FIB Menggelar Workshop Implementasi Project Based Learning




Fakultas Ilmu Budaya menggelar workshop yang berkaitan dengan pengimplementasian Project Based Learning dalam pembelajaran pada Selasa, 30 Maret 2021. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan sebagai salah satu program kerja UP3M Fakultas Ilmu Budaya.

 

Kegiatan workshop ini dibuka langsung oleh Dekan FIB, Dr. Made Sri Satyawati, S. S., M.Hum., serta diikuti oleh seluruh dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya secara daring. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si. dari Universitas Pendidikan Ganesha.

 

Inovasi Pembelajaran

 

Dekan FIB dalam sambutan membuka kegiatan workshop menyampaikan bahwa pelaksanaan workshop kali ini salah satunya adalah bagian dari usaha membuka wawasan dosen-dosen untuk berinovasi dalam menjalankan proses belajar mengajar.




Project Based Learning dalam pembelajaran menjadi salah satu metode pembelajaran yang erat kaitannya dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

 

“Acara ini diselenggarakan tentunya sebagai salah satu implementasi inovasi pembelajaran di lingkungan FIB. Bapak ibu dosen juga mendapat pandangan baru serta metode inovatif dalam mengembangkan proses belajar mengajar terkait program MBKM,” ungkap Dr. Sri Satyawati.

 

Pengaplikasian Project Based Learning dalam perkuliahan yang terkait MBKM juga menjadi salah satu tolak ukur capaian kinerja yang harus dapat dipenuhi oleh fakultas, prodi, dan dosen.

 




Penerapan Project Based Learning

 

Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M. Si. dalam pemaparan materinya menyampaikan landasan-landasan pelaksanaan inovasi pembelajaran khususnya Project Based Learning. Landasan ini harus dipahami terlebih dahulu oleh dosen sebagai pijakan dalam menerapkan Project Based Learning sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam implementasinya.

 

Dasar penerapan pemebelajaran dengan Project Based Learning adalah untuk membuat mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri. Pada sistem ini mahasiswa tidak hanya menjadi pendengar pasif, namun menjadi aktor utama dalam proses pembelajaran dengan aktif berproses sehingga menghasilkan bukti otentik melalui praktik.


 


Project Based Learning memberikan wahana produk nyata yang akan menggambarkan inti dari kurikulum. Hal ini juga berdampak langsung pada mahasiswa untuk bertanggung jawab pada proses dan hasil dari proses belajar tersebut.

 

“Project Based Learning sangat memungkinkan perkembangan mahasiswa lebih cepat. Sebab mahasiswa tidak hanya berkembang dari sisi akademik semata, tapi juga secara mental dan sosial. Ini kelebihan yang paling menonjol dari sistem pembelajaran ini,” ungkap Prof. Santyasa.

 

Setelah penyampaian materi dari narasumber, dilanjutkan dengan sesi diskusi. Seluruh peserta berdiskusi dengan aktif dalam sesi tanya jawab.(gp)