Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FIB Unud Terbitkan Majalah ‘Literatur’

[caption id="attachment_2284" align="aligncenter" width="1000"] Campul depan majalah "Literatur" hasil pelatihan mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FIB Unud.[/caption]

Pada tahun 2017 ini, mahasiswa semester IV angkatan 2015 Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud menerbitkan majalah cetak, Literatur dan beberapa blog, di antaranya Bahasa Media. Jurnal ini terbit atas bimbingan dosen pembina Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S., sedangkan pemimpin redaksinya adalah Ni Putu Meilinda Treskarianti Karba.

Majalah ini hasil karya mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Bahasa Media. Selain majalah, mereka juga menerbitkan versi daring (online) dengan format blog.

Majalah Literatur berisi artikel tentang dunia pendidikan, wisata dan petualangan, esai foto, karya fiksi, laporan daerah wisata, dan yang menarik juga adalah wawancara dengan Wakil Dekan I Prof. I Nyoman Suparwa, dosen dari Prodi Sastra Indonesia. Selain itu, ada juga beberapa rubrik seperti Gaya Hidup dan Rubrik Sastra.

Penerbitan media khusus ini sebagai upaya membina dan mengembangkan kreativitas mahasiswa. Hanya memang, majalah yang diterbitkan mahasiwa Sasindo masih bersifat insidental, belum terbit secara periodik.

[caption id="attachment_2290" align="aligncenter" width="1053"] Artikel wawancara dengan WD 1 Prof. I Nyoman Suparwa.[/caption]

Nama Berbeda

Mahasiswa menerbitkan majalah pada akhir perkuliahan dengan nama yang berbeda-beda mengikuti tiap-tiap angkatan mahasiswa.

"Ada pemikiran untuk menerbitkan satu majalah khusus yang dikelola mahasiswa. Nanti pengelola dan kontributornya para mahasiswa peserta mata kuliah Bahasa Media. Mudah-mudahan tahun depan bisa direalisasikan," kata salah seorang anggota tim pengampu mata kuliah Bahasa Media, I Made Sujaya, S.S., M.Hum.

Selain Sujaya, dosen pengampu mata kuliah "Bahasa Media" adalah Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., dan dikoordinatori Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S.

Pastika menjelaskan melalui penerbitan media khusus, mahasiswa tidak hanya belajar menggunakan bahasa Indonesia dalam ranah media massa, tetapi juga belajar mengelola media, meskipun dalam skala internal kampus.

Dengan begitu, kata Pastika, mahasiswa memiliki kompetensi tambahan di bidang jurnalistik yang gayut dengan bidang ilmu bahasa dan sastra Indonesia (Sjy/dp)