Konferensi Internasional Bahasa-bahasa Lokal di FIB Unud Bentangkan 121 Makalah, Diikuti 167 Peserta
Dekan FIB Unud Prof. Sutji membuka Konferensi ICLL 2018 didampingi oleh Ketua APBL Prof. Made Budiarsa dan Ketua Panitia Ida Ayu Laksmita Sari (Foto-foto Darma Putra).
International Conference on Local Languages (ICLL) dibuka Rektor Unud diwakili Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Prof. Dr. Luh Sutjiati Beratha, Jumat, 23 Februari 2018, di kampus FIB Unud, Sanglah, Denpasar.
Seminar yang yang dilaksanakan bersama antara Prodi Magister dan Doktor Linguistik Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Asosiasi Peneliti Bahasa-bahasa Lokal (APBL) berlangsung dua hari, 23-24 Februari.Selama dua hari, disajikan dan dibahas 121 makalah, diikuti oleh 167 peserta dari berbagai daerah di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Makassar, Lombok, Sulawesi, dan Papua, sedangkan dari luar negeri ada peserta dari Singapura, Jepang, dan Thailand.
Tema ICLL 2018 adalah Empowerment and Preservation of Local Languages, dengan mengundang pembicara kunci dan pembicara utama dari Jepang, Singapura, dan Indonesia.
Suasana pembukaan ICLL 2018.Pembicara kunci adalah Associate Professor. Dr. Hara Mayuko (Osaka University), menyampaikan makalah "Honorifics" in the Usage of Personal Pronouns and Term of Address in the Bali Aga Dialect".
Empat pembicara utama adalah Yang tampil di hara pertama adalah, dua pembicara utama yaitu Prof. Dr. Cece Sobarna, M.Hum. (Universitas Padjajaran) dengan makalah "Toponymy as Cultural Resource and Identity Strengthening: A Case Study on Sundanese Community in Southern Part of West Java";
Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. (Universitas Udayana), dengan paper "Medium of Modernity: Balinese Language in the Contemporary Literary Landscape".
Buku program.Yang tampil di hari kedua, tiga pembicara utama yaitu: Dr. FX. Rahyono, M.Hum. (Universitas Indonesia) dengan makalah "Empowering Propositions of Wisdom in Preservation of Local Languages";
Prof. Dr. I Nyoman Sedeng, M.Hum. (Universitas Udayana), dengan makalah "The Structure of Resultative Constructions in Balinese";
Prof. Luke Kang Kwong (Nanyang Technology University) dengan makalah "Speech, Cognition, and Action: A new approach to the study of talk and multimodality" yang dibacakan oleh Dr. Kadek Ratih
Dekan FIB Prof. Sutji memberikan sambutan pembukaan mewakili Rektor Unud.Menjaga Bahasa Lokal
Dekan FIB Prof. Sutji menyampaikan kegiatan ICLL 2018 ini sengaja dilaksanakan bulan Februari untuk ikut merayakan Hari Bahasa Ibu yang jatuh tiap-tiap 21 Februari. Penetapan Hari Bahasa Ibu ini dilakukan oleh UNESCO dua puluh tahun lalu, tepatnya 1999.
Seminar ICLL ini merupakan peningkatan dari seminar Bahasa Ibu yang telah dilaksanakan 10 kali dalam setiap tahun terakhir oleh FIB.
"Kami bersyukur karena seminar ini berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan besar dari para peneliti," ujar Prof. Sutji.
Saat itu, Prof. Sutji mengajak apra sarjana peneliti bahasa lokal untuk menjaga dan melestarikan bahasa-bahasa lokal.
Suasana sidang kelompok, dengan pembicara dari kiri: Dr. Sri Jayantini, Prof. IB Putra Yadnya, dan Fransiska Prihadi.Sudah banyak bahasa yang mati, dan itu tidak baik, karena membawa serta kebudayaannnya. Prof Sutji memaparkan ada tiga alasan mengapa sebuah bahasa bisa termarjinalisasi dan atau mati.
"Karena penuturnya berkurang, penutur kurang bangga atau nyaman menggunakan, dan karena kawin campur," ujar Prof. Sutji yang banyak melakukan penelitian tentang bahasa Bali.
Suasana tanya jawab.Dekan menyampaikan terima kasih kepada para peserta dan pemakalah yang telah berpartisipasi menyukseskan konferensi ini. "Juga untuk panitia yang telah bekerja keras dalam persiapan dan pelaksanaan konferensi ini," ujar Prof. Sutji.
Konferensi ICLL dilaksanakan oleh mahasiswa S-3 dan S-3 Linguistik FIB Unud.
Wadah Peneliti
Dalam sambutannya, Ketua APBL, Prof. I Made Budiarsa,M.A. menyampaikan bahwa usaha penyelamatan dan pengembangan bahasa lokal adalah tujuan utama dari APLB, terutama dalam riset, sharing dalam seminar, dan publikasi.
Ketua APBL Prof. I Made Budiarsa."Mari kita manfaat wadah ini untuk kemajuan bersama. Kalau tidak riset, seminar, dan publikasi, perkembangan karier akan terhambat," ujar Prof. Budiarsa, yang juga menjadi Korprodi S-3 Pariwisata Unud.
Pada kesempatan itu, dia menyampaikan beberapa program APBL, salah satu yang penting akan datang adalah Konferensi APBL yang akan dilaksanakan di Kupang 8-9 Juni 2018.
Prof. Budiarsa mengundang peneliti bahasa lokal untuk hadir di Kupang menyajikan ahsil penelitian tentang bahasa.
Prof. I Wayan Pastika saat presentasi sekaligus memandu acara.Mengagumkan
Ketua Panitia ICLL, Ida Ayu Laksmita Sari, S.Hum.,M.Hum., menyampaikan rasa kagumnya atas sambutan dari peserta untuk mengikuti dan menyukseskan konferensi ini.
Ketua Panitia Ida Ayu Laksmita Sari.Jumlah abstrak yang diterima panitia adalah 158 judul, sedangkan makalah yang lolos seleksi untuk presentasi sebanyak 121 judul, dengan total peserta 167 orang.
"Kami tidak menyangka sambutan demikian luas," ujar mahasiswa S-3 Linguistik Kosentrasi Wacana Sastra FIB Unud.
Peserta, menurut Ida Ayu Mita, datang dari berbagai daerah di Indonesia dan Asia. Dia menyampaikan terima kasih kepada Rektor Unud, Dekan FIB, para dosen yang memberikan bantuan dan arahan pelaksanaan konferensi.
"Dukungan Rektor Unud juga sangat besar," ujar Dayu Mita.
Informal dinner dengan pembicara kunci sehari sebelum konferensi.Seminar hari pertama berlangsung lancar, terlihat dari diskusi dan kontak sesama peserta dalam membangun networking (jaringan) akademik (Darma Putra).
UDAYANA UNIVERSITY