FIB Unud Selenggarakan Kuliah Tamu bertajuk Interdisciplinary Research of Austronesian History, View from OCSEAN Project

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana (FIB Unud) selenggarakan Kuliah Tamu bertajuk “Interdisciplinary Research of Austronesian History, View from OCSEAN project (Approaches in Studying the Human Past, the Possibilities and Challenges)", pada hari Senin, 4 November 2024, bertempat di Auditorium Widya Sabha Mandala, FIB Unud.


Hadir sebagai narasumber pada kuliah tamu tersebut adalah Monika Karmin, Ph.D. Beliau adalah Dosen Pengajar, Peneliti, sekaligus Koordinator Proyek OCSEAN, dari Institute of Genomics, University of Tartu, Estonia. Kuliah tamu ini merupakan salah satu bentuk implementasi kerja sama antara FIB Unud, dengan Institute of Genomics, University of Tartu, Estonia.


Kuliah tamu dihadiri oleh ±200 mahasiswa dari tiga program studi, di antaranya program studi Sastra Inggris, Ilmu Sejarah, dan Arkeologi. Agenda Kuliah Tamu diawali oleh pembukaan yang dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, I Nyoman Aryawibawa, S.S., M.A., Ph.D., Perwakilan Koordinator Program Studi, yang pada kesempatan ini diwakili oleh Koorprodi Ilmu Sejarah, Anak Agung Inten Asmariati, S.S. M.Si., Ketua UP2M, Prof. Dr. I Made Netra, S.S., M.Hum., dan Ketua UPIKS, Nissa Puspitaning Adni, S.S., M.Hum.


Kuliah tamu dibuka dengan sambutan dari Dekan FIB Unud. Beliau menyampaikan apresiasi bagi semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini. Kegiatan implementasi kerja sama ini penting dan diharapkan dapat dilaksanakan secara rutin. Ditambah lagi, dengan topik bahasan yang dekat dengan prodi-prodi di lingkungan FIB Unud, tentunya, kuliah tamu ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan baru bagi mahasiswa dan juga menginspirasi mahasiswa menemukan ide-ide penelitian ke depannya.


Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi yang dibawakan oleh narasumber, dan dipandu oleh moderator yang merupakan Alumni dari Program Studi Linguistik Program Magister FIB Unud, Putu Wahyu Widiatmika, S.S., M.Hum. Dalam pemaparanya, narasumber menyampaikan beberapa hal terkait dengan topik bahasan. Salah satunya adalah topik mengenai kontribusi sejarah dan masa lalu, bagaimana penyelidikan masa lalu manusia dapat dikembangkan sebagai satu penelitian yang berkesinambungan dan multidisipliner. Metode dalam menyelediki masa lalu manusia dapat ditinjau dari sejarahnya, sejarah bahasanya, tinggalan masa lalunya, organisme kunonya (termasuk tumbuhan dan hewan peliharaannya), organisme dan budaya masyarakatnya, organisme dan iklimnya, serta evolusi genetiknya. Kajian masa lalu ini tentunya tidak hanya akan menjadi sebuah kajian di permukaan saja, tetapi bisa menjadi mendalam dan menghasilkan temuan-temuan kekerabatan yang dekat antara bangsa satu dengan bangsa lainnya.


Monika Karmin dalam kesempatan ini, juga sekaligus menjelaskan tentang proyek OCSEAN sebagai salah satu proyek yang berkaitan dengan penyeledikan masa lalu manusia, yang secara spesifik bertujuan untuk meneliti keberlanjutan dan merekonstruksi rumpun Malay-Polinesia baik dari segi sejarah, budaya, bahasa maupun genetiknya. Dari berbagai sudut pandang tersebut, data terus dikumpulkan, sehingga didapat hasil yang lebih menyeluruh. Sampai saat ini, proyek OCSEAN masih terus berlanjut dan telah mengumpulkan sekitar 100 bahasa. 75 dari 100 bahasa tersebut sudah dalam tahap siap diarsipkan secara permanen.


Diskusi dan tanya jawab dilakukan setelah pemaparan selesai. Tanya jawab berlangsung aktif, di antaranya adalah pertanyaan mengenai bagaimanakah cara mengolaborasikan metode dan teori dari bidang ilmu yang berbeda, kemudian beberapa menanyakan tentang sejarah masa lampau tentang bagaimanakah bahasa itu dapat terbentuk di satu wilayah dan apa yang menyebabkan terjadinya berbagai bahasa muncul di dalam satu wilayah tersebut. Pertanyaan lainnya yaitu bagaimanakah berbagai ras dapat muncul di dunia dan apakah genetik kita dapat berubah seiring berjalannya waktu.


Beberapa mahasiswa juga menunjukkan ketertarikan pada perbandingan situasi antara Indonesia dan Eropa, mengapa Eropa dalam perkembangan sejarah, budaya dan bahasanya lebih visioner daripada negara-negara di Asia. Ada pula yang menanyakan tentang apakah pengaruh bahasa Inggris ke bahasa lain dapat membunuh budaya bahasa lain atau tidak


Tentunya, jika dibandingkan antara satu area dengan area lain, ekspansi dan kontak menjadi salah satu hal yang mempengaruhi perkembangan sebuah wilayah. Di Estonia sendiri, karena pengaruh gereja, menuntut warga disana untuk bisa membaca ayat, sehingga perkembangannya dimulai dengan edukasi dan literasi. Menjawab pertanyaan tentang “pembunuhan budaya”, hal itu mungkin terjadi karena penuturnya mulai menggunakan ekspresi bahasa asing atau bahasa Inggris dan diterjemahkan mentah-mentah ke bahasa lain sehingga tidak alami dan hal tersebut itu dapat mengaburkan budaya bahasa.


Setelah diskusi selesai dilangsungkan, acara kemudian ditutup dengan penyerahan sertifikat dan apresiasi terhadap moderator dan narasumber. Agenda terakhir dari kegiatan ini adalah foto bersama dengan seluruh peserta kuliah tamu.