FIB Unud Menggelar Kuliah Umum dari Dosen Tamu Univeristas Indonesia

Manneke Budiman, M.A., Ph.D

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana menyelenggarakan kuliah umum dengan mengundang dosen tamu dari Universitas Indonesia Manneke Budiman, M.A., Ph.D. Kuliah umum yang dibuka oleh Wakil Dekan I FIB Unud Prof. Dr. I Nyoman Suparwa itu berlangsung Sabtu, 27 Mei 2017 di Ruang Ir. Soekarno FIB kampus setempat.

Sebanyak 50 orang mahasiswa S2 dan S3 Prodi Linguistik dan Kajian Budaya dari berbagai angkatan mengikuti kuliah umum yang berlangsung hampir dua jam.

Manneke Budiman berada di Denpasar sehubungan dengan kehadirannya sebagai pembicara utama dalam Seminar Nasional Sastra Budaya (SNSB) Unud, yang berlangsung sehari sebelumnya. Dalam kuliah umumnya bertema "Hibriditas dalam Budaya Popular" itu, Manneke Budiman menyajikan materi secara menarik, lugas, interaktif, dan inspiratif.

Budaya Antara

Manneke menyampaikan bahwa pengertian hibriditas adalah kondisi in-between-ness (keberantaraan) yang lahir akibat pertemuan ataupun benturan antara dua budaya yang berbeda, tetapi tidak menghasilkan asimilasi atau peleburan. "Budaya antara" itu berada di antara dua budaya yang melahirkannya, tetapi tidak dibentuk secara dominan oleh salah satu dari budaya-budaya tersebut.

"Identitas sebuah budaya hibrid selalu sementara, tidak pasti, dan sulit didefinisikan dengan pasti," jelas lulusan Asian Studies, University of British Columbia, Canada ini.

Menurut Wakil Dekan bidang Akademik Universitas Indonesia ini, budaya popular menjadi lahan subur bagi terciptanya hibriditas budaya karena budaya popular kerap menjadi arena pertemuan ideologi-ideologi.

[caption id="attachment_2174" align="aligncenter" width="1080"] Mahasiswa pascasarjana FIB Unud berfoto bersama Manneke Budiman usai kuliah.[/caption]

Ikut Aktif

Kuliah umum ini berlangsung interaktif, mahasiswa dapat bertanya di tengah-tengah penjelasan mengenai hibriditas dan Manneke juga mengajak mahasiswa untuk aktif menemukan aspek hibriditas budaya dalam beberapa contoh gambar yang diberikan.

Dalam penutup kuliahnya Bapak Manneke menyimpulkan bahwa hibriditas dapat berperan sebagai jembatan yang mempertemukan budaya-budaya yang semula tidak kompatibel satu dengan yang lain. Hibriditas sendiri adalah suatu bentuk intervensi hasil dialektika antara seni arena sosialnya. Hibriditas senantiasa merupakan sebuah artikulasi budaya.

"Mengacaukan yang mapan, normal, dan stabil yang tercipta akibat seni dan realitas sosial," ujar ahli dan kritikus sastra ini.

Membuka Wawasan

Wakil Dekan I FIB Unud, Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum. menyambut baik diselenggarakannya kuliah umum ini. Prof. Suparwa berharap agar mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik agar dapat berguna untuk studi masing-masing.

[caption id="attachment_2173" align="aligncenter" width="810"] Wakil Dekan I FIB Unud, Prof. Suparwa saat membuka Kuliah Umum.[/caption]

"Kuliah umum ini penting untuk membuka wawasan bagaimana kaitan budaya dengan MEA bagaimana pelestarian pengembangan dan saling klaim budaya yang pernah terjadi," ujar Prof.Suparwa. (Ida Ayu Laksmita Sari)