Fakultas Ilmu Budaya Sambut Kunjungan dari SMA Negeri 7 Surabaya Bahas Persiapan Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun 2025 dan Pengenalan Fakultas

Pada Kamis, 14 November 2024, bertempat di Auditorium Widya Sabha Mandala, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, sejumlah 131 siswa kelas XII dan 4 guru pendamping dari SMA Negeri 7 Surabaya, menghadiri kunjungan tersebut. Kunjungan diterima oleh Ketua Media Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Galuh Febri Putra, S.Pd., M.A.


Kunjungan dari SMA Negeri 7 Surabaya ke Universitas Udayana dibagi menjadi dua rombongan dari 262 siswa. 131 siswa melakukan kunjungan ke Fakultas Kedokteran dan 131 siswa lainnya melakukan kunjungan ke Fakultas Ilmu Budaya didampingi empat orang guru. Kedatangan para siswa kelas XII kali ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan luar sekolah yang bertujuan memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai bagaimana lingkungan perkuliahan di Universitas Udayana.


Acara dibuka dengan sambutan oleh Ketua Media Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Galuh Febri Putra, S.Pd., M.A. Beliau memperkenalkan diri, menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan SMA Negeri 7 Surabaya dan menjelaskan sedikit mengenai apa yang akan beliau jelaskan satu jam ke depan. “Saya akan menyampaikan beberapa informasi tentang FIB Unud, yang merupakan Fakultas Tertua di Udayana, yang mungkin akan berguna untuk teman-teman,” ungkap beliau.


Kunjungan dilanjutkan dengan sambutan perwakilan guru dari SMA Negeri 7 Surabaya. Beliau menyampaikan rasa terima kasih dan bangga atas sambutan yang sangat baik dan hangat dari pihak Fakultas Ilmu Budaya, serta berharap hubungan baik antar kedua pihak dapat terus berlanjut kedepannya. “Harapan kami semoga siswa bisa menyerap materi yang akan disampaikan oleh Pak Galuh,” ucap beliau.


Pengenalan lebih dekat Fakultas Ilmu Budaya pada siswa dimulai dari sejarahnya sebagai cabang dari Universitas Airlangga yang dulu bernama Fakultas Sastra Udayana. Fakultas Sastra merupakan hasil inisiasi dari presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, dan merupakan cagar budaya yang dilestarikan. Galuh Febri Putra turut menjelaskan program studi yang dimiliki, Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), hingga beasiswa-beasiswa di lingkungan FIB UNUD.


Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab, yang diikuti dengan aktif oleh para siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan beragam, salah satunya ialah sejauh mana FIB mendorong mahasiswanya menjadi inovatif seraya tetap melestarikan budaya. Galuh Febri Putra pun menjawab, “FIB sudah mengadopsi kurikulum Outcome Based Education (OBE) sehingga pembelajarannya fokus pada projek, yang mendorong tugas-tugas menjadi lebih inovatif. Contohnya, program studi Sastra Inggris yang mengadopsi Project Based Learning (PBL) kini tugas-tugasnya termasuk membuat film dokumenter.”


Pertanyaan lain mengacu pada materi Galuh Febri Putra, mengenai program studi unggulan dan prospek kerja dari prodi tersebut. Dijelaskan bahwa hampir setiap program studi di FIB memiliki akreditasi unggulan dan prospek kerja tiap-tiap prodi berbeda-beda. Lulusan Sastra Inggris dapat berpotensi menjadi seorang penerjemah, lulusan Sastra Indonesia sebagai pengajar BIPA, lulusan Sastra Jepang bekerja di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Jepang, serta ditutup dengan prospek kerja sebagai guru atau dosen. Siswa lain pun ingin tahu seberapa unggul Universitas Udayana di Bali, yang direspon dengan menjelaskan bahwa Universitas Udayana merupakan yang terbaik, tertua, dan terbesar di Bali.


Sesi diskusi dan tanya jawab berlangsung interaktif yang diikuti oleh tidak hanya para siswa, namun juga para guru pendamping SMA Negeri 7 Surabaya. Di akhir acara, Galuh Febri Putra mengungkapkan harapan untuk bertemu kembali dengan para siswa di tahun berikutnya sebagai mahasiswa Universitas Udayana, yang secara kompak disahuti oleh siswa-siswa. Kemudian, dilakukan foto bersama sebagai penutup kegiatan (Frans.)