FIB Unud Gelar Seminar Nasional Sastra dan Budaya IV, Membahas 53 Makalah

Sebagain peserta berfoto usai acara penutupan SNSB IV FIB Unud (Foto Dedy).


Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Udayana menggelar Seminar Nasional Sastra dan Budaya IV bertema “Kearifan Lokal sebagai Pembentuk Karakter Bangsa”, Jumat-Sabtu, 29-30 Maret 2019 bertempat di Aula Widya Sabha Mandala kampus setempat.

 

Seminar ini membahas 53 makalah yang terseleksi dari berbagai perguruan tinggi di Bali maupun luar Bali. Peserta tercatat sekitar 215 orang termasuk sejumlah mahasiswa FIB Unud.

 

Pemakalah Kunci dan Pemakalah Utama

 

Pemakalah kunci pada seminar kali ini adalah Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. membawakan makalah yang berjudul “Memudakan Kearifan Lokal, Menguatkan Karakter Bangsa: Kearifan dan Karakter sebagai Kompas Kehidupan Zaman Distrupsi”.

 

Pemakalah utama, yaitu Dr. Ida Bagus Kade Gunayasa, M.Hum dari Universitas Mataram dan Dr. I Nyoman Wardi dari Universitas Udayana.



 Dekan FIB Unud memberikan sambutan saat pembukaan SNSB.


Hubungan Sastra dan Budaya

 

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. dalam sambutannya menyampaikan pentingnya tema seminar kali ini karena kita dapat memahami hubungan yang sangat erat antara sastra dan budaya.


Dekan FIB Unud Prof. Dr. Sutjiati Beratha,M.A. membuka SNSB IV.

 

“Melalui karya sastra yang penulisnya memiliki latar belakang budaya berbeda akan mampu memperindah karya-karya sastra yang dihasilkan baik sebagai bahan ajar maupun untuk dihayati,” ujar Prof. Sutji.


Dekan FIB Prof Sutjiati Beratha memberikan apresiasi kepada pembicara utama Prof. Joko Saryono dan moderator Dr. Maria Matildis Banda.

 

Seminar ini dilaksanakan untuk mendiskusikan dan menginterpretasikan hubungan yang begitu erat antara Sastra dan Budaya sehingga muncul pemahaman dan apresiasi terhadap keanekaragaman dan persamaan budaya untuk mewujudkan multikulturalisme

 

Dekan menjelaskan hubungan Sastra dan Budaya untuk pendidikan multikuralisme yang terdiri atas: 1. Mengintrepretasikan perbedaan Sastra dan Budaya berdasarkan persamaan; 2. Membuat hubungan dan perbandingan secara lintas budaya (cross cultural connections and comparisons); 3. Menunjukkan konteksnya; 4. Menyeimbangkan antara konteks (ecology) dan komparasi (cross cultural dalam Sastra dan Budaya

 

Pentingnya Nilai Kearifan Lokal

 

Ketua panitia SNSB IV, Dr. Ni Ketut Ratna Erawati, M.Hum. menyatakan bahwa tema seminar kali ini menyiratkan betapa pentingnya nilai-nilai kearifan lokal yang perlu direstorasi dan diberi makna baru sesuai konteks kekinian di dalam bermasyarakat yang majemuk yang dilatari oleh perbedaan suku, agama, dan ras.


Sebagian peserta SNSB.

 

“Bila hal ini dapat dirajut dengan baik, ibarat lukisan yang penuh warna sehingga timbul rasa untuk menjaga dan menguatkan warisan yang adi luhung ini,” jelas Dr. Ratna.

 

Salah satu tujuan penting seminar ini, menurutnya adalah berbagi ilmu untuk saling mengisi informasi secara akademik di antara berbagai macam dimensi keilmuan sehingga secara tidak langsung berdampak positif terhadap perkembangan ilmu kehumanioraan yang ada.

 

Ketua panitia mengucapkan terima kasih karena terselenggaranya seminar ini berkat dukungan penuh dari pihak fakultas, dekanat, dan panitia.

 

“Terima kasih kepada Dekan, baik sarana maupun prasarana serta sumbangsih bapak/Ibu pemakalah semuanya. Terimakasih kepada panitia yang tidak kenal lelah untuk menyukseskan seminar ini,” ucap Dr. Ratna.

 

Tsunami Informasi

 

Pemakalah kunci, Prof. Joko Saryono dalam presentasinya menyampaikan bahwa revolusi digital memunculkan tsunami informasi yang menyapu pelataran kehidupan kita.

 

“Revolusi digital menyebabkan banjir bandang dan tsunami data, peradaban digital, dan kebudayaan digital,” jelas Kepala Perpustakaan Universitas Negeri Malang ini.


Pembicara utama Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd.

 

“Hal ini jelas berbeda dengan masa sebelumnya. Kebudayaan dan peradaban masa depan harus bisa menjadi samudra data yang didatangi oleh banyak orang yang berbudaya internet, “ ungkap Ketua Tim Pakar Literasi Baca Tulis Kemendikbud Jakarta ini.

 

Dalam sidang-sidang paralel dibahas berbagai topik makalah yang disampaikan para penyaji yang berasal dari berbagai perguruan tinggi. Melihat judul makalah yang disajikan akan tampak bahwa topik yang dibahas dalam seminar ini beragam, ada yang membahas sastra modern, tema dampak modernisasi dalam cerpen Indonesia, sastra tradisional Bali, fenomena alih wahana dari teks menjadi komik, ada juga yang membahas sastra etnik dalam dan luar negeri.

 

Pendekatan yang digunakan juga beragam, seperti sosiologi sastra, kajian intertekstualitas, kajian semiotik, dan teori-teori kritis seperti postmodernisme. Kajian terhadap bahasa dan budaya juga memperkaya topik-topik SNSB sebagai forum berbagi hasil penelitian dari para dosen dan mahasiswa (DM).