Prodi S2 dan S3 Linguistik FIB Unud Laksanakan Sosialisasi dan Pengabdian Masyarakat di Kupang

Dr. Dhanawaty menyampaikan materi "Sumbangan Dialektologi dlm Identifikasi Status Kebahasaan Isolek-isolek Bahasa Lokal".

Selama empat hari, dari 19 sampai 22 Maret 2018, Program Studi (Prodi) S2 dan S3 Linguistik FIB mengadakan sosialisasi Prodi S2 dan S3 di Fakultas Pascasarjana Universitas Nusa Cendana (Undana) dan FKIP Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW), keduanya di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Selain sosialisasi prodi, dilakukan juga pengabdian masyarakat berupa kuliah umum pada kedua Universitas tersebut. rombongan dari FIB diterima oleh Wadir I Fakultas Pascasarjana Undana, Prof. Dr. Jimmy Pello. Di UKAW rombongan diterima oleh Rektor UKAW Frankie Jan Salean SE. MP.

Integritas dan Tanggung Jawab Peneliti Bahasa di Nusantara

Sosialisasi Prodi S3 dan S2 disampaikan oleh Ketua Prodi S2 Linguistik Dr. Ni Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. Sosialiasi Prodi S3 di Fakultas Pascasarjana Undana Kupang, sedangkan sosialisasi S2 dilaksanakan di FKIP UKAW.

Korprodi S-3 Linguistik Prof. Artawa (duduk) dan Korprodi S-2 Linguistik Dr. Sri Satyawati

Beberapa hal yang disampaikan adalah tentang profil, integritas, visi dan misi, sasaran program, tujuan umum, tujuan khusus, data penerimaan mahasiswa, data kelulusan, dosen dan tenaga pendukung, dosen tamu, kurikulum, dan peluang beasiswa.

Peserta di Unkris.

Tentang integritas, antara lain, bertolak dari dasar pertimbangan bahwa kebutuhan akan doktor linguisitik adalah untuk mendidik magister (S2) dan sarjana (S1) di sejumlah Fakultas Sastra, Ilmu Budaya, dan FKIP.

Hal ini sesuai dengan visi menjadikan lembaga Pendidikan Tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, mandiri, dan berbudaya. Implementasi visi dalam visi antara lain tanggung jawab pada kebutuhan akan tenaga peneliti bahasa-bahasa di Nusantara yang di antaranya sudah terancam punah.

Peserta kuliah umum.

Penjelasan tentang integritas khususnya berkaitan dengan tanggung jawab penelitian bahasa-bahasa lokal yang hampir punah, menarik perhatian. Apabila dikaji dari bahasa-bahasa lokal yang tersebar di seluruh wilayah NTT, lebih dari 50 bahasa lokal dan sebagian di antaranya belum mendapat perhatian peneliti. Tawaran kuliah di Prodi S3 Linguistik beralasan untuk mahaswiswa S2 bahasa yang sedang menempuh pendidikan di Undana, maupun para dosen di sana, untuk mengangkat bahasa lokal sebagai topik penelitian. Demikian pula tawaran untuk kuliah di Prodi S2 bagi mahasiswa S1.

"Linguistic Landscape" dan Dialekologi

Sosialisasi dilanjutkan dengan pengabdian masyarakat berupa kuliah umum di kedua Perguruan Tinggi tersebut. Prof. I Ketut Artawa, M.A., menyajikan materi tentang "Linguistic Landscape of Kuta: a Study of Human Mobility and Identity Change". Materi ini disajikan di Undana Selasa, 20 Maret 2018.

Materi yang disampaikan di FKIP UKAW Rabu, 21 Maret 2018, untuk mahasiswa S1 Prodi Bahasa Inggris adalah Sumbangan Dialekologi Dalam Identifikasi Status Kebahasaan Isolek-Isolek Bahasa Lokal oleh Dr. Dra. Ni Made Dhanawaty, M.Hum., dan Teori dan Praktek Terjemahan oleh Prof. Dr. Ida Bagus Putrayadnya, M.A. Selain kedua topik tersebut juga disajikan materi Verbal and Nonverbal Signs in Advertisements: A Semiotic Approach in Teaching Vocabulary, oleh Dr. Dra. Ni Wayan Sukarini, M.Hum., The English Manner Ajunct and the Teaching Implication in EFL, oleh Dr. Dra. Ni Luh Mas Ketut Indrawati, M.A.,Mas, dan Tradisi Lisan Teori dan Metode Penelitian oleh Dr. Dra.Maria Matildis Banda, M.S.

Mengenal, Melestarikan Bahasa dan Budaya

Materi tentang dialektologi menarik perhatian peserta di Unkris. Demikian juga pertanyaan tentang bagaimana caranya melestarikan bahasa dan budaya. Hal ini dapat dimaklumi karena NTT adalah propinsi dengan berbagai bahasa lokal.

Di Flores ada sekitar 12 bahasa lokal, di Sumba 3 bahasa lokal, di Timor lebih dari 7 bahasa lokal, demikian pula Alor terdapat lebih dari lima bahasa lokal. Hal ini belum ditambah dengan bahasa Rote, bahasa Sabu, dan bahasa di pulau-pulau kecil lainnya, juga bahasa dengan penutur yang lebih kecil.

Pertanyaan tentang bagaimana cara menentukan bahasa atau dialek muncul dari peserta karena banyak bahasa lokal dengan variasi dialek dan idiolek.

"Karenanya penelitian untuk pemetaan bahasa menjadi penting," demikian penjelasan Dr. Dhanawati.

Tentang bagaimana melestarikan bahasa lokal dijelaskan Maria berdasarkan Pedoman Kajian Tradisi Lisan antara lain tentang bahasa sebagai kekuatan kultural. Tradisi lisan harus berada dalam tiga ranah utama yaitu: perlindungan dan pemeliharaan tradisi; pengembangan dan revitalisasi; serta kebijakan dan strategi.

Prof. Ida Bagus Putra Yadnya menyampaikan materi "Perspectives on Translation".

Secara khusus tentang bagaimana melestarikan bahasa lokal, Prof. Putra Yadnya menjawab hal ini dengan tiga poin yaitu: status planning berkaitan dengan tempat dan posisi bahasa lokal; korpus planning berkaitan dengan penggalian dan penelitian bahasa-bahasa yang hampir punah; dan social planning yang menjelaskan bahwa bahasa akan punah jika tidak digunakan sebagai alat komunikasi.

Penyerahan Kenangan

Universitas Nusa Cendana dan Universitas Kristen Artha Wacana Kupang menerima kedatangan rombongan dari FIB Universitas Udayana Denpasar dengan pengalungan selendang. Sebagaimana disampaikan oleh Wadir 1 Fakultas Pascasarjana Undana Kupang, Prof. Jimmy Pello, "tradisi penyambutan tamu orang Timor adalah pengalungan selendang dengan motif-motif lokal."

Pengalungan selendang khas Timor juga terjadi setelah Rektor Unkris Artha Wacana (UKAW), Frankie Jan Salean SE. MP. Menyampaikan sambutan penerimaan.

Dr. Maria Matildis Banda menyerahkan karya novelnya "Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga" dan "Suara Samudra" sebagai kenang-kenangan.

Pada akhir acara di kedua universitas tersebut diserahkan kenang-kenangan berupa buku Tipologi Bahasa karya Prof. Dr. I Ketut Artawa, M.A. Selain itu diserahkan juga dua buah novel karya Dr. Dra. Maria Matildis Banda, M.S., berjudul Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga dan Suara Samudra Catatan dari Lamalera. Selain buku diserahkan juga oleh-oleh dari Prodi S2 dan S3 Linguistik berupa sejenis makanan khas Bali.

Rektor Unkris Artha Wacana (UKAW), Frankie Jan Salean SE. MP. memberikan kenang-kenangan kepada dosen FIB Unud.

Penutup

Demikian catatan singkat dari Sosialisasi Prodi S2 dan S3 Linguistik serta Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan di Kupang, 19 sampai 22 Maret 2018. Empat hari termasuk kedatangan dan kepulangan peserta menuju Kupang dan kembali ke Denpasar, terasa sangat singkat.

Dapat dikatakan hanya sebagian kecil yang dapat dilakukan di sana dari harapan besar untuk berbuat lebih dari sosialisasi dan pengabdian dalam bentuk kuliah umum.

Misalnya pelatihan karya ilmiah bagi guru-guru di salah satu kecamatan di Kota Kupang, pelatihan penulisan karya kreatif jusrnalistik sastra untuk pelajar dan mahasiswa, praktek penelitian dialektologi, praktek penelitian linguistic landscape, praktek kajian semiotik dan sintaksis, praktek penerjemahan, dan materi lainnya.

Semoga ada kesempatan lain untuk sosialisasi dan pengabdian yang terencana dan disiapkan dengan lebih menjangkau peserta (guru-guru dan mahasiswa) yang "haus" pengetahuan penelitian dan penulisan (Maria Matildis Banda).