Raih Gelar Doktor Kajian Budaya, I Gusti Ayu Andani Pertiwi Bawakan Resistensi terhadap Dominasi Patriarki dalam Novel Jepang

Pada hari Senin 26 Mei 2025, Program Studi Doktor Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana melangsungkan ujian terbuka di Ruang Ir. Soekarno, Gedung Poerbatjaraka, FIB Unud. Promovenda yang bernama I Gusti Ayu Andani Pertiwi, S.S., M.Si., merupakan doktor ke-291 (dua ratus sembilan puluh satu) di Program Studi Doktor Kajian Budaya FIB Unud, dan ke-247 (dua ratus empat puluh tujuh) di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Disertasi yang dibawakan oleh promovenda berjudul, “Resistensi terhadap Dominasi Patriarki dalam Novel Jepang Era Heisei (1989–2019)” menggambarkan tentang resistensi terhadap norma-norma patriarki dan isu-isu gender dalam masyarakat Jepang. Promovenda berhasil mempertahankan disertasinya dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude atau dengan pujian.


Penelitian ini mengangkat tiga permasalahan utama terkait faktor penyebab, bentuk, dan implikasi resistensi patriarki, dengan pendekatan teori dekonstruksi, feminisme, dan tubuh sosial serta metode kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan perspektif Kajian Budaya yang berfokus pada karya sastra sebagai teks budaya, yang dilaksanakan secara intensif dari Januari 2023 hingga Mei 2025 dan diawali dengan studi pustaka serta pemetaan isu wacana gender dalam sastra Jepang sebagai fondasi konseptual. Sumber data primer penelitian ini berupa novel asli berbahasa Jepang dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia dari ketiga novel yakni Out karya Natsuo Kirino, Novel Susu dan Telur karya Kawakami Mieko, dan novel Gadis Minimarket karya Sayaka Murata.


Hasilnya menunjukkan bahwa resistensi yang terjadi dipicu oleh ketidakadilan gender, kemandirian ekonomi, dan kesadaran identitas diri, dengan bentuk utama berupa penolakan terhadap peran tradisional perempuan (memasuki ruang publik, tidak menikah) dan norma sosial Jepang (pembunuhan, menjadi ibu tunggal, menolak standar kecantikan yang sempit, dan bekerja paruh waktu meski tidak menikah). Implikasi resistensi tersebut meliputi munculnya kesadaran perempuan akan hak dan agensinya, penciptaan makna baru perempuan yang multi peran, solidaritas perempuan yang melawan norma patriarki, dan munculnya model keluarga alternatif. Dari sana, dapat dilihat dinamika hubungan antara struktur patriarki dan upaya resistensi perempuan untuk meraih kebebasan baik itu sebagai individu maupun sosial. 


Pada akhirnya, dari penelitian ini didapatkan sebuah penegasan bahwa ketiga novel tersebut tidak hanya berfungsi sebagai kritik terhadap patriarki, tetapi juga sebagai media refleksi atas perubahan sosial di Jepang era Heisei. Nyatanya, ketiga novel tersebut berhasil memainkan perannya berperan sebagai kritik sekaligus refleksi perubahan sosial Jepang era Heisei. Menutup ujian, promotor Dr. Ida Ayu Laksmita Sari, S.Hum., M.Hum., dalam pidato singkatnya, menyampaikan bahwa ada banyak studi tentang Jepang di Indonesia, akan tetapi masih sedikit yang terbit menjadi sebuah buku. Oleh karena itu, akan menjadi ide dan masukkan yang baik, apabila disertasi ini disunting dan diterbitkan untuk menjadi buku untuk memperkaya studi kejepangan yang berkembang pesat di Indonesia.