Konferensi ICLL 2018 Sukses, Peneliti Sepakat Kembangkan Bahasa Lokal Penuh Semangat
Foto bersama pembicara undangan, pemakalah, panitia, dan peserta dalam suka cita mencerminkan kesuksesan ICLL 2018 (Foto-foto Darma Putra)
International Conference on Local Languages (ICLL) yang dilaksanakan Prodi S-2 dan S-3 Linguistik Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Asosiasi Peneliti Bahasa-bahasa Lokal berlangsung lancar dan sukses selama dua hari, 23-24 Feburari 2018, di kampus setempat.
Acara yang diikuti 167 peserta dari Indonesia dan luar negeri itu ditutup secara resmi Sabtu, 24 Februari, oleh Kordinator Program Studi Master Linguistik, Dr. Ni Made Sri Satyawati,M.Hum.Dalam sambutan penutupannya, Dr. Wati menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah menyukseskan ICLL 2018, khususnya pembicara undangan, pemakalah, dan peserta lainnya.
"Terima kasih juga kepada panitia yang telah bekerja keras dan sekarang bisa berbahagia karena konferensi berjalan lancar," ujar Dr. Wati.
Korprodi Master Linguistik, Dr. Ni Made Sri Satyawati,M.Hum.Tahun depan, konferensi akan dilaksanakan di tempat yang sama kembali dengan tajuk "Seminar Nasional Bahasa Ibu". Tahun 2018 ini pelaksanaannya diangkat ke level internasional setelah 10 kali pelaksanaan Seminar Nasional Bahasa Ibu secara berkelanjutan setiap tahun.
Semangat Mengembangan Bahasa Lokal
Acara terakhir sebelum penutupan diisi dengan sidah pleno dengan menampilkan empat pembicara yang diambil dari peserta konferensi dari berbagai daerah. Keempat dari pembicara itu adalah Adolfina Krisifu (Universitas Cenderawasih), Ulinsa (Universitas Tadulako), Maria Matildis Banda (Universitas Udayana), dan Arga Maulana Pasanrangi (Universitas Hasanuddin). Pleno terakhir dipandu oleh dosen FIB Unud, Dr. I Putu Sutama.
Sidang pleno terakhir, dari kiri ke kanan: Dr. Putu Sutama (moderator), Dr. Maria Matildis Banda, Adolfina Krisifu, Ulinsa, dan Arga Maulana Pasanrangi.Masing-masing pembicara menyampaikan pandangan pentingnya semangat dan tindakan nyata yang berkesinambungan dalam upaya menyelamatkan dan mengembangkan bahasa lokal.
Adolfina Krisifu dari Papua menyampaikan tiga langkah utama bisa dilaksanakan untuk mengembangkan bahasa lokal yaitu penelitian oleh kelompok akademis yang hasilnya bisa diberikan kepada pemerintah untuk menyusun kebijakan dan program nyata, penggunaan bahasa dalam berbagai ranah seperti pendidikan dan kegiatan agama, dan di tingkat keluarga.
Ulinsa (Universitas Tadulako) menyampaikan pentingnya penggunaan teknologi relevan untuk mengembangkan bahasa lokal, misalnya menyajikan cerita rakyat dengan teknik animasi sehingga menarik perhatian anak-anak dan generasi muda.
"Jangan sampai anak-anak kita hanya mengenal komik Jepang," ujar Ulinsa.
Suasana sidang pleno terakhir.Arga Maulana Pasanrangi menyampaikan gagasan mengembangkan bahasa daerah dengan memperbanyak kegiatan seni pertunjukan, agar masyarakat mengenal dan mencintai bahasa daerahnya.
"Pemerintah dan masyarakat memainkan peranan penting dalam hal ini," ujarnya.
Pembicara terakhir Maria Matildis Banda menyampaikan bahasa daerah memiliki kekayaan kosa kata dan konsep yang menarik diadopsi dalam penciptaan karya sastra dan karya sastra akan menghidupkannya.
"Penting sekali langkah berkelanjutan untuk meneliti bahasa daerah sehingga tata bahasa bisa menjadi sarana bagi amsyarakat untuk mempelajarinya dalam waktu mendatang," ujar dosen Sastra Indonesia FIB Unud yang banyak menulis novel. Dalam karya-karya novelnya berlaatr belakang daerah-daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT), Maria banyak memanfaatkan kosa kata dna konsep lokal sesuai latar cerita.
Suasana di luar seminar, peserta membangun jaringan.Maria yang mendapat mandat sebagai Ketua Panitia Seminar Bahasa Ibu Februari 2019 menyarankan agar dalam penyelamatan bahasa lokal diberikan ruang bagi praktisi seni dan sastra untuk menghidupkan bahasa lokal yang kini ruang hidupnya semakin berkurang dalam bahasa-bahasa lokal yang minor (tidak memiliki tradisi sastra, penutur sedikit, tidak memiliki sistem aksara).
Ucapan Terima Kasih
Ketua Panitia ICLL 2018, Ida Ayu Laksmita Sari, menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah menyukseskan seminar ini, mulai dari Rektor Unud, Dekan FIB dan staf, Korprodi S-2 dan S-3 Linguistik FIB, Ketua APBL.
"Rekan-rekan sesama mahasiswa juga telah bekerja kompak penuh semangat," ujar Dayu Mita. Sebagian anggota panitia yang bekerja penuh semangat.Dayu Mita juga menyampaikan rasa haru karena mendengarkan komentar dari berbagai peserta yang memuji bahwa konferensi ICLL 2018 ini sangat inspiratif untuk dilaksanakan di tempat lain dengan menggali berbagai aspek dalam pemberdayaan dan pengembangan bahasa lokal.
Setimpal dengan itu, Dayu Mita menyampaikan bahwa pihaknya sebagai penyelenggara juga dapat belajar banyak dari presentasi hasil penelitian pembicara dan pemakalah
Acara terakhir diisi dengan foto bersama dalam suasana suka cita merayakan kesuksesan acara (Darma Putra).
UDAYANA UNIVERSITY