Duta Besar Jepang untuk Indonesia Berikan Kuliah Umum di Fakultas Ilmu Budaya Unud

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Ishii Masafumi, menerima kenang-kenangan dari WD 1 FIB Unud I Nyoman Arya Wibawa, M.A., Ph.D.


Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Udayana, menyelenggarakan kuliah umum dengan narasumber Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Ishii Masafumi, Rabu, 4 Desember 2019 bertempat di Aula Widya Sabha Mandala kampus setempat.

 

Kuliah umum ini bertema ‘Indonesia-Japan Economic Relationship’ (Relasi Ekonomi Indonesia-Jepang).


Peserta kuliah umum berfoto bersama Dubes Jepang untuk Indonesia.


Acara ini dihadiri Konsul Jenderal Jepang di Denpasar, Hirohisa Chiba, Wakil Dekan I FIB I Nyoman Arya Wibawa, M.A., Ph.D., Korprodi Sastra Jepang FIB Unud Ngurah Indra Pradana, S.S.,M.Hum., dosen prodi sastra Jepang, dan seluruh mahasiswa aktif prodi sastra Jepang.


Mahasiswa peserta kuliah umum.

 

Tingkatkan Hubungan Baik


Wakil Dekan I FIB I Nyoman Arya Wibawa mengungkapkan acara ini sangat baik untuk meningkatkan hubungan baik Indonesia dan Jepang khususnya generasi muda.

 

“Kesempatan ini langka karena duta besar memilih universitas udayana untuk menyelenggarakan kuliah umum,” ujar WD 1 Arya Wibawa.



Wakil Dekan 1 dan Dubes saat presentasi.

 

Selain itu, Wakil Dekan 1 berterima kasih untuk Konsul Jenderal Jepang di Denpasar atas bantuannya selama ini baik dalam segi akademik maupun budaya.

 

Prioritas Masa Depan


Dubes Jepang untuk Indonesia, Ishii Masafumi, menyampaikan lima prioritas utama untuk masa kerja sama Jepang-Indonesia pada masa depan.

 

Kelima prioritas itu adalah (1) Pengembangan Sumber Daya Manusia, (2) Pembangunan Infrastruktur Lebih Lanjut, (3) Lebih Banyak Investasi dari Luar Negeri, (4) Ekspor Lebih Tinggi, dan (5) Pembangunan Daerah di luar Jawa.

 

Dalam kuliah umumnya, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Ishii Masafumi, menyampaikan bahwa perusahaan Jepang telah hadir di Indonesia sejak awal 1970-an.


Mahasiswa aktif bertanya.


“Kemitraan ekonomi didasarkan pada perspektif jangka panjang dan mengarah pada win-win relationshp (hubungan yang saling menguntungkan),” ujarnya.


Investor Jepang menduduki urutan kedua dalam besarnya investasi langsung, dalam 10 tahun mencapai USD 31 milyar. Investasi ini menciptakan lapangan kerja sebanyak 7,4 juta tahun 2018.


Peserta antusias dalam tanya jawab.


Acara berlangsung lancar dan begitu banyak pertanyaan mengenai isu lingkungan dan ekonomi yang ditanyakan oleh mahasiswa prodi Sastra Jepang FIB unud dengan sangat antusias (dm)