shared Culture & Common Destiny†yang diselenggarakan pada tanggal 26-28 April 2018, bertempat di Convention Centre, JNU.
Konferensi ini diselenggarakan oleh Centre for Chinese & Southeast Asian Studies Jawaharlal Nehru University (JNU) dengan dukungan Kedutaan Besar Indonesia untuk India di New Delhi, Indian Council of Social Science Research dan NHPC, serta mendapat dukungan pendanaan dari Erasmus+ Programme of the European Union.
Sejumlah perguruan tinggi Indonesia menjadi institusi konsultatif dalam konferensi ini, yakni Universitas Udayana, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Indraprastha Jakarta, dan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bahas 80 Topik
Konferensi ini memfasilitasi hampir 80 topik presentasi yang dibawakan oleh
sejumlah presenter dari berbagai negara yang terbagi atas sejumlah sesi tematik
yang membahas berbagai topik yang berkaitan dengan India dan Asia Tenggara.
Topik-topik tersebut meliputi Politics and Trade; Cooperation and Prospects; Cultural Heritage and Historical Linkages; Mithology, Language and Cultural Bonds; Cultural and Linguistic Afinity, Soft Power, Ethnic Affiliations, Sanskrit, and Culture; History, Religion. Status and Role of Women; India and Indoneisa in a Changing Global Order, Philosophy and World of Art; Reflections of Philosophical and Cultural Heritage, Emerging Challenges adn Security Issues; Shifting Focus and Depening Egangement; serta Folklore, Rituals, Festivals and Shared Experiences.
Dekan FIB Prof. Sutji menyampaikan makalah dalam
seminar.
Selain membahas topik mengenai India dan Asia Tenggara,
sejumlah sesi panel menyajikan topik Politics,
Trade, Maritime Strategy, and Migration serta Europe and Southeast Asia: Cultural Connections and Contacts.
Gelar Budaya
Selain mengetengahkan pembahasan ilmiah, konferensi ini juga menyajikan pagelaran
budaya Tabla, dan Violin, serta Wayang Kulit oleh Dalang Cilik Indonesia, serta
pertandingan eksibisi bulutangkis antara delegasi Indonesia dengan
Malaysia.
Nuansa Indonesia tampak mewarnai konferensi ini karena lagu kebangsaan
Indonesia Raya dikumandangkan pada sesi inagurasi setelah pengumandangan lagu
kebangsaan India. Demikian pula halnya dengan Gala Dinner yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar Republik
Indonesia di New Delhi.
Paper Delegasi Unud
Delegasi Unud terdiri dari delapan orang. Mereka
adalah Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, MA (Dekan Fakultas Ilmu Budaya), Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH,
MHum (Dekan Fakultas Hukum), Dr. Ida Bagus Rai Putra (Kepala Pusat Kajian
Lontar), dan Prof. Drs. I Made Suastra, MA, PhD (Guru Besar Fakultas Ilmu
Budaya), Drs. I Made Sendra, Msi (Dosen Fakutas Pariwisata), Idin Fasisaka SIP,
MA (Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), I Made Budi Arsika, SH, LLM
(Ketua Penjaminan Mutu Center for International Programs), dan I Nyoman
Maharta Jaya, SSos (Kepala Sub-bagian Kerjasama Luar Negeri).
Delegasi Unud berfoto bersama Dubes Indonesia
untuk India.
Dalam konferensi ini, delegasi Unud mempresentasikan
lima paper yang disusun oleh sejumlah dosen Unud. Masing-masing paper tersebut
berjudul “The
Contribution of
Sanskrit to the Balinese Languageâ€, “The Influence of Sanskrit Lexicon on Balinese
Language: A Historical-Linguistic Approachâ€, “Encouraging Sister City/Province
Cooperation between Indonesia and India: A Bridge to Foster Economic, Social,
and Cultural Developments at Regional Levelsâ€, “Emerging
Ritual of Ketupat War as a Social Practice in Preserving Agricultural Land in
Kapal Village, Badung Regency, Baliâ€, dan “Tablighi Jama’at: Indonesian and Indian
Muslims’ Shared Experienceâ€.
Internasionalisasi dan Kerjasama Strategis Unud
Pada saat merancang program dan mempersiapkan delegasi ini, Wakil Rektor
bidang Perencanaan, Kerjasama, Informasi Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra, SH, M.Hum. menekankan makna
strategis pengembangan kerjasama yang akan memperkuat pola ilmiah pokok
kebudayaan.
Profesor Wyasa Putra menyampaikan arahannya untuk melanjutkan serta semakin
memperluas kolaborasi dengan partner di India, Tiongkok, dan negara-negara Asia
Timur dan Asia Tenggara lainnya.
Keikutsertaan Unud dalam konferensi ini merupakan bentuk tindak lanjut atas
Memorandum of Understanding antara Unud dan JNU yang ditandatangani pimpinan
kedua universitas pada September 2016.
Pembicaraan mengenai keterlibatan Unud dalam kerjasama ini direalisasi dengan
mengadakan kunjungan resmi Unud ke kampus JNU di New Delhi pada 2017 oleh
Diretur Centre for International Programs Ni Putu Sri Harta Mimba, SE, Msi, PhD
dan Prof. Drs I Made Suastra, MA, PhD
beserta sejumlah delegasi lainnya.
Dekan FIB Didaulat Berikan Sambutan
Pada upacara pembukaan konferensi (sesi inagurasi), Ketua Delegasi Unud Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, MA yang didaulat untuk memberikan sambutan atas nama Rektor Unud menyampaikan
keseriusan Unud dalam mengembangkan kerjasama dengan partner dari India dengan
menunjukkan sejumlah fakta.
Dekan FIB Unud Prof. Sutji berdialog bersama
peserta seminar.
Salah satunya adalah penempatan patung tokoh
kharismatik India Mahatma Gandhi di kampus Unud yang diresmikan secara langsung oleh Wakil
Presiden India H.E Mohammad Hamid Ansari pada November 2015.
Unud juga menjadi tuan rumah Incredible India Education Fair (IIEF) pada Februari 2017 yang
memberikan ruang untuk memromosikan sekitar 20 perguruan tinggi India selain
secara konsisten memberikan panggung bagi pementasan tarian India dalam ajang Udayana University Day of International
Student.
Berkaitan dengan
kegiatan ilmiah, Profesor Sutjiati juga menjelaskan bahwa Unud pernah menjadi
tuan rumah International Conference on
Emerging Trends in Multiculturalism yang
diselenggarakan secara bersama-sama dengan salah satu partner India pada
bulan Juni 2017 serta akan kembali menjadi tuan rumah konferensi internasional
dengan menggandeng sejumlah lembaga dari India pada bulan Mei mendatang.
Pusat Kajian Lontar Unud sebagai Leading Sector
Fakultas Ilmu Budaya dan Pusat Kajian Lontar
Unud siap menjadi leading sector dalam kolaborasi kebudayaan dan
pengembangan bahasa Sansekerta dengan Partner India
Kerjasama antara Unud dan Partner India
sesungguhnya telah berlangsung sejak lama. Peran Prof. Dr. Ida Bagus Mantra tentu
tidak dapat diabaikan. Beliau merupakan Dosen Unud yang meraih gelar doktor di Shantiniketan Vishwa Bharati University,
Dekan kedua FIB, pernah menjabat Rektor Unud, Direktur Jenderal Kebudayaan,
serta Duta Besar Indonesia untuk India.
Penggunaan bahasa Sansekerta (Sanskrit)
di Bali ternyata mendapat atensi tinggi dari peserta konferensi. Dalam konteks
ini, sejumlah program studi di bawah Fakultas Ilmu Budaya Unud, di antaranya
Program Studi Sastra Jawa Kuno, Sastra Bali, Sejarah, dan Arkeologi serta Pusat
Kajian Lontar tentu dapat memainkan peranan penting untuk mengembangkan
kerjasama antara Unud dan partner India di bidang Sansekerta dan kajian lintas budaya dan peradaban antara Bali dan India.
Fakultas Ilmu Budaya selama ini telah mampu
melestarikan hubungan antara India dengan Bali dengan mengadakan sejumlah
kajian, misalnya tentang sejarah aksara Bali yang menurut literatur berasal dan
Pre-Nagari, dan Palava/ Vengi yang kemudian berkembang menjadi
aksara Swalalita.
Kiprah FIB tentu sangat berhubungan dengan tema
konferensi ini yaitu One Indic Belt
Shared Culture & Common Destiny karena FIB telah
secara aktif mengkaji berbagai pengaruh kebudayaan India yang kemudian
berkembang sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki Bali serta leksikon Sanskrit yang sudah menjadi
kazanah bahasa Bali dan bahkan Indonesia.
Kagum pada Unud
Pihak JNU mengekspresikan kekagumannya terhadap
Unud karena memiliki Pusat Kajian Lontor yang mengoleksi lebih dari 1000 buah
lontar sebagai pusat ilmu pengetahuan. Bahkan, JNU sendiri mengakui tidak memiliki pusat kajian seperti ini. Dr. Gautam
Kumar Jha, sCentre for Chinese and
Southeast Asian Studies JNU yang sekaligus Indonesianis, menyatakan akan mengundang dosen tamu visiting
lecturer ke JNU untuk mengajarkan cara menulis aksara di JNU.
Sambutan yang amat sangat hangat diberikan oleh
pihak JNU kepada delegasi Unud. Selain itu, apresiasi juga diberikan oleh
sejumlah alumni Dharma Siswa RI asal India yang pernah mengenyam perkuliahan pada
program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) FIB Unud (*).
UDAYANA UNIVERSITY