Prodi Jawa Kuno Selenggarakan Kuliah Umum Tentang Teks Merbabu-Merapi
[caption width="900" id="attachment_1848" align="aligncenter"] Narasumber Agung Kriswanto (tengah) berfoto bersama staf dosen Prodi Sastra Jawa Kuno FIB Unud (dari kiri ke kanan: Drs. A.A. Gde Bawa, M.Hum, Dr. I Nyoman Sukartha, M.Hum, Drs. I Ketut Nuarca, M.S., Drs. I Made Wijana, M.Hum)[/caption]
Program Studi Sastra Jawa Kuno FIB Unud menyelenggarakan kuliah umum "Ulasan Singkat Teks Merapi-Merbabu" di ruang 21, kampus FIB Unud, Sabtu (21/2/2017).
Pada acara tersebut hadir sebagai pembicara Agung Kriswanto, ahli teks Merapi-Merbabu yang saat ini bertugas di Perpustakaan Nasional RI dan dipandu oleh Dwi Mahendra Putra, alumni sastra Jawa Kuno.
Acara ini terselenggara atas kerjasama Program Studi Sastra Jawa Kuno dengan Forum Alumni Sastra Jawa Kuno.
Koleksi Naskah Merapi-Merbabu
Koleksi naskah Merapi-Merbabu yang disimpan di Perpustakaan Nasional RI berjumlah 357 naskah yang ditulis di atas daun lontar. Dari 357 naskah tersebut, 27 naskah ditulis dengan aksara Jawa dan 330 naskah ditulis dengan aksara kuna (buda). Istilah buda ini mengacu pada istilah masa yang dikenal sebelum masa Islam. Aksara tersebut dikenal juga dengan nama aksara gunung.
[caption width="990" id="attachment_1849" align="aligncenter"] Salah satu contoh naskah Merapi-Merbabu koleksi Perpustakaan Nasional RI,[/caption]Sebagaimana naskah Jawa Kuno di Bali, teks Merapi-Merbabu mempunyai bentuk teks yang beragam yaitu kakawin, parwa, kidung, dan lainnya. Teks kakawin antara lain: Ramayana, Arjunawiwaha, Bharatayuddha, dan Arjunawijaya. Teks tertua di koleksi ini adalah Kakawin Ramayana yang disalin tahun sekitar 1521 M. Teks parwa: Pramanaprawa, Bismaprawa, dan Sabaparwa. Teks kidung, misalnya: Kidung Subrata, Kidung Ragadarma, Kidung Darma Jati, dan Kidung Mudasara.
Salah satu contoh naskah Merapi-Merbabu koleksi Perpustakaan Nasional RI
Berdasarkan penanggalan yang tercantum pada beberapa naskah berkolofon, dapat dilihat bahwa naskah-naskah di skriptorium Merbabu ditulis atau disalin antara paruh kedua abad ketujuh belas dan kuartal pertama abad kedelapan belas pada masa pemerintahan Amangkurat I (1646—1677) dengan pemerintahan Pakubuwana I (1704—1719).
Selanjutnya, koleksi naskah Merapi-Merbabu yang berasal dari lereng barat gunung Merbabu tersebut, masuk ke dalam koleksi Bataviaasch Genottschap sekitar tahun 1852.
Koleksi naskah Merapi-Merbabu di Perpustakaan Nasional kurang dikenal dibandingkan dengan kelompok naskah lain, seperti naskah Jawa, naskah Melayu, naskah Sunda, naskah Arab dan lainnya.
"Keberadaan naskah-naskah di Perpustakaan Nasional, termasuk yang dari gunung Merbabu ini belum banyak diungkapkan dalam penelitian sebelumnya. Untuk itu, perlu kiranya para mahasiswa dan dosen Sastra Jawa Kuno melakukan penelitian lebih lanjut terhadap teks tersebut sehingga melahirkan penelitian-penelitian baru," ungkap Agung Kriswanto yang baru-baru ini menyelesaikan studi masternya di UI.
Rencana ke depan
Koordinator Program Studi Sastra Jawa Kuno FIB Unud, A.A. Gde Bawa berharap ke depan akan terjalin kerjasama antara Prodi Sastra Jawa Kuno dengan Perpustakaan Nasional.
"Kami berharap nantinya bisa bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional terutama dalam kaitannya dengan naskah Merapi-Merbabu yang berbahasa Jawa Kuno, sehingga para mahasiswa dan dosen dapat saling bertukar ilmu dan mengadakan penelitian terhadap teks Merapi-Merbabu koleksi Perpustakaan Nasional itu," ujarnya.
Peserta
Peserta kuliah umum ini terdiri dari mahasiswa, dosen, serta alumni Sastra Jawa Kuno. Para peserta mahasiswa sangat antusias terhadap diskusi ini karena mendapat suplemen ilmu tentang pernaskahan Merapi-Merbabu yang jarang didapatkan pada kegiatan perkuliahan sehari-hari.
Hal tersebut tercermin dari banyaknya mahasiswa yang silih berganti mengajukan pertanyaan. Pada diskusi tersebut, para mahasiswa juga berharap mendapatkan pelatihan khusus membaca aksara buda sehingga dapat membaca teks Merapi-Merbabu.
[caption width="900" id="attachment_1850" align="aligncenter"] Penyerahan kenang-kenangan Silpa??stra.[/caption]Penyerahan kenang-kenangan Silpa??stra
Pada akhir acara, koordinator Program Studi Sastra Jawa Kuno didampingi oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Sastra Jawa Kuno (HIMAWAN) menyerahkan kenang-kenangan berupa plakat Silpa??stra serta Jurnal Sastra Gocara yang merupakan Jurnal Program Studi Sastra Jawa Kuno edisi perdana kepada pembicara (Ari Suprapta).
UDAYANA UNIVERSITY