Prof. Damriyasa: Pusat Kajian Bali agar Terus Angkat Unud lewat Kearifan Lokal

[caption id="attachment_1815" align="aligncenter" width="2048"] Prof. Dr. Made Damriyasa (tengah) membuka rapat Pusat Kajian Bali yang kini memiliki pengurus baru yang dipimpin Prof. Dr. Wayan Ardika (kanan) dan Seketaris Prof. Swastika (kiri). Rapat berlangsung Selasa, 21 Februari 2017 (Foto Darma Putra).[/caption]

Pusat Kajian Bali agar terus mengangkat nama Unud dengan melihat dan mengkaji kekuatan Bali berupa kearifan lokal sebagai pengetahuan dan solusi pembangunan.

Demikian disampaikan Wakil Rektor I Unud Prof. Made Damriyasa mewakili Rektor Unud dalam rapat perdana pengurus baru Pusat Kajian Bali Unud, di rumah Jabatan Rektor Unud Denpasar, Selasa, 21 Februari 2017.

Pusat Kajian Bali (PKB) berdiri beberapa tahun lalu dan mengalami pergantian pemgurus beberapa kali. Pengurus baru dipimpin oleh Prof. Dr. I Wayan Ardika,M.A. didampingi Sekretaris Prof. Dr. I Made Swastika, keduanya dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud.

Pada rapat perdana ini, hadir pula WR IV Unud Prof. Made Suastra, WR III Unud Dr. I Nyoman Suyatna, dan Dekan FIB Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha,M.A. Pengurus baru PKB terdiri dari dosen dari berbagai lintas disiplin seperti Fakultas Hukum, Teknik, Kedokteran, Fak Pertanian, dan FIB.

Gali Kearifan Lokal

Prof. Damriyasa mendorong agar PKB giat menggali kearifan lokal Bali secara lintas disiplin sehingga menghasilkan produk pengetahuan dan barang yang memenuhi kepentingan ilmu pengetahuan dan kehidupan nyata.

Sebagai contoh, beliau menyampaikan gagasan perlunya pengetahuan lontar mengenai usada yang dilakukan bersama antara ahli sastra-budaya dengan ahli farmasi yang hasilnya kemudian dikemas oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Hasil penelitian tentang kearifan lokal juga menarik untuk dipublikasikan di jurnal internasional.

"Pengetahuan Bali akan unik, menambah khasanah pengetahuan budaya internasional," ujar Prof. Damriyasa.

Wakil Rektor I Unud ini juga menegaskan perlunya PKB memperkuat profil dan tujuan PKB. "Visi misanya ke mana? Apakah pusat penelitian dan layanan terkait Bali atau hendak diteruskan sebagai program studi?" ujarnya.

[caption id="attachment_1816" align="aligncenter" width="2048"] Suasana rapat Pusat Kajian Bali di rumah jabatan Rektor Unud.[/caption]

Lembaga Strategis

Pembantu WR IV Prof. Made Suastra dan WR III Dr. I Nyoman Suyatna menyampaikan bahwa PKB adalah pusat kajian strategis bagi Unud dan Bali untuk menggali kekayaan seni budaya dan pengetahuan Bali.

"Tujuan pendirian PKB adalah agar orang yang ingin melihat Bali dapat melihatnya lewat Unud, lewat PKB," kata Prof. Suastra, yang menangani bidang kerja sama internasional.

Dr. I Nyoman Suyatna,S.H. mendorong tim PKB untuk melirik kekhasan hukum dan nilai-nilai Bali sebagai topik penelitian. Langkah penelitian ini adalah juga merupakan bentuk pelestarian dan mengajegkan budaya Bali.

Dia menyebutkan nilai Tri Kaya Parisuda bisa diangkat sebagai nilai untuk good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik.

"Selain upaya pelestarian, penelitian kearifan lokal Bali juga bisa disumbangkan sebagai ilmu dan solusi pembangunan," ujar I Nyoman Suyatna.

Rencana Riset

Ketua PKB Prof. Ardika menyampaikan bahwa tim PKB akan menyusun rancangan penelitian untuk sejumlah topik yang berkaitan dengan agama, budaya, pariwisata, dan kearifan lokal.

Penelitian ini akan diusahakan didanai oleh Unud dan juga oleh lembaga lain dalam bentuk kerja sama. "Selama ini, PKB sudah bekerja sama dengan pemerintah kabupaten di Bali," ujar Prof. Ardika, ahli arkeologi Unud.

Para anggota peneliti PKB seperti Prof. Suarka, prof. dr. Adiputera, Dr. Made Gde Subhakarma Resen,SH, dan Dr. I Wayan Kastawan,M.T. menyampaikan sejumlah gagasannya untuk diangkat dalam penelitian di bawah payung Pusat Kajian Bali.

Dengan menggiatkan penelitian ini, kata Prof. Ardika, agar Pusat Kajian Bali ‘lahir kembali’ dengan karya-karya berkualitas dan inovatif.

Pendirian PKB

Gagasaan awal mendirikan PKB muncul pada zaman Rektor Unud Prof. I Made Bakta, dengan tujuan menjadi pusat penelitian tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan budaya, tradisi, agama, sejarah, sastra, dan lain-lain yang berkaitan dengan Bali.

Sejak berdiri, PKB sudah mampu menerbitkan sejumlah buku dan melaksanakan kerja sama dengn pemerintah daerah. Selain itu, PKB sejak 2011 sudah menerbitkan jurnal yang disebut Jurnal Kajian Bali. Jurnal ini sudah mendapat akreditasi B dari RistekDikti.

Jurnal yang dipimpin I Nyoman Darma Putra dan I Ketut Ardhana (mantan ketua PKB) memuat berbagai kajian tentang Bali mulai dari sastra sampai arsitektur, seni sampai politik, serta sejarah sampai pariwisata (dp).