Membangun Sinergi Antarlembaga di Universitas Udayana: Catatan Kunjungan Rektor ke Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana
Rektor Universitas Udayana Melihat fasilitas di perpustakaan FIB Unud
Pada hari Kamis, tanggal 24 Januari 2019 Rektor Universitas Udayana melakukan kunjungan ke Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Sebelum acara dialog bersama segenap sivitas akademika kampus kuning itu dilakukan, Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. (S) K serta seluruh rombongan meninjau sejumlah gedung yang ada di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya.
Dengan cermat
rombongan yang tampaknya telah membagi tugas meninjau satu persatu fasilitas
gedung di fakultas tertua ini. Tim rektorat bergerak mulai dari ruang kuliah
yang ada di Gedung Gorris. Usai meninjau kapasitas ruang kuliah S1, Ibu Rektor
bersama rombongan meninjau ruang kuliah, administrasi, dan perpustakaan S2 dan
S3 Kajian Budaya di Gedung Prof. Bagus. Setelah mengelilingi Gedung Prof Bagus,
tim melanjutkan peninjauan ke Gedung Poerbatjaraka sebagai salah satu gedung
terbaru di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Saat itu,
rektor sempat becengkrama dengan staf di S2 dan S3 Linguistik, termasuk pula
mengunjungi Pusat Kajian Lontar Universitas Udayana. Pusat Kajian Lontar
merupakan salah satu unggulan Universitas Udayana karena lembaga ini didirikan
sejak awal Fakultas Ilmu Budaya dirintis pada tahun 1958. Pusat Kajian Lontar
merupakan lembaga terbesar ketiga dalam penyimpanan pustaka lontar di Bali
setelah Gedong Kirtya dan Pusat Dokumentasi Kebudayaan Bali.
Menurut keterangan Ketua Pusat Kajian Lontar yaitu Ida Bagus Rai Putra kepada Rektor Universitas Udayana, saat ini Pusat Kajian Lontar tidak hanya melakukan perawatan dan pelestarian terhadap pustaka-pustaka penting peradaban batin Bali, tetapi juga pengembangan. Aktivitas Pusat Kajian Lontar yang dilaporkan kepada Rektor saat itu adalah alih aksara, alih bahasa, konservasi, termasuk terobosan untuk melakukan digitalisasi lontar. Hasil digitalisasi lontar bahkan telah menghasilkan 15 HKI. Sementara itu, dalam kegiatan akademis, Pusat Kajian Lontar juga aktif melakukan terbitan kajian yang terhimpun dalam satu buku berjudul Prabhajnyana: Kajian Pustaka Lontar. Sampai saat ini sudah ada 3 buku terbitan yang dilakukan sejak tahun 2016. Pada tahun 2018 untuk menunjang aktivitas di Pusat Kajian Lontar Universitas Udayana, Rektor telah memberikan bantuan berupa komputer, laptop, kamera, dan LCD untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Pusat Kajian Lontar.
Dari Pusat
Kajian Lontar, rektor bertolak menuju ke “jantung perguruan tinggi†yaitu
Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Rombongan agaknya
terkesima mendengarkan paparan dari staf perpustakaan bahwa koleksi buku yang
disimpan di fakultas ini juga banyak pustaka klasik yang saat ini sudah sangat
jarang ditemukan di berbagai perpustakaan lainnya. Oleh sebab itulah usaha
peningkatan mutu layanan di perpustakaan perlu ditingkatkan, agar
pustaka-pustaka itu dapat diakses dan diperdalam oleh mahasiswa di lingkungan
Fakultas Ilmu Budaya. Demikian amanat rektor perempuan pertama di Univeristas
Udayana kepada staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya.
Rektor melihat koleksi HKI yang dimiliki oleh FIB Unud
Usai melakukan kunjungan sekaligus berdialog dengan hangat kepada staf di Lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, rombongan menuju ke Auditorium Prof. IB Mantra. Di auditorium inilah dialog dengan sivitas akademika Fakultas Ilmu Budaya dilakukan. Rombongan Rektor didampingi oleh Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, dan Wakil Rektor IV, termasuk pula pimpinan LP2M, LP3M, dan biro-biro yang ada di lingkungan Universitas Udayana. Dekan Fakultas Ilmu Budaya dalam sambutannya melaporkan bahwa capaian Fakultas Ilmu Budaya tahun 2018 sangat maksimal, bahkan melampaui target untuk semua indikator. Hanya satu hal yang belum mampu diwujdukan yaitu Pusat Unggulan Iptek (PUI) karena kebijakan Kemenristek Dikti hanya menetapkan satu pusat unggulan di Universitas Udayana. Meskipun demikian, usaha ke arah tersebut sudah dilakukan dengan melakukan berbagai kajian terhadap pustaka-pustakan lontar koleksi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.
Prof. Sujtiati Beratha memberi laporan berkaitan dengan aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dirangkum menjadi empat hal utama yaitu akademik, sarana-prasarana, kepegawaian, dan keuangan, serta kemahasiswaan. Pada kesempatan itu pula Ibu Dekan Fakultas Ilmu Budaya menyampaikan bahwa secara kelembagaan, prodi-prodi di lingkungan FIB sedang mempersiapkan akreditasi, termasuk AUN untuk Prodi Sastra Inggris. Dari segi sarana-prasarana perpustakaan, Dekan FIB mengharapkan bantuan berupa komputer sehingga aktivitas akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen termasuk administrasi dapat dilaksanakan dengan optimal. Dalam hal akademis lainnya, pembukaan prodi Bahasa Perancis juga telah mendapatkan pendampingan yang kedua kalinya sehingga persiapannya semakin matang. Bertemali dengan persiapan pembukaan program studi Bahasa Perancis, Fakultas Ilmu Budaya juga tengah mengusahakan pembukaan Pusat Studi Bahasa dan Sasta Korea bulan Maret tahun 2019.
Dalam bidang penataan tata ruang kampus, Dekan FIB yang sedang getol melakukan berbagai kajian inovatif terhadap lontar-lontar Bali ini juga menyampaikan rencana pembangunan Mandala Majapahit di Fakultas Ilmu Budaya. Rencana tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa FIB Unud banyak menyimpan benda cagar budaya seperti lontar yang telah berusia puluhan tahun, prasasti, patung Saraswati, dan yang lainnya. Dengan pembangunan tersebut, kesan FIB Unud sebagai kampus berbasis budaya dapat dicitrakan dengan lebih optimal. Dari segi kepegawaian dan dosen, FIB Unud telah mengusulkan untuk memperpanjang kontrak sejumlah tenaga pegawai termasuk mengusulkan sejumlah pegawai baru untuk menunjang aktivitas belajar-mengajar di FIB. Pada bagian akhir laporannya, Prof Suci menyampaikan bahwa FIB sebagai bagian dari Unud akan terus-menerus menunjang berbagai visi yang diorientasikan oleh Universitas Udayana.
Rektor memberikan arahan dan pendapat tentang kondisi di FIB Unud
Rektor
Unud dalam arahannya menyampaikan bahwa vibrasi FIB sebagai kampus tertua di
Universitas Udayana berbeda dengan fakultas lainnya karena fakultas ini kental
dengan nilai sejarah dan warisan cagar budaya. Rektor pada kesempatan tersebut
juga menyampaikan harapan agar FIB Unud menjadi lembaga yang mengawal pola
ilmiah pokok kebudayaan yang dicanangkan oleh Universitas Udayana. Dari
peninjauan yang langsung dilakukan oleh Rektor bersama jajarannya, fasilitas
kampus di FIB secara umum dinilai sudah sangat memadai jika dibandingkan dengan
fakultas lainnya. Melalui kunjungan ini, ibu Prof. Dr. A.A. Raka Sudewi
berharap dapat bersinergi untuk mewujudkan visi Unud yaitu unggul, mandiri, dan
berbudaya. Dengan sinergi yang dibangun bersama seluruh sivitas akademika Unud
inilah visi tersebut secara konsisten dan berkelanjutan dapat diwujudkan.
UDAYANA UNIVERSITY