Himpunan Mahasiswa Program Studi Sejarah Mengadakan Pekan Historis Sambut Hari Ulang Tahun Program Studi Sejarah ke-55


Koordinator Program Studi Sejarah membuka kegiatan Pekan Historis 


Himpunan Mahasiswa Program Studi Sejarah atau yang sering disebut sebagai Keluarga Mahasiswa Sejarah (KEMAS) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana mengadakan kegiatan Pekan Historis pada tanggal 17 hingga 19 Oktober 2019 bertempat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) Renon, Denpasar.

 

Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan meliputi perlombaan-perlombaan seperti Lomba Esai Sejarah dan Lomba Pemandu Wisata (Guiding) tingkat SMA/SMK/Sederajat. Selain itu untuk meramaikan kegiatan Pekan Historis diadakan pula acara Seminar sejarah. Adapun untuk tema yang diusung dalam Pekan Historis ini adalah “Sejarah dan Masa Depan: Refleksi Sejarah terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2024”.

 

Ketua Umum KEMAS, Ni Made Lisa Purwanti menyatakan bahwa kegiatan Pekan Historis ini merupakan kegiatan pertama kali yang diadakan oleh KEMAS. “Betul bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan pertama kali yang kami adakan dalam kepengurusan periode 2019/2020. Kami berharap kegiatan ini dapat terus dilanjutkan oleh kepengurusan-kepungurusan periode selanjutnya” ujar Lisa pada sambutannya di hari pertama Pekan Historis 2019

 


Juri Lomba Esai Sejarah

Lomba Esai Sejarah


Keluarga Mahasiswa Sejarah (KEMAS) pada Kamis 17/10 menyelenggarakan acara Lomba Esai Sejarah dalam rangka Pekan Historis 2019 di Ruang Auditorium Widya Sabha Mandala, Gedung Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Lomba diikuti oleh para siswa/siswi SMA/SMK/Sederajat terbaik se-Bali yang berjumlah 15 peserta dengan didampingi oleh para pembimbingnya masing-masing.


Kegiatan Lomba Esai Sejarah Pekan Historis 2019 ini diawali dengan pembukaan secara simbolis oleh Koordinator Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Dr.I Nyoman Sukiada,M.Hum. Lalu dilanjutkan dengan acara inti yaitu sesi persentasi dari para peserta lomba Esai Sejarah. Satu persatu peserta maju kedepan untuk mempersentasikan hasil karya tulisnya dihadapan ketiga dewan juri lomba Esai Sejarah Pekan Historis 2019. Ketiga dewan juri tersebut yaitu Nuryahman,S.S (Ahli Peniliti Sejarah Badan Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali), Dr.Drs.I Wayan Tagel Eddy,M.S. (Dosen Prodi Sejarah) dan Dr.Ida Ayu Wirasmini Sidemen,M.Hum. (Dosen Prodi Sejarah).


Pada lomba ini, Gusti Ayu Putu Wiwit Sukmayanti dari SMA Negeri 4 Denpasar berhasil menyabet juara satu dalam lomba Esai Sejarah Pekan Historis tahun 2019. Lalu diikuti oleh Desak Nyoman Tri Larasati dari SMA Negeri 1 Sukawati sebagai juara kedua dan Putu Sri Ratih Indira Widiantini dari SMA Negeri Bali Mandara sebagai juara ketiga.

 


Peserta lomba pemandu wisata 

Lomba Pemandu Wisata


Hari kedua Pekan Historis 2019 pada Jumat 18/10, KEMAS menyelenggarakan kegiatan lomba Pemandu Wisata (Guiding) tingkat SMA/SMK/Sederajat di Ruang Rapat Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) Renon, Denpasar. Pada hari kedua ini, perlombaan diikuti oleh 17 peserta terbaik yang berasal dari SMA/SMK/Sederajat se-Bali yang telah tiba untuk regristrasi sejak pagi hari.


Dalam sambutannya pada acara pembukaan, Koordinator Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Dr.I Nyoman Sukiada,M.Hum. menjelaskan bahwa perlombaan ini bukan hanya sekadar mengenai lomba kemampuan berbahasa Inggris yang baik dan benar saja, akan tetapi merupakan usaha meningkatkan pemahaman sejarah bagi generasi-generasi muda Bali.


“Banyak dari para pemandu wisata di Bali ini adalah orang yang berasal dari luar Bali yang patut diragukan pemahamannya mengenai Sejarah Bali. Maka dari itu lomba ini dilaksanakan untuk menciptakan pemandu wisata lokal yang memahami sejarah Bali itu sendiri” ujar Koorprodi Sejarah FIB Unud dalam sambutannya.


Didukung penuh oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Monumen Perjuangan Rakyat Bali, I Made Benny mengharapkan bahwa kegiatan lomba pemandu wisata kali ini dapat diadakan kembali pada tahun depan. “Kerjasama ini tak akan berhenti sampai disini saja. Saya harapkan acara ini akan diadakan lagi tahun depan dengan jumlah peserta  yang lebih banyak lagi” Ujar Kepala UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali.



Pemenang lomba melakukan foto bersama


Sesi persentasi dilakukan dengan mengelilingi diorama yang terdapat di Monumen Perjuangan Rakyat Bali tersebut. Dalam lomba ini, peserta atas nama Putu Anindyathalia Mahottami Indira Budiarti dari SMA Negeri 8 Denpasar berhasil meraih juara pertama dalam lomba Pemandu Wisata Pekan Historis 2019. Juara kedua adalah Gusti Made Sherlita Septia Vianti dari SMK Wira Harapan dan juara ketiga diraih oleh Patricia dari SMAK Harapan.

 


Pelaksanaan seminar sejarah

Seminar Sejarah


Hari ketiga sekaligus merupakan puncak kegiatan dari rangkaian kegiatan Pekan Historis 2019 yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Sejarah (KEMAS) adalah acara Seminar Sejarah yang bertajuk “Re-Eksistensi Gerakan Kaum Muda dalam Perjuangan Mempertahankan Republik Indonesia Masa Kini dan Masa Yang akan Datang”. Acara Seminar ini diselenggarakan di Ruang Ir.Soekarno, Gedung Prof. Dr. R.M.Ng. Poerbatjaraka, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Acara dihadiri langsung oleh Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, I Nyoman Arya Wibawa,M.A.,Ph.D. ,Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Dr. Ni Made Suryati ,Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Drs. I Gusti Ngurah Mataram, Koordinator Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Dr. I Nyoman Sukiada,M.Hum., seluruh staf dosen pengajar, dan seluruh mahasiswa Program Studi Sejarah FIB Unud.



Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Budaya Membuka acara seminar sejarah


Dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan II, Dr. Ni Made Suryati, acara dimulai dengan sesi stadium general oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Drs. I Gusti Ngurah Mataram kepada seluruh peserta seminar Sejarah Pekan Historis 2019. Beliau menyampaikan mengenai pentingnya perlindungan objek cagar budaya yang ada di Bali terutama yang berada di Kota Denpasar sendiri sebagai bentuk usaha merawat ingatan kolektif sejarah Kota Denpasar. Beliau juga menyatakan akan siap membantu mempermudah akses siapa saja termasuk mahasiswa yang ingin meneliti objek-objek cagar budaya tersebut. “Silahkan bagi yang ingin meneliti objek-objek cagar budaya yang ada di Kota Denpasar ini. Pasti akan kami bantu” Ujar Kepala Dinas Kota Denpasar.Setelah stadium general berakhir, dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi pertama oleh Nuryahman,S.S dari Badan Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali. Dalam materinya yang berjudul “Lintasan Gerakan Pemuda Indonesia dari Masa ke Masa”, Nuryahman,S.S menjelaskan mengenai lintasan perjalanan gerakan pemuda dari masa ke masa yang memperlihatkan banyak sekali rentetan dinamika kebangsaan yang kesemuanya tidak pernah terlepas dari peranan pemuda sebagai pelopor perubahan. “Tantangan itu selalu ada. Disinilah peranan generasi muda dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 sesuai dengan tema seminar ini” ujarnya.



Sesi terakhir ditutup oleh sesi pemaparan materi oleh Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia Provinsi Bali, I Gusti Bagus Saputra,S.H. Dalam paparannya, beliau menceritakan perjuangannya semasa ikut serta menjadi pasukan gerilyawan I Gusti Ngurah Rai dalam perang melawan Belanda di Bali. “Saya bertempur mempertahankan kedaulatan negara Republik Indonesia dari bangsa asing” ujarnya disambut tepuk tangan meriah dari para peserta seminar.  Ia juga sempat menyebutkan keseluruhan isi pesan tertulis pahlawan I Gusti Ngurah Rai kepada Belanda saat Pihak Belanda sendiri mulai mendesak pasukan I Gusti Ngurah Rai untuk menyerah. Semua di bacakannya dengan ingatan yang masih segar kepada para peserta seminar yang menghadiri kegiatan tersebut. Dalam akhir pemaparannya pun ia tidak lupa berpesan kepada seluruh generasi muda untuk selalu memiliki semangat juang 45 seperti dirinya. “Prinsip saya adalah Medeka atau Mati. Itulah sebabnya mengapa saya dapat bertahan hidup dari gempuran pasukan Belanda” ujarnya.


Kegiatan Seminar diakhiri dengan pemotongan tumpeng secara simbolis oleh Koorprodi Sejarah yang menandai hari ulang tahun Program Studi Sejarah ke-55. 



Pemotongan tumpeng secara simbolis untuk mempringati hari ulang tahun program studi sejarah ke 55


(hdr)