"Evolusi Aksara", Tema Pameran Budaya Nusantara Meriahkan HUT FIB Unud Ke-59

Aksara Bali dalam keramik (Foto Darma Putra).

Serangkaian dengan HUT Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana ke-59, digelar pameran Budaya Nusantara dengan tema "Keaksaraan". Pameran dibuka secara resmi oleh dekan FIB Prof. Dr. Sutjiati Beratha, M.A., Senin 25 September 2017, di lobi kampus setempat.

Pameran menyemarakkan perayaan HUT ke-59 FIB. Dalam sambutannya, Dekan Prof. Sutjiati Beratha menyampaikan bahwa pameran ini merupakan bagian dari usaha FIB menyebarkan semangat cinta aksara.

"Aksara merupakan bagian terpenting dari sebuah kebudayaan sebagai sarana mendokumentasikan kebudayaan itu sendiri," ujar Prof. Sutji.

Lontar.

Prodi Arkeologi

Dekan Prof. Sutji sangat mengapresiasi kerja keras tim pameran yang digawangi oleh dosen Prodi Arkeologi FIB Rochtri Agung Bawono S.S., M.Si. Dalam waktu persiapan yang sangat singkat, telah dapat diusahakan material pameran yang sangat variatif.

Pameran kali ini berlangsung sederhana namun penuh makna, dan Dekan Prof. Sutji akan mengagendakan tahun depan pada HUT FIB ke-60 sebuah pameran yang lebih besar lagi dengan tema yang relevan dengan perkembangan kebangsaan.

Dekan FIB Prof. Sutji (kanan) didampingi Rochtri Agung Bawono, S.S., M.Si., koordinator pameran (kiri).

"Tahun depan pameran akan diselenggarakan dengan tema Kemaritiman Nusantara. Tema pameran ini dipilih mengingat kemaritiman di Nusantara dan Bali khususnya begitu besar, dan hal ini belakangan cenderung dilupakan," ujar Dekan Prof. Sutji.

Melalui pameran ini, Sutjiati Beratha mengharapkan mahasiswa ataupun pengunjung secara umum mengetahui lebih jauh bahwa kekayaan keberaksaraan Bali telah berlangsung sejak era Bali Kuno.

Suasana pembukaan pameran.

Media Pembelajaran

Rochtri Agung Bawono, S.S., M.Si. sangat mengapresiasi dan bersemangat atas kesempatan yang diberikan oleh dekan FIB untuk melangsungkan pameran ini.

Rochtri juga menambahkan bahwa tujuan pameran ini salah satunya menjadi media pembelajaran bagi pengunjung tentang sejarah aksara di Bali. Menurutnya replika prasasti beraksara Kediri Kwadrat adalah salah satu item pameran yang paling spesial. Karena aksara Kediri Kwadrat adalah salah satu peradaban besar masa Kediri abad ke-11, dan aksara ini sangat jarang ditemukan di daerah-daerah lain.

Replikasi Prasasti

Replika prasasti dari salah satu bagian Pura Gunung Kawi, Gianyar ini bertuliskan haji lumah ing jalu, menurut interpretasi para ahli ini berkaitan langsung dengan salah satu raja paling berpengaruh di Bali, Raja Udayana. Nama Udayana juga menjadi nama dari universitas tertua di Bali yang menaungi Fakultas Ilmu Budaya.

Materi pameran merupakan kerjasama antara Prodi Arkeologi, BPCB Bali, UPT Lontar, dan pengrajin gerabah di kota Denpasar. Pada pameran kali ini, Rochtri berusaha menampilkan perkembangan teknologi keberaksaraan di Bali mulai dari abad ke-8, abad ke-9, hingga hari ini.

Para dosen yang menghadiri pembukaan pameran.

Benda-benda yang dipamerkan diantaranya adalah Stupika-stupika koleksi Prodi Arkeologi dan BPCB Bali, Replika Prasasti Sukawana koleksi BPCB Bali, Replika Prasasti Gunung Kawi, beberapa lontar koleksi UPT Lontar, Sastra Yantra koleksi UPT Lontar, keramik beraksara Bali dari pengrajin keramik Kota Denpasar, mata uang Bali koleksi Prodi Arkeologi, digitalisasi lontar koleksi UPT Lontar, dan buku-buku aksara Bali karya dosen FIB (Tim Berita Web FIB/ I Gede Gita Purnama A.P./Ida Ayu Laksmita Sari/ Darma Putra).