Ratusan Civitas Akademika FIB Unud Rayakan Hari Suci Saraswati

[caption id="attachment_1693" align="aligncenter" width="1600"]Tari Rejang oleh mahasiswa FIB mengawali perayaan Hari Suci Saraswati, Sabtu, 21 Januari 2017. Tari Rejang oleh mahasiswa FIB mengawali perayaan Hari Suci Saraswati, Sabtu, 21 Januari 2017.[/caption]

Sekitar 400 mahasiswa, dosen, dan pegawai Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud hadir dalam perayaan Hari Suci Saraswati di kampus setempat, Sabtu, 21 Januari 2017. Selain warga FIB Unud, hadir juga 12 mahasiswa dan satu dosen pendamping dari University of Melbourne, Australia, yang sedang mengikuti kuliah ‘Analysing Indonesia’ di FIB.

Hari suci Saraswati dirayakan umat Hindu sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan. Bagi FIB, hari suci Saraswati lebih terasa istimewa karena berbarengan dengan upacara piodalan di tugu padmasana kampus FIB.

[caption id="attachment_1699" align="aligncenter" width="1600"]Gebogan dihaturkan pada Sang Dewi Saraswati. Gebogan dihaturkan pada Sang Dewi Saraswati (Foto-foto Darma Putra).[/caption]

FIB menjadikan Saraswati sebagai ikon seperti tampak pada penstanaan patung Dewi Saraswati warna putih berukuran cukup besar di lobi kampus.

[caption id="attachment_1694" align="aligncenter" width="1600"]Tari Baris. Tari Baris.[/caption]

Dekan FIB Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha,M.A. menyampaikan rasa bangganya akan kekompakan civitas akademika dalam setiap perayaan hari suci Saraswati yang jatuh setiap tujuh bulan sekali.

"Para pendahulu kami sudah membangun tradisi ini sejak lama, kami bangga bisa melanjutkan," ujar Prof. Sutji, yang hadir di tengah-tengah kekhusyukan civitas merayakan Saraswati.

[caption id="attachment_1695" align="aligncenter" width="1600"]Tari Topeng. Tari Topeng.[/caption]

Prof. Sutji yang sejak menjabat Dekan FIB sudah melaksanakan piodalan dan perayaan Hari Suci Saraswati tiga kali menyampaikan bahwa kegitan ini senantiasa diawali dengan kegiatan lomba. Lomba yang dilaksanakan adalah lomba membuat sampian penjor, gebogan, dan membuat penjor.

"Kami selalu memupuk kebersamaan dengan Civitas Akademika FIB Unud, semua ngayah ikut berpartisipasi dalam kegiatan suci yang disebut dengan nyadnya," kata Prof. Sutji. Dalam nyadnya mutlak harus ada banten, kidung, gamelan, tarian, dan mantra.

"Semua ini telah kami kemas dalam nyadnya tadi, dan inilah yang dipelajari salah satunya oleh mahasiswa dari Australia. Mereka sangat terkesan denganperayaan odalan ini," tutur Prof. Sutji.

[caption id="attachment_1705" align="aligncenter" width="1600"]Civitas akademik siap sembahyang. Civitas akademik siap sembahyang.[/caption]

Sudah Tradisi

Sudah menjadi tradisi bagi FIB untuk merayakan hari suci Saraswati di kampus sejak lama, sejak kampus ini berdiri tahun 1958. Setiap perayaan, dimeriahkan dengan lomba membuat gebogan, kadang juga lomba penjor, untuk memupuk persahabatan dan pendalaman tradisi.

Menjelang dan pada malam Sawaswati dibacakan kidung-kidung suci sebagai bagian dari pendalaman seni dan nilai sastra.

[caption id="attachment_1696" align="aligncenter" width="1600"]Melantunkan kidung. Melantunkan kidung.[/caption]

Sesajen khusus juga dihaturan pada ruang pustaka termasuk pustaka lontar. FIB memiliki pustaka lontar dengan koleksi cukup banyak. Sama dengan buku-buku di perpustakaan, lontar ini pun merupakan sumber ilmu pengetahuan.

Perayaan Saraswati kali ini diiringi penabuh gamelan muda berbakat dari Banjar Binoh Kelod, Denpasar Utara. Salah seorang karyawan FIB menyajikan kaul dengan mengaturkan iringan gamelan.

Acara diawali dengan Tari Baris, Tari Rejang, dan Topeng yang dibawakan oleh para mahasiswa. Pucak acara ditandai dengan persembahyangan bersama, dipimpin Pedanda yang semula adalah dosen FIB.

[caption id="attachment_1698" align="aligncenter" width="1600"]Civitas bersembahyang. Civitas bersembahyang.[/caption] [caption id="attachment_1700" align="aligncenter" width="1600"]Civitas yang hadir pada perayaan Saraswati. Civitas yang hadir pada perayaan Saraswati.[/caption]

Acara yang diawali pk. 09.00 itu berakhir sekitar pk. 12.30, ditandai dengan pembagian nasi yasa, hidangan nasi sederhana berlauk kacang goreng, belut, terong, telur, dan serondeng.

Ratsan civitas akademik yang hadir saat itu serta mahasiswa dari University of Melbourne dan dosen pendampingnya Dr. Michael Ewing menikmati sajian nasi yasa secara kekeluargaan.

[caption id="attachment_1697" align="aligncenter" width="1600"]Dekan FIB Prof. Sutji (tengah) dan Dr. Michael Ewing (kiri) bersama mahasiswa peserta kuliah 'Analysing Indonesia'. Dekan FIB Prof. Sutji (tengah) dan Dr. Michael Ewing (kiri) bersama mahasiswa peserta kuliah 'Analysing Indonesia'.[/caption]

Seorang mahasiswi dari Melbourne menyampaikan kesan positifnya saat mengikuti acara perayaan Saraswati. 'It's so beautiful, and its great to be involved in this event," ujarnya. (Gita/DP)