Senat FIB Unud Gelar Bhakti Tri Hita Karana Ke-2 di Pura Erjeruk

Bersih-bersih di pantai (Foto-foto Indra Pradhana).

Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud kembali menyelenggarakan bakti sosial yang dikenal dengan istilah "Bhakti Tri Hita Karana", di Pura Erjeruk, Sukawati, Gianyar, Sabtu 7 April 2018.

Kegiatan ini merupakan implementasi dharma ke-3 yakni pengabdian dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi ini mengambil tema "Sarining Ayah" (Intisari Pengabdian).

Kegiatan pengabdian dibuka secara resmi Dekan Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha,M.A. dengan simbolisasi penyerahan bibit tanaman dari perwakilan mahasiswa kepada Dekan FIB yang dilanjutkan diberikan kepada pihak desa.

Dekan FIB Prof. Dr. Sutjiati Beratha,M.A. saat pembukaan acara pengabdian.

Tema "Sarining Ayah" sangat kental nuansa kekeluargaannya. Di samping peserta yang terdiri dari mahasiswa tersebut diajak bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, mereka juga dipupuk kesadarannya terhadap pentingnya menjaga lingkungan.

Pesan Dekan

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha,M.A. mengajak mahasiswa untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang sudah diterima, misalnya konsep Tri Hita Karana, yang mengandung ajaran global atau universal value.

"Konsep Ahimsa yang berarti tidak boleh menyakiti dan konsep Tat Twam Asi yang mengandung arti Aku adalah kamu, dan kamu adalah aku," pesan Dekan kepada ratusan mahasiswa dengan tujuan agar masing-masing dari mereka saling menghargai satu sama lain.

Peserta baksos.

Diawali Persembahyangan

Kegiatan Bhakti Tri Hita Karana II ini dimulai dengan melakukan persembahyangan bersama di Pura Erjeruk yang dipimpin oleh sulinggih di pura tersebut. Acara dilanjutkan dengan membagi peserta menjadi beberapa kelompok yang ditugaskan untuk menanam pohon, membersihkan pantai dan lingkungan sekitar, serta memasang tanda parkir motor di dekat Pura Erjeruk.

Sembahyang bersama sebelum memulai acara.

Selain itu, beberapa di antaranya termasuk para dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana juga ikut serta ngayah mereresik (membersihkan) areal Pura Dhang Hyang Kahyangan Erjeruk-Sukawati yang pada saat tersebut sedang direnovasi.

Tampak rasa gembira dan suka cita terpancar dari wajah para mahasiswa. Mereka bisa berbaur satu sama lain, melepas sejenak kepenatan atas kegiatan perkuliahan, serta membuka wawasan dan kepekaan terhadap alam dan lingkungan sekitar.

Sembahyang bersama.

Begitu pula yang dirasakan para undangan yang terdiri dari dosen dan pimpinan FIB. Melalui kegiatan ini, "Kita bisa mengolah raga dengan bergerak, mengolah pikiran dengan belajar, dan mengolah hati dengan keikhlasan," begitu yang disampaikan oleh ketua senat FIB dalam sambutannya.

Ceramah tentang Pura

Dalam kegiatan pengabdian ini, mahasiswa mendapat wawasan mengenai Pura Erjeruk. Dalam ceramahnya mengenai pura tersebut, Kelian Pekaseh Subak Gede Desa Sukawati, Drs. Made Sukaidep, menyampaikan bahwa pura ini di-empon (dimiliki-red) sekitar 700 kepala keluarga. Sebagian besar dari mereka adalah warga subak yang bermata pencaharian dengan bercocok tanam.

Menyimak informasi tentang Pura Erjeruk.

Tanaman yang mendapat perhatian khusus dari daerah ini adalah pohon tembakau. Tanaman yang hidup dipesisir pantai ini telah menjadi sorotan tidak hanya dari pihak pemerintah tingkat I namun juga menjadi kajian khusus dari pemerintah pusat.

Pada awalnya lahan subak dari pengempon Pura Erjeruk adalah seluas 1200 hektar namun seiring perkembangan jaman dan maraknya pembangunan disekitarnya, sampai saat ini sudah menyusut menjadi 700 hektar. Dari jumlah tersebut, terdapat 300 subak yang dibagi menjadi 3 kelompok.

Komunitas "Saiber" Sukawati

Kesan masyarakat mengenai kegiatan ini yang disampaikan oleh Putu Mulyawan sebagai salah satu perwakilan SaiBer (Sai artinya ‘selalu’ dan Bersih-bersih) Sukawati ini menilai dengan positif kegiatan ini. Beliau mengharapkan kepada generasi muda untuk lebih peka dan selalu menjaga lingkungan. Menjadikan kebersihan sebagai salah satu gaya hidup.

"Jagalah lingkungan hidup sama halnya dengan menjaga diri kalian sendiri," pesan beliau kepada para mahasiswa FIB.

Bersih-bersih.

Ucapan Terima Kasih

Lima belas menit sebelum jam 12, kegiatan Bhakti Tri Hita Karana II Tahun 2018 ini resmi ditutup oleh Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Prof. Nyoman Weda Kusuma.

Atas nama pimpinan, WD III Prof. Weda Kusuma mengucapkan banyak terima kasih kepada Bendesa adat dan masyarakat Sukawati yang telah dengan hangat menerima kedatangan warga FIB ke desa mereka.

Selain itu ucapan terima kasih juga diberikan kepada segenap panitia yang telah merancang kegiatan ini dengan baik.

Ceria dalam pengabdian.

Terakhir ucapan terima kasih kepada para peserta yang terdiri dari para mahasiswa dan para dosen dilingkungan FIB yang juga menjadi bagian dari suksesnya kegiatan pengabdian ini.

Sebagai akhir dari kegiatan ini adalah penyerahan kenang-kenangan dari senat FIB kepada bendesa dan perwakilan masyarakat sukawati serta pemberian dana punia yang langsung diterima oleh bapak bendesa adat sukawati.

Acara kemudian ditutup dengan foto bersama, pimpinan FIB dan pendamping mahasiswa bersama bendesa adat dan perwakilan masyarakat Sukawati (Indra Pradhana)