FIB Unud Laksanakan Lokakarya Desain RPS “Outcome Based Education†dalam “Blended Learning†Selama Dua Hari
Prof. Dr. Ni
Wayan Sri Suprapti,S.E., M.Si.
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana melaksanakan Lokakarya Desain Rencana Pembelajaan Semester (RPS) "Outcome Based Education dalam Blended Learning" selama dua hari, Jumat 4 September dan Senin 7 September 2020. Kegiatan yang dilaksanakan secara daring dengan aplikasi Webex itu diikuti semua dosen FIB Unud.
Acara lokakarya dibuka oleh Dekan FIB yang diwakili oleh WD I bidang akademik I Nyoman Aryawibawa,M.A., Ph.D. Pada hari pertama, tampil dua pembicara sebagai narasumber yaitu Ketua LP3M Unud, Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, S.E., M.Si. dan dosen FIB Unud Silvia Damayanti, S.S., M.Hum. Selain para dosen, lokakarya juga diikuti oleh Dekan FIB Unud Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. dan para wakil dekan.
Dekan FIB Unud Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum.
Dalam sambutannnya, WD I I Nyoman Aryawibawa, M.A., Ph.D. menyampaikan bahwa kegiatan lokakarya ini dilaksanakan untuk mencapai beberapa tujuan. Selain untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan meningkatkan mutu pendidikan, juga untuk mengantisipasi program pendidikan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar (KMMB).
“Berbagai perkembangan dan perubahan kebijakan memaksa kita juga harus menyesuaikan program dan metode belajar mengajar kita,†ujarnya. Disebutkan juga situasi pandemik menuntut pelaksanaan perkuliahan secara daring.
Wakil Dekan I, I Nyoman Aryawibawa, M.A., Ph.D.
Kegiatan lokakarya ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di FIB sehingga mendukung proses akreditasi nasional dan regional atau internasional.
Pendidikan Berbasis Luaran
Dalam presentasinya, Prof. Suprapti menyampaikan materi “OBE dan Blended Learning†yang menjelaskan proses pendidikan outcome based education (OBE) atau pendidikan berbasis luaran. Pendidikan berbasis luaran ini menekankan pada penguasaan pengetahuan daripada hanya sekadar mengumpulkan kredit perkuliahan.
Prof. Suprapti menjelaskan mengenai pentingnya mata kuliah dilengkapi dengan RPS karena itu merupakan persyaratan standar pendidikan nasional yang diatur dalam Peraturan Menteri. Pada saat itu, diungkapkan juga pentingnya para dosen untuk memahami beban kerja mahasiswa dalam kuliah sehingga tujuan pencapaian pengetahuan dan keterampilan tercapai setelah proses belajar selesai.
“Yang penting dalam OBE adalah gambaran yang jelas tentang kemampuan penting yang bisa dilakukan oleh mahasiswa saat lulus,†ujar Prof. Suprapti, dosen FEB Unud.
Narasumber kedua, Silvia Damayanti, S.S., M.Hum. menyajikan materi “Outcome mapping†yang banyak menjelaskan konsep teoritis dan praktis dalam penyusunan RPS. Penekanan diberikan pada cara menyusun RPS agar capaian pembelajaran bisa dicapai sesuai proses yang semestinya dan kualitas yang memenuhi standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Silvia Damayanti, S.S.,
M.Hum.
Dijelaskan bahwa pentingnya penyusunan RPS Outcome Based Education dalam blended learning (pembelajaran campuran antara tatap muka dan secara daring), dimana mahasiswa nantinya tidak hanya menyelesaikan kuliahnya tepat waktu tetapi agar mereka bisa mencapai tujuan kuliah sesuai dengan profil lulusan.
Pencapaian akhir mahasiswa terdapat pada RPS OBE dan kurikulum adalah agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan situasi yang menyenangkan, serta adanya penilaian yang sesuai.
RPS OBE dalam blended learning ini juga disesuaikan dengan Learning Outcomes (capaian pembelajaran) di mana setelah menyelesaikan kuliah, mahasiswa mesti memiliki skill berkomunikasi yang baik, penguasaan teknologi dan bisa berpikir kritis sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang kompetitif. Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka diterapkan untuk mencapai kualitas lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja.
Outcome Based Education
Prinsip Outcome Based Education adalah berfokus pada kompetensi, memiliki desain kurikulum yang baik, memiliki constructional alignment yang sesuai (penilaian-aktivitas kelas-kompetensi-LO), learning opportunities, dan juga PPEPP.
Kata kerja operasional yang digunakan dalam RPS OBE ini tidak lagi pada C1-C2 yaitu ‘remembering’ dan ‘understanding’ tetapi dihadapkan agar menggunakan kata-kata operasional di C3-C6 ‘applying, analyzing, evaluating, dan creating’.
Selanjutnya konsep untuk outcome mapping itu sendiri adalah pemetaan capaian dengan menyelaraskan capaian pembelajaran mata kulilah (CPMK) dan capaian pembelajaran lulusan (CPL), peta visual suatu program yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana peserta didik memenuhi CPL di level mata kuliah, pemetaan capaian berfokus pada pembelajaran peserta didik, serta pemetaan tentang bagimana seluruh CPMK secara bersama-sama membangun CPL (dm).
UDAYANA UNIVERSITY