Pameran Tradisi Lontar Fakultas Ilmu Budaya Unud Memikat di Timor Leste

[caption id="attachment_1300" align="aligncenter" width="1280"]1.Ida Bagus Rai Putra sedang mempraktekan ‘menulis di atas daun lontar’. Dr. Ida Bagus Rai Putra dari FIB Unud sedang mempraktekkan ‘menulis di atas daun lontar’ di hadapan Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Lingkungan Hidup Pareira.[/caption]

Serangkaian dengan acara anjasana dan pameran Unud di Timor Leste, 13-14 September 2016, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud berpartisipasi dalam pameran seni dan budaya. Dekan FIB Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha,M.A. menyampaikan rasa bangga atas kesuksesan tim FIB dalam kegiatan pameran dan kegiatan bernuansa akademik lainnya tersebut.

Tujuan pameran budaya ini adalah untuk menjalin kerja sama, serta membina hubungan persaudaraan antara dua negara, Indonesia dan Timor Leste, yang memiliki latar geografis, historis, dan kultural yang saling terkait.

Pameran Budaya merupakan media yang terbuka untuk berbagi informasi, saling tukar pengetahuan budaya serta menjalin komunikasi antara kedua negara. Selain ini, pameran budaya menjadi ajang yang apresiatif dan kreatif untuk merancang masa depan yang lebih baik bagi kemajuan kedua negara. Pameran budaya ini memperlihatkan dua hal utama yang mengikat hubungan antara kedua negara.

[caption id="attachment_1301" align="aligncenter" width="720"]b3 Stand pameran FIB Unud, memajang kain koleksi pribadi dan kain tenunan Timor yang dibeli dari bantuan sponsor, juga kain endek, palembang, Batak, sumba, ende, nagekeo, batik. Dalam foto tampak Dra. Anak Agung Ayu Rai Wahyuni, M.Si. (kiri) dan Dr. Maria Matildis Banda (knana).[/caption]

Pertama, tais (tenun ikat dalam bahasa tetun). Ada kesamaan motif antara tais (Indonesia khususnya wilayah NTT) dan tais (tenun ikan dalam bahasa-bahasa tetun Timor NTT). Hal ini menyentuh kembali nilai-nilai terdalam dari hubungan dua negara yang memiliki berbagai kearifan lokal yang sama dalam bahasa, seni, tradisi, dan budaya.

[caption id="attachment_1299" align="aligncenter" width="1280"]b1 Rektor Unud Prof. Ketut Suastika pegang dompet dengan bahan lontar, memberi penjelasan ke Wakil Menteri Pareira.[/caption]

Kedua, lontar. Pulau Timor juga dikenal dengan nama Nusa Lontar. Pohon lontar tumbuh tanpa perlu ditanam. Tumbuh subur di atas lahan kering yang khas. Pemanfaatan lontar di Timor pada umumnya dan di Timor Leste secara khusus belum dilakukan secara optimal. Karenanya lontar menarik perhatian wakil Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Lingkungan Hidup Pareira. Pengunjung juga terpiakt akan seni tradisi lontar Bali.

FIB menawarkan kerja sama pemanfaatan lontar secara kreatif dalam pengembangan nilai-nilai budaya lokal.

Di hadapan wakil menteri tersebut, Ida Bagus Rai Putra mempraktekkan bagaimana menulis di atas daun lontar. Menteri sangat antusias karena selain pengembangan karya kreatif, lontar juga dapat diimpor ke Bali untuk berbagai keperluan. Lontar akan menjadi salah satu poin yang akan dikembangkan lebih lanjut dalam kerja sama kedua negara.

Sukses

Dekan FIB Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha,M.A menyampaikan rasa bangga atas kesuksesan tim FIB berpartisipasi dalam pameran seni budaya Nusantara di Timor Leste yang diselenggarakan Unud dalam rangka Dies. Pada kesempatan ini Dekan mempercayai penuh empat dosen FIB untuk mewakilinya.

FIB memiliki materi pameran yang unik berupa lontar yang berkaitan dengan tradisi dan pengetahuan. Lontar yang dikoleksi di FIB berjumlah 1000 buah dan langkah-langkah untuk pelestarian sudah dilakukan seperti inventarisasi lontar, konservasi dan dijitalisasi lontar.

"Pustaka lontar merupakan sumber informasi untuk berbagai ilmu pengetahuan perlu diketahui secara luas, termasuk cara nyurat/menulis lontar," ujar Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati.

(MMB).