Seminar Nasional Sastra dan Budaya II FIB Unud Bahas 62 Makalah

[caption id="attachment_2140" align="aligncenter" width="2048"] Dekan FIB Unud Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha saat membuka seminar, 26 Mei 2017 (Foto-foto Dewa Catur).[/caption]

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud menggelar Seminar Nasional Sastra dan Budaya II, Jumat, 26 Mei hingga Sabtu, 27 Mei 2017 di Aula Widya Sabha Mandala, kampus FIB Sanglah Denpasar.

Seminar yang dibuka oleh Dekan FIB Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha,M.A. ini mengambil tema "Pengembangan Pengetahuan Sastra dan Budaya sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan dan Apresiasi terhadap Keanekaragaman Budaya Bangsa".

Seminar ini terselenggara berkat kerja sama seluruh Program Studi di FIB dengan HISKI (Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia) Komisariat Bali.

Ketua Panitia, Dr. I Gusti Ayu Gde Sosiowati, M.A. dalam laporannya berharap seminar ini dapat menjadi ajang diskusi dan pertukaran informasi guna meningkatkan pengetahuan tentang sastra dan budaya baik lokal, nasional, maupun internasional.

[caption id="attachment_2139" align="aligncenter" width="2048"] Dekan FIB memukul gong tanda pembukaan seminar nasional sastra dan budaya, didampingi Ketua panitia Dr. I Gusti Ayu Gde Sosiowati, M.A.[/caption]

Jumlah Peserta

Seminar diikuti oleh 175 orang pemakalah dan peserta dengan jumlah makalah 62 makalah. Peserta seminar datang dari berbagai Universitas di Indonesia, yaitu Institut Seni Denpasar, IKIP PGRI Bali, Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Halu Oleo Kendari, Universitas Flores, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Negeri Malang, Universitas Ahmad Dahlan, ASBI Tanah Papua, Universitas Warmadewa, Universitas Negeri Makasar, Universitas Bengkulu, Universitas Negeri Banda Aceh, Universitas Hindu Indonesia, Balai Bahasa Bali, dan tentunya Universitas Udayana.

[caption id="attachment_2143" align="aligncenter" width="2048"] Undangan dan peserta seminar saat acara pembukaan.[/caption]

Tak Dapat Dipisahkan

Dekan FIB Universitas Udayana, Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. dalam sambutannya menyatakan bahwa sastra dan budaya merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

"Melalui karya sastra yang penulisnya memiliki latar belakang budaya berbeda akan mampu memperindah karya-karya sastra yang dihasilkan baik untuk kebutuhan sebagai bahan ajar maupun untuk dihayati," ujar guru besar Linguistik ini.

Prof. Sutji menambahkan bahwa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, mengembangkan ilmu-ilmu Sastra dan Budaya.

"Dengan mengungkap hasil karya sasra yang berisikan kandungan budaya diharapkan dapat membangun karakter masyarakat dan Bangsa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan dapat terwujud dengan baik," katanya.

[caption id="attachment_2144" align="aligncenter" width="1536"] Pemakalah Utama Prof. Dr. I Wayan Rai S. dan seniman dari Papua.[/caption]

Hubungan Erat Sastra Budaya

SNSB II dilaksanakan untuk mendiskusikan dan menginterpretasikan hubungan yang begitu erat antara sastra dan budaya sehingga muncul pemahaman dan apresiasi terhadap keanekaragaman dan persamaan budaya untuk mewujudkan multikulturalisme.

Multikulturalisme adalah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individu maupun budaya.

Berkaitan dengan hal ini, perlu diperhatikan hubungan sastra dan budaya untuk pendidikan multikulturalisme yang terdiri atas: 1) menginterpretasikan perbedaan sastra dan budaya berdasarkan persamaan, 2) membuat hubungan dan perbandingan secara lintas budaya (cross cultural connections and Comparisons), 3) Menunjukkan konteksnya, dan 4) menyeimbangkan antara konteks (ecology) dan komparasi (cross-culture) dalam sastra dan budaya.

[caption id="attachment_2141" align="aligncenter" width="2048"] Grup musikalisasi mahasiswa FIB mengisi acara dengan memukau.[/caption]

Dekan berharap semoga SNSB II dapat memberikan pencerahan tentang hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara sastra dan budaya, dan diharapkan bermuara pada penyatuan visi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, yaitu memiliki keunggulan dan kemandirian dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan aplikasi keilmuan yang berlandaskan kebudayaan.

Pemakalah Kunci dan Pemakalah Utama

Pemakalah Kunci adalah Manneke Budiman, M.A., Ph.D. dari Universitas Udayana yang membawakan makalah berjudul "Jejak Pan-Asianisme dan Pan-Islamisme dalam Budaya Popular Islam dan Asia Timur".

[caption id="attachment_2151" align="aligncenter" width="1037"] Manneke Budiman, M.A., Ph.D., pemakalah kunci.[/caption]

Pemakalah Utama di hari pertama adalah Prof. Dr. I Wayan Rai S. dari ISBI Tanah Papua yang membawakan makalah berjudul "Tifa in Tanah Papua: Text and Context".

Pemakalah Utama pada hari kedua adalah Dr. I Wayan Resen, M.A. dengan makalah yang berjudul "Sastra dan Budaya sebagai Sumber dalam Pendidikan Karakter".

Di hari pertama dan kedua, dibahas makalah dari para peserta secara paralel. FIB menjadikan seminar ini kegiatan tahunan dengan melibatkan pembicara nasional (Ida Ayu Laksmita Sari).