Dosen Prodi Sastra Inggris FIB Raih Gelar Doktor Linguistik
Program Studi Doktor (S3) Ilmu
Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Udayana kembali
menyelenggarakan Promosi Doktor dengan promovendus I Wayan Mulyawan, S.S.,
M.Hum., Jumat, 5 Februari 2021 secara semi daring di ruang Ir. Soekarno kampus
setempat serta melalui aplikasi Cisco Webex
Ujian terbuka dipimpin
langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. Mulyawan
berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Multimodalitas Tanda Luar Ruang di Desa Kuta: Kajian Lanskap Linguistikâ€.
Setelah melalui ujian terbuka, Mulyawan dinyatakan lulus dengan predikat Cumlaude
Ia merupakan Doktor ke-124 di lingkungan FIB Unud dan Doktor ke-182 di
lingkungan Prodi S3 Linguistik.
Fenomena Kebahasaan pada Tanda
Luar Ruang
Phenomena kebahasaaan pada
tanda luar ruang di wilayah pariwisata khususnya di desa Kuta yang menunjukkan
penurunan penggunaan bahasa Bali di ruang publik, tentu menjadi catatan khusus
bagi pemerintah provinsi Bali. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan
langkah-langkah strategis sebagai upaya mempertahankan keberadaan bahasa lokal,
khususnya bahasa Bali di ruang publik.
Menyikapi hal tersebut, pada
tahun 2018, pemerintah provinsi Bali mengeluarkan kebijakan kebahasaan terkait
penggunaan bahasa Bali di ruang publik yang tertuang dalam Peraturan Gubernur
(Pergub) no. 80/2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan
Sastra Bali, serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali yang dikeluarkan pada
tanggal 26 September 2018.
Tanda luar ruang di wilayah
Desa Kuta dapat dikelompokkan menjadi 27 jenis.
Jenis tanda yang paling banyak ada di desa Kuta adalah tanda pengumuman
dengan jumlah total 520 tanda (21,56%), dilanjutkan dengan tanda tempat makan
sebanyak 446 tanda (18,49%), tanda toko cendramata sebanyak 253 tanda (10,49%)
dan tanda akomodasi wisata ada sebanyak 142 tanda (5,89%).
Secara informatif, bentuk dan
fungsi tanda luar ruang dapat dibedakan menjadi empat yaitu tanda papan nama
dengan fungsi identitas, tanda papan pengumuman dengan fungsi informasi, tanda
papan iklan dengan fungsi komersial, dan tanda papan campuran dengan fungsi
campuran. Secara visual, tanda luar ruang ini menggunakan tiga mode tanda yaitu
mode tulisan, mode gambar dan mode warna.
Temuan
Secara empiris, penelitian ini
menemukan berbagai fenomena kebahasaan terkait tanda luar ruang di desa Kuta.
Pertama adalah temuan kebahasaan yang menunjukkan adanya penggunaan berbagai
bahasa asing yang menunjukkan bahwa Kuta adalah masyarakat multilingual. Kedua
desa Kuta memiliki tantangan yang sangat berat dalam mempertahankan eksistensi
bahasa Bali di ruang publik yang masyarakatnya cenderung bersifat praktis dan market
oriented yang sematamata hanya mementingkan kebutuhan pasar wisatawan.
Pada penelitian ini ditemukan
27 jenis tanda luar ruang beradsarkan informasi atau produk barang/jasa yang
ditampilkan. Analisis lebih lanjut menemukan suatu bentuk keseragaman
linguistik atas berbagai jenis tanda luar ruang yang ada yang dapat
dikelompokkan ke dalam empat kelompok bentuk tanda dengan empat fungsi
informatif.
Makna Disertasi
Promotor Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A. menyampaikan makna disertasi bagi Dr. Mulyawan. Selaku promotor Prof. Artawa menyampaikan selamat atas kesuksesan Dr. Mulyawan dalam mencapai jenjang pendidikan tertinggi.
Linguistik Lanskap merupakan
sebuah penelitian yang sangat berkembang belakangan ini di dunia. Fenomena
penelitian ini juga disambut oleh Prodi Linguistik untuk memberikan kesempatan
bagi mahasiswa bereksplorasi.
“Meski hadir pro dan kontra
atas kajian Linguistik Lanskap, namun
perkembangan ilmu tidak lagi monodisiplin, tapi beranjak pada antar disiplin,â€
ungkap Prof. Artawa.
Penelitian yang dilakukan Dr. Mulyawan memberikan kontribusi penting dalam dunia linguistik dan praktek kebahasaan di Bali. Harapannya agar Mulyawan tidak berhenti sampai disini, dan terus mengembangkan minatnya pada penelitian bahasa. (GP)
UDAYANA UNIVERSITY