Seminar Nasional Sastra dan Budaya di FIB Unud Membahas 57 Makalah

Suasana seminar nasional sastra dan budaya (SNSB) di FIB Unud.

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, menggelar Seminar Nasional Sastra dan Budaya III bertajuk "Mengkaji Sastra dan Budaya Membangun Demokrasi yang Sehat", Rabu-Kamis, 28-29 Maret 2018 bertempat di Aula Widya Sabha Mandala kampus setempat.

Seminar ini membahas 57 makalah dengan 80 peserta yang terdiri dari dosen, peneliti, dan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi, yaitu IKIP Saraswati Tabanan, Unikom, Universitas Mulawarman, Universitas Warmadewa, Universitas Sumatera Utara, Sekolah Tinggi Desain Bali, Institut Seni Indonesia, serta dari Balai Bahasa Bali.Pemakalah Kunci dan Pemakalah Utama

Pemakalah kunci pada seminar kali ini adalah Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum., membawakan makalah yang berjudul "Mengkaji Sastra dan Budaya Membangun Demokrasi yang Sehat".

Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum.

Pemakalah Utama yaitu Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M.A. membawakan makalah yang berjudul "Memaknai Demokrasi Spiritual dalam Tahun Politik 2018" dan Prof. Dr. I Nyoman Suarka, MHum. dengan judul "Pemimpin dan Kepemimpinan dalan Sastra Tutur Bagawan Kamandaka: Analisis Percakapan".

Pemakalah utama Prof. Nyoman Suarka (kiri), Prof. Ketut Ardhana, dan pemandu Dr. I Made Rajeg (kanan).

Sastrawan sebagai Pengamat Demokrasi

Prof. Suwardi Endraswara menyatakan bahwa sastrawan adalah pengamat jitu pada perkembangan demokrasi.

"Budaya butuh perjuangan. Budaya demokrasi tanpa perjuangan dan pengembangan akan menjadi "buaya demokrasi"," ujar Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Pusat itu.

Para peserta seminar.

"Gagasan ini juga mewarnai demokrasi kita. Bila sastrawan tidak berjuang, budaya demokrasi akan mati. Yang akan langgeng adalah budaya otokrasi, bila demokrasi sakit-sakitan,"tambah dosen Universitas Negeri Yogya (UNY) ini.

Dia menjelaskan bahwa menangkap makna karya sastra memang boleh beragam. Begitu juga demokrasi dan otokrasi, sering tergantung wawasan masing-masing. Karya sastra adalah sebuah ruang yang dibentangkan untuk meletakkan sebagian "realitas" kemanusiaan penulis.

Peserta seminar saat upacara pembukaan.

"Bila pembaca arif menyikapi makna, tentu demokrasi akan sehat. Bila demokrasi sehat, tidak batuk dan masuk angin, tentu negara semakin sehat," tambahnya.

Hubungan Sastra dan Budaya

Dalam sambutan pembukaan, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Prof. Dr. Sutjiati Beratha,M.A. mengungkapkan pentingnya tema seminar kali ini karena kita dapat memahami hubungan yang sangat erat antara sastra dan Budaya.

Dekan FIB Unud, Prof. Dr. Sutjiati Beratha,M.A.

"Melalui karya sastra yang penulisnya memiliki latar belakang budaya berbeda akan mampu memperindah karya-karya sastra yang dihasilkan baik sebagai bahan ajar maupun untuk dihayati," ujar Prof. Sutji.

Seminar ini dilaksanakan untuk mendiskusikan dan menginterpretasikan hubungan yang begitu erat antara Sastra dan Budaya sehingga muncul pemahaman dan apresiasi terhadap keanekaragaman dan persamaan budaya untuk mewujudkan multikulturalisme

Dekan Prof. Sutji menjelaskan hubungan Sastra dan Budaya untuk pendidikan multikuralisme yang meliputi:

  1. Mengintrepretasikan perbedaan Sastra dan Budaya berdasarkan persamaan;
  2. Membuat hubungan dan perbandingan secara lintas budaya (cross cultural connections and comparisons);
  3. Menunjukkan konteksnya;
  4. Menyeimbangkan antara konteks (ecology) dan komparasi (cross cultural) dalam Sastra dan Budaya

"Semoga SNSB III yang diselenggarakan atas kerjasama semua Program Studi di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dapat memberikan pencerahan tentang hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara Sastra dan Budaya, dan diharapkan bermuara pada penyatuan Visi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, yaitu memilliki keunggulan dan kemandirian dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan aplikasi keilmuan yang berlandaskan kebudayaan," ujarnya.

Peserta seminar.

Memberikan Inspirasi pada Pelaku Politik

Ketua panitia, Dr. Ni Made Suryati, M.Hum. dalam laporannya mengatakan tema ini diangkat karena sekarang ini adalah masa-masa akan dilakukan pemilu, maka seminar ini bertujuan untuk ikut berkontribusi dan memberikan inspirasi pada pelaku politik dalam membangun demokrasi yang sehat.

SNSB III dapat terselenggara berkat adanya dukungan dan kerja sama program studi-program studi di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dan juga didukung oleh Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Bali (Tim WEB FIB)