Kaji Kekisruhan Galian C, Dosen Prodi Sejarah FIB Raih Gelar Doktor
Program Studi Doktor (S3) Kajian Budaya, Fakultas Ilmu
Budaya (FIB), Universitas Udayana kembali menyelenggarakan Promosi Doktor
dengan promovendus Drs. Ida Bagus Gde Putra. M.Hum. Promosi Doktor
dilaksanakan pada hari Jumat, 14 Januari 2022 secara semi daring di ruang Ir.
Soekarno kampus setempat.
Ujian terbuka dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas
Ilmu Budaya, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. Ida Bagus Gde Putra berhasil
mempertahankan disertasinya yang berjudul “Membongkar Kekisruhan Eksplorasi
Galian C di Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasemâ€. Setelah
melalui ujian terbuka, Ida Bagus Gde Putra dinyatakan lulus dengan
predikat Sangat Memuaskan. Ia merupakan Doktor ke-157 di lingkungan FIB Unud dan
Doktor ke-258 di lingkungan Prodi S3 Kajian
Budaya.
Eksplorasi Galian C
Desa Sebudi adalah salah satu
desa yang terletak pada dataran tinggi pegunungan dengan ketinggian tanah 850
meter dari permukaan laut. Tipologi tanah di Desa Sebudi pasca meletusnya
Gunung Agung 1963 merupakan hamparan batu pasir yang menutupi wilayah hilir
hampir 7 km² hingga mengubah tatanan topografi dan geografis Desa Sebudi.
Endapan lava dan batu pasir
yang dimuntahkan dari letusan Gunung Agung, berdampak pada masyarakat untuk
lebih berorientasi dalam melakukan alih fungsi lahan dan mulai mengeksplorasi
endapan tersebut sebagai bahan galian C. Penggalian semakin ramai dilakukan di
sekitar wilayah Banjar Desa Sebudi.
Relasi kuasa pemerintah dalam
membuat keputusan atau kebijakan, serta kewenangan adalah untuk meminta
tuntutan dan penyediaan bahan galian C sebagai sumber ekonomi dalam pengasilan
asli daerah (PAD). Kebijakan pemerintah ini pada tingkat desa dianggap mampu
memberi sumbangan dengan tersedianya lapangan pekerjaan di sektor galian C.
Keberadaan eksplorasi galian C
yang dilakukan para investor semakin berkembang dengan menyerap tenaga kerja
yang berasal dari desa setempat. Regulasi dan operasi galian C yang digerakkan
oleh investor tanpa kontrol lokal. Masyarakat lokal belum memiliki posisi cukup
kuat untuk mengawasi keseluruhan persoalan galian C.
Masyarakat lokal tidak banyak
yang menjadi investor galian C, mereka lebih banyak diserap sebagai tenaga
kerja di galian C. Namun, penyerapan tenaga kerja memunculkan ketimpangan,
karena volume kerja dengan upah yang diperoleh tidak sebanding dengan hasil
yang diharapkan. Investor dengan kekuatan dominan menerapkan pengawasan dalam
aktivitas galian C dengan target keuntungan yang lebih.
Potensi munculnya kekisruhan
sebagai bagian dinamika berkaitan dengan sumber daya alam berupa bahan galian C
cenderung menjadi ajang pergulatan kepentingan yang mengacu pada persaingan
ekonomi dalam pemilikan modal di arena galian C Desa Sebudi.
Bentuk-bentuk kekisruhan
eksplorasi galian C yaitu menjadi ajang pergulatan kepentingan ketiga aktor. Ketidakseimbangan
akses sumber daya alam berupa pasir, batu, dan kerikil. Buruknya tata kelola
publik terhadap lingkungan. Ketertutupan informasi publik tentang harga pasir;
resistensi masyarakat akibat transaksi kepentingan politik. Degradasi
lingkungan dan terciptanya pola marginalisasi.
Implikasi kekisruhan
eksplorasi galian C yaitu pembangunan infrastruktur yang memprioritaskan
pengelolaan Galian C dibandingkan kebutuhan masyarakat. Perubahan topografi dan
geografi kawasan tambang Galian C, batas-batas yang tidak jelas akibat tumpang
tindihnya regulasi pemerintah.
Kebijakan-kebijakan pemerintah
yang tidak efektif dalam pelaksanaan dan penegakan hukumnya. Munculnya kelas
sosial baru akibat praktik perjudian, prostitusi, dan premanisme serta
bergesernya nilai-nilai masyarakat secara kultural.
Temuan Penelitian
Adapun temuan yang diperoleh
dalam penelitian ini sebagai berikut: secara horizontal di antara masyarakat
mulai muncul bibit kekisruhan yang menekankan tentang adanya konflik bersifat
internal.
Keberpihakan pemerintah
terhadap para pengelola atauinvestor terlihat dalam terbitnya berbagai ragam
kebijakan menyebabkan ketidakpaduan pada sistem perizinan.
Kebijakan pemerintah untuk
menyelamatkan begitu banyak dimensi kehidupan masyarakat di Desa Sebudi
menyebabkan kekisruhan baru dalam eksplorasi galian C dan dinilai sebagai
produk pembangunan yang gagal.
Makna Disertasi
Prof. Dr. A. A. Ngurah Anom
Kumbara, M.S. selaku promotor dalam penyampaian makna disertasi menyampaikan
selamat kepada Dr. Ida Bagus Gde Putra atas capaian tertingginya dalam bidang akademik.
Prof. Anom Kumbara
menyampaikan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ida Bagus Gde Putra
merupakan penelitian penting khususnya dalam ranah kajian budaya.
“Secara praktis, dengan
mengurai kekisruhan ini maka kita bisa mengetahui profil sebuah konflik. Sesungguhnya
melalui penelitian ini kita melihat kekisruhan itu terjadi di tingkat
pemerintah maupun di tingkat masyarakat. Terjadi kontestasi yang kompleks
diantara pemegang kekuasaan atas modal.†Ungkap Prof. Anom Kumbara.
Secara empirik dapat dilihat
bahwa Desa Sebudi adalah sebuah tambang emas hitam yang menjadi peluang ekonomi
pada masyarakat Desa Sebudi. Namun hal ini ketika tidak dikelola dengan baik
maka memunculkan berbagai konflik yang berdampak pada lingkungan maupun
masyarakat. (gp)
UDAYANA UNIVERSITY