Dosen IKIP Saraswati Tabanan Raih Gelar Doktor Linguistik

Dekan FIB, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. menyerahkan  sertifikat kelulusan pada Dr. Ni Nyoman Kartini

Program Studi Doktor (S3) Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Udayana kembali menyelenggarakan Promosi Doktor dengan promovenda Dra. Ni Nyoman Kartini, M.Si., Jumat, 5 Maret 2021 secara semi daring di ruang Ir. Soekarno kampus setempat serta melalui aplikasi Cisco Webex

 

Ujian terbuka dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. Ni Nyoman Kartini berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Novel Buruan dan Di Atas Siang Di Bawah Malam Karya Putu Oka Sukanta: Analisis Wacana Sastra”. Setelah melalui ujian terbuka, Kartini dinyatakan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan. Ia merupakan Doktor ke-125 di lingkungan FIB Unud dan Doktor ke-183 di lingkungan Prodi S3 Linguistik.

 

Kekerasan Perempuan

 

Kekerasan perempuan dalam Novel Buruan dan Novel Di Atas Siang Di Bawah Malam merupakan bentuk kekerasan yang tidak saja kekerasan fisik namun juga kekerasan secara psikologi. Terjadinya kekerasan terhadap perempuan dilatarbelakangi oleh idologi tertentu. Idiologi yang ada di balik kekerasan terhadap perempuan adalah idiologi patriarki, idiologi gender, dan idiologi hegemoni.



Dr. Ni Nyoman Kartini mempresentasikan disertasi


Ideologi patriarki menempatkan laki-laki memiliki superioritas terhadap wanita. Superioritas laki-laki menjadi manusia tunggal yang mengatur, melarang, menentukan, memutuskan, dan memerintah segalanya, termasuk dalam hal seksual.

 

Ideologi gender merupakan gagasan maupun kepercayaan yang menggambarkan bahwa pria dan wanita memiliki peran berbeda. Peran gender dibakukan dalam pikiran, ucapan, dan perilaku sosial dan dibentuk secara sosio-budaya. Pada daerah-daerah yang dilanda peperangan (seperti dilukiskan dalam novel Buruan), perempuan sering mengalami kekerasan, dan pelampiasan biologis laki-laki (tentara Jepang) .

 

Ideologi hegemoni adalah proses penguasaan kelompok dominan atas kelompok subordinat melalui proses-proses sosial yang berjalan berlahan namun pasti. Proses ini berjalan perlahan dalam segala bidang kehidupan sosial serta membentuk norma-norma masyarakat, yang kemudian disebut konsensus. Keberlangsungan budaya ini menjadi lebih mapan dengan diciptakannya berbagai unsur penyangga, seperti keluarga, agama, negara, pendidikan, politik, hukum, dan media massa.

 

 Temuan

Temuan empirik, femonena kekerasan terhadap perempuan dalam kedua novel Putu Oka Sukanta menjadi isu, bukan saja disebabkan oleh makin beratnya kasus kekerasan yang dialami perempuan, namun juga intensitasnya semakin mengkhawatirkan. Dalam dua buah novelnya yang menjadi kajian ini, Oka Sukanta menggambarkan betapa perempuan menjadi objek kekerasan kaum laki-laki. Perempuan hingga saat ini masih sering mengalami berbagai bentuk deskriminasi dan kekerasan dalam kehidupan tertentu dalam masyarakat.

 

Ketidakberdayaan perempuan, kebanyakan tidak bisa berbicara secara terbuka mengenai kasus yang dialami, karena selama ini kasus-kasus tersebut masih diremehkan oleh masyarakat. Kekerasan terhadap perempuan menunjukkan bahwa faktor kultur patriarki, struktur sosial, serta pola rasional, menunjukkan adanya kecenderungan sebagai prasyarat kondisi terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Pola ranah publik, nilai patriarki berpengaruh pada penghargaan terhadap perempuan, sehingga sering terjadi adanya perlakuan yang sifatnya merendahkan perempuan, baik secara fisik maupun psikologis (pelecehan seksual).

 

Makna Disertasi

Promotor Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M. Hum. menyampaikan makna disertasi bagi Dr. Kartini. Selaku promotor Prof. Suarka menyampaikan selamat atas kesuksesan Dr. Ni Nyoman Kartini dalam mencapai jenjang pendidikan tertinggi.

Disertasi yang dihasilkan oleh Dr. Ni Nyoman Kartini menjadi acuan baru bagi kajian sastra yang menelisik ideologi feminisme. Hal ini tentu saja semakin menguatkan posisi gerakan feminisme yang kian hari semakin kuat mengambil posisi dalam kehidupan sosial budaya.


Promotor Prof.Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum. memberikan makna disertasi


“Peranan novel dan kajian yang diangkat oleh Dr. Kartini membuka mata kita bahwa novel mampu menjadi potret sosial sekaligus mengkritisi kehidupan sosial budaya kita,” ungkap Prof. Suarka.

 

Persoalan kekerasan pada perempuan menjadi masalah yang dihadapi banyak perempuan di berbagai penjuru dunia. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh kuatnya hegemoni ideologi-ideologi yang digerakkan peran laki-laki. Tentu saja hal ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa kesetaraan gender masih terus perlu diperjuangkan bersama-sama, tidak saja oleh kaum perempuan. (GP)