Kegiatan Seminar Alumni FIB Unud Mei 2018 Diliput Koran 'Pos Bali'


Seminar Alumni FIB Unud. Dari kiri ke kanan: Prof. Dr. I Nyoman Weda Kusuma, MS (Wakil Dekan III FIB Unud), I Komang Sumaryana Putra, SS, M, Hum (moderator), Dr. Drs. Mangihut Siregar, M.Si, Ni Putu Risa Pratiwi, SS, M.Hum, dan I Putu Pebri Pranata, SS (Foto Pos Bali)

Kegiatan seminar alumni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana yang berlangsung Selasa, 22 Mei 2018, sehari menjelang pelepasan calon wisudawan, mendapat liputan dalam koran Pos Bali, edisi Rabu, 23 Mei 2018, edisi cetak dan dalam jaringan. Berikut laporannya.

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB Unud) mengawinkan tiga “Cumlauder” dari jenjang berbeda dalam Seminar Alumni Pelepasan Calon Wisudawan ke-126, di Denpasar Selasa (22/5).

Tiga orang tersebut yakni I Putu Pebri Pranata (S1 Sastra Inggris), Ni Putu Risa Pratiwi (Magister Linguistik), dan Mangihut Siregar (Program Doktor Kajian Budaya).

Dalam gelaran akademik yang merupakan tradisi pra-yudisium fakultas tertua di Unud itu,  ketiganya membawakan makalah yang bersumber dari tugas akhir masing-masing. Perwakilan Program Doktor, Mangihut Siregar mempresentasikan makalah berjudul “Kontroversi Komodifikasi Ritual Mangalahat Horbo Bius di Pulau Samosir Sumatera Utara”.

Pria kelahiran Tapanuli Utara itu menjelaskan, penjajahan Belanda di Tapanuli sempat melarang ritual Mangalahat Horbo Bius, salah satu tradisi yang digelar masyarakat Batak Parbaringin saat mengawali turun ke sawah, perkembangbiakan ternak, atau ketika terjadi bencana. Namun, sejak 2008 ritual tersebut kembali digelar sebagai salah satu upaya menarik minat pariwisata ke Pulau Samosir.

“Sejak pertama kali dilakukan, sudah mengalami kontroversi, sehingga disarankan agar tidak dilanjutkan sebagai daya tarik wisata. Namun, nilai-nilainya harus tetap dilestarikan,” kata peraih IPK rata-rata 3,93 itu.

Sebagai pemakalah kedua, Risa Pratiwi tampil membawakan makalah berjudul “Penerapan Metode ESA Terhadap Penggunaan Klausa Adverbal Penanda Waktu pada Peserta Didik Kelas XI SMK Widya Mandala Badung”.

Dalam makalah tersebut, perempuan yang berhasil menyelesaikan studinya 2 tahun 5 bulan dengan IPK 3,86 itu menyatakan metode ESA dapat meningkatkan kemampuan klausa adverbial penanda waktu pada peserta didik.

Smeentara itu, Pebri Pranata yang merupakan wakil jenjang sarjana mempresentasikan makalah berjudul “Terjemahan Majas Bahasa Inggris yang Ditemukan di Dalam Novel berjudulTemperatures Rising ke Dalam Bahasa Indonesia”. Makalah tersebut diambil dari skripsi berjudul “The Translation of English Figures of Speech Found in the Novel Temperatures Rising into Indonesian”.

Melalui penelitiannya, peraih IPK rata-rata 3.94 itu menilai proses terjemahan merupakan hal menarik untuk dikaji secara ilmiah. Ia menyimpulkan, dalam proses penerjemahan novel“Temperatures Rising, penerjemah menggunakan dua strategi terjemahan, yakni menerjemahkan majas menjadi non-majas dan majas menjadi majas.

Seminar tersebut digelar sebagai salah satu rangkaian Pelepasan Calon Wisudawan ke-126 yang digelar Rabu (23/5) hari ini. Dalam pelepasan kali ini, FIB Unud melepas 55 orang mahasiswa dari tiga jenjang pendidikan, yakni 6 orang dari program doktor, 6 orang dari program magister, dan 43 orang dari prodi sarjana.

Dalam kesempatan itu, Dekan FIB Unud, Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, MA mengingatkan agar setiap lulusan senantiasa dapat meningkatkan kualitas.

“Seorang sarjana harus percaya diri, mudah beradaptasi dan tangguh, memiliki pertimbangan yang cerdas, komunikasi yang efektif bukan pragmatis, berpikir mandiri, dan peduli dengan NKRI,” pesannya.

(Sumber: eri/ Pos Bali Online/ https://www.posbali.id/seminar-fib-unud-kawinkan-tiga-cumlauder/ )