Kuliah ‘Analysing Indonesia’ FIB Unud dan University of Melbourne 2017 Berakhir
[caption id="attachment_1722" align="aligncenter" width="1600"] Dekan FIB Unud Prof. Sutjiati Beratha menyerahkan sertifikat kepada peserta kuliah dan dosen, pada acara penutupan Jumat, 27 Jauari 2017 (Foto Darma Putra).[/caption]
Setelah berlangsung tiga minggu, kuliah ‘Analysing Indonesia’ FIB Unud dan University of Melbourne berakhir.
Penutupan program kuliah bersama itu dilakukan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Prof. Ni Luh Sutjiati Beratha,M.A. dalam satu acara di Museum Puri Lukisan Ubud, Jumat, 27 Januari 2017.
Acara penutupan ditandai dengan pemberian sertifikat kepada 20 mahasiswa peserta dan kenang-kenangan kepada dosen koordinator dari University of Melbourne, Dr. Michael Ewing.
Kuliah ‘Analysing Indonesia’ adalah program kerja sama The Asia Institute University of Melbourne dengan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud yang sudah berlangsung untuk kedua kalinya.
[caption id="attachment_1723" align="aligncenter" width="1529"] Peserta kuliah 'Analysing Indonesia' berfoto bersama di halaman Museum Puri Lukisan Ubud.[/caption]Studi Indonesia
Dalam program tahun ini, University of Melbourne mengajak 15 mahasiswa tingkat sarjana untuk kuliah di FIB, dan dari FIB melengkapi dengan 5 mahasiswa, sehingga total ada 20 mahasiswa.
Mereka kuliah selama tiga minggu tentang berbagai aspek Indonesia dari politik hingga seni budaya, diajar oleh Dr. Michael Ewing dan dari beberapa dosen FIB seperti Prof. Ardika, Prof. Darma Putra, Prof. Suastra, Dr. Resen, dan Dr. Redig.
Kuliah juga diisi dengan kunjungan lapangan seperti ke kantor media massa Bali TV, desa pusat seni yaitu Kamasan Klungkung, dan Pura Besakih. Kunjungan lapangan ini untuk melengkapi konteks materi kuliah yang diajarkan di kelas.
Menurut Dekan Prof. Sutjiati, mahasiswa dari Australia juga berkesempatan untuk mengikuti upacara piodalan Saraswati di kampus FIB (21 Januari 2017) dan upacara Pagerwesi di kediaman seorang dosen.
"Pengetahuan di kelas dapat pengayaan dari pengalaman lapangan," ujar Prof. Sutji.
[caption id="attachment_1725" align="aligncenter" width="1600"] Menghadiri upacara odalan Saraswati di kampus, Sabtu, 21 Januari 2017.[/caption]Evaluasi dan Tingkatkan
Dekan Prof Sutji menyampaikan rasa gembira karena program kuliah bersama ini sudah berlangsung lancar untuk kedua kalinya. Pihaknya bertekad untuk memutakhirkan materi perkuliahaan untuk menjaga kualitas pengajaran.
"Penyesuaian materi ajar agar selalu up to date dan memenuhi rasa ingin tahu mahasiswa tentang Indonesia," ujar Prof. Sutji.
Selain itu, Dekan Prof. Sutji menyarankan agar tahun depan University of Melbourne bsa mengirim lebih banyak lagi mahasiswa untuk belajar tentang Indonesia ke FIB Unud.
"Mahasiswa yang belajar ini akan menjadi ambasador untuk persahabatan kedua bangsa, Indonesia dan Australia," ujar Prof. Sutji yang meraih gelar master dan doktor di Australia.
Belajar Banyak
Koordinator kuliah Dr. Michael Ewing menyampaikan terima kasih kepada FIB Unud yang telah menjadi mitra kerja yang baik, yang melaksanakan perkuliahan dengan lancar.
Selain berterima kasih kepada Dekan FIB Unud, Michael juga berterima kasih kepada panitia yaitu dosen sastra Inggris FIB Nyoman Tri Ediwan dan Sena Darmasetiyawan.
"Kami juga berterima kasih kepada para dosen Unud. Tak hanya mahasiswa yang belajar, tetapi kami juga mendapat pengetahuan selama mendampingi mahasiswa kuliah dan berdiskusi dengan dosen dan mahasiswa dari Unud," ujar Michael.
Michael menyampaikan bahwa program kerja sama kuliah ‘Analysing Indonesia’ ini dirancang berlangsung empat kali, tetapi setelah itu kami akan teruskan.
"Setelah empat kali, kita berencana meneruskannya, why not?" ujarnya.
Kesan Mahasiswa
Dalam acara penutupan itu, seorang mahasiswa dari Melbourne Michael McFadzen-Lodge mewakili teman-temannya menyampaikan kesan dan kenangan.
Mengatakan bahwa mereka ke Bali saat di Australia masih libur, kuliah belum mulai.
[caption id="attachment_1728" align="aligncenter" width="1600"] Suasana penutupan.[/caption]Dia menyampaikan bahwa pengalaman belajar di Bali sangat berkesan, tidak saja mendapat pengetahuan dari dosen tetapi juga dari rekan mahasiswa.
"Selama kuliah di Bali, kami juga mendapat pengalaman wisata dan budaya. Makanan di Bali enak-enak, dan kami sudah merekomendasikan teman mahasiswa Unud tempat makan yang baik," ujar Michael.
Dia berharap suatu saat teman-teman mahasiswa dari Unud bisa berkunjung ke Australia. "Kami ingin menunjukkan kebudayaan kami juga. Silakan datang dan ucapkan salam khas Australia G’da mate," ujarnya disambut tawa.
Kunjungi Museum
Sebelum acara penutupan, mahasiswa mendapat kesempatan untuk melihat koleksi Museum Puri Lukisan Ubud.
"Koleksinya menarik sekali, warnanya bagus, temanya magis," ujar seorang mahasiswa menatap sebuah lukisan.
Museum Puri Lukisan memajang koleksi karya dari abad ke-17 sampai dewasa ini, khususnya seni lukis tradisional Bali. Di Museum tersebut juga terdapat Museum Marketing 3.0.
[caption id="attachment_1724" align="aligncenter" width="1600"] Museum Puri Lukisan Ubud.[/caption]Ceramah Tri Hita Karana
Sesudah acara penutupan, mahasiswa mendapat undangan untuk berkunjung ke Pura Gunung Lebah, di Campuhan, yang tengah melaksanakan odalan (upacara). Di sana mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk bersembahyang.
[caption id="attachment_1727" align="aligncenter" width="1032"] Tjokorda Gde Raka Sukawati (tengah busana putih) berdiskusi tentang budaya di Pura Gunung Lebah. Sebelumnya, mahasiswa berkesempatan untuk bersembahyang (Foto Tri Ediwan).[/caption]Mahasiswa mendapat ceramah dari Dr. Tjokorda Gde Raka Sukawati, keluarga dari Puri Ubud sekaligus dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unud. Topik ceramahnya adalah tentang Tri Hita Karana dan upaya pelestarian budaya di Ubud di tengah modernisasi (*).
UDAYANA UNIVERSITY