Dosen Universitas Muhammadiyah Mataram Raih Gelar Doktor Linguistik di FIB Unud

Promotor Prof. Dr. I Ketut Dharma Laksana (kanan) mengenakan toga kepada doktor baru Irma Setiawan (Foto-foto Ida Ayu Laksmita Sari)

 

Program Studi Doktor (S3) Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana menyelenggarakan Promosi Doktor atas nama Irma Setiawan, S.Pd.,M.Pd., Jumat 18 Januari 2019, di ruang Ir. Soekarno kampus setempat.

 

Irma Setiawan, dosen Universitas Muhammadiyah Mataram, berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Teks Debat Calon Presiden Republik Indonesia Periode 2014-2019: Kajian Linguistik Fungsional Sistemik”. Ia merupakan doktor ke-52 di lingkungan Prodi Doktor Linguistik FIB Unud.

 

Doktor baru Irma Setiawan berfoto bersama dewan penguji.

Tim Penguji

Ketua Penguji pada ujian terbuka kali ini adalah Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. Anggota penguji terdiri dari Prof. Dr. I Ketut Darma Laksana, M.Hum. (Promotor); Prof. Drs. H. Mahyuni, M.A., Ph.D. (Kopromotor I); Drs. I Nyoman Udayana, M.Litt., Ph.D. (Kopromotor II); Prof. Dr. Aron Meko Mbete; Prof. Dr. I Wayan Simpen, M.Hum.; Dr. Putu Sutama, M.S.; Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum.; dan Dr. Ni Ketut Ratna Erawati, M.Hum.

 

Ajang Memperkenalkan Visi-Misi Capres

Dalam disertasinya, Setiawan menyampaikan bahwa debat capres merupakan aktivitas kebahasaan yang bersifat politik yang memuat beragam pandangan atau argumentasi antarpelibat.

 

Dr. Irma Setiawan.


Menurut Irma Setiawan tujuan utama dari debat capres ialah untuk memaparkan, mempertukarkan, dan menarik perhatian atau minat dari penyimak.

 

“Kegitan ini tidak bermaksud mencari pemenang, melainkan hanya mengenalkan visi-misi atau gagasan politik kepada rakyat Indonesia,” jelas Setiawan.

 

Penelitian Setiawan bertujuan untuk mendeskripsikan sistem pemaparan, pertukaran, dan pengorganisasian pengalaman linguistik para capres dan Teks Debat Capres dan menjelaskan representasi ideologi teks dari kegiatan debat yang dilakukan oleh kedua capres yaitu Prabowo Subianto dan Joko Widodo.

 

Temuan

Dosen Universitas Muhammadiyah Mataram ini mengungkapkan beberapa temuan dalam disertasinya, di antaranya teks debat capres merupakan teks lisan bergenre debat. Terdapat beberapa fitur teks seperti argumentasi, dekskripsi, tanya jawab, dan persuasif.

 

“Secara keseluruhan didominasi oleh teks argumentasi dengan pola pengembangan induksi yang beralur sebab-akibat atau akibat-sebab,” jelasnya.

 

Ciri-ciri transitivitas Teks Debat Capres berproses tingkah laku, artinya verba dalam klausa teks tersebut cenderung memuat rangkaian aktivitas pelibat yang bersifat fisiologis, yakni gabungan sikap psikologis dan empiris, sehingga menjangkau aspek mental dan fisik sasaran aksi.

 

Irma setiawan juga mengungkapkan bahwa realisasi modalitas teks debat capres memiliki ciri spasifik menggunakan probabilitas mungkin, artinya nilai pernyataan, pandangan, dan pertimbangan pengguna bahasa dalam teks berada pada tahap perencanaan.

 

“Sifat probabilitas mungkin tidak mengharuskan pengguna bahasa untuk merealisasika kebijakan politiknya,” jelasnya (Ida Ayu Laksmita Sari).