Kuliah Umum Daring Prodi Sastra Bali Unud dan Sastra Jawa UGM, Angkat Topik Sastra Kawi Berlatar Majapahit
Program Studi Sastra Bali Universitas Udayana bekerjasama dengan Program
Studi Sastra Jawa Universitas Gadjah Mada mengadakan kuliah umum secara daring
(webinar) pada, Senin, 4 Mei 2020. Kuliah umum kali ini menghadirkan pembicara
Sugi Lanus, seorang peneliti naskah-naskah lontar sekaligus pendiri Hanacaraka
Society.
Sugi Lanus memberikan kuliah umum dengan materi “Karya Sastra Majapahit, Menelisik
karya-karya Sastra Kawi dengan Setting Waktu dan Peristiwa Seputar Kerajaan
Majapahitâ€. Kuliah umum ini diikuti oleh 128 peserta dari kalangan mahasiswa
Prodi Sastra Bali Unud, Prodi Sastra Jawa UGM, Prodi Sejarah Unud, Prodi
Arkeologi Unud, para dosen dari FIB Unud, serta dosen dari Fakultas Pertanian
Unud.
Kuliah umum ini dibuka oleh Kaprodi Sastra Bali Unud, Dr. I Wayan
Suardiana, M.Hum. Dalam sambutannya, Dr. Suardiana menyampaikan rasa terima
kasih kepada Kaprodi Sastra Jawa UGM, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum. karena
telah bekerja sama dalam mengadakan kuliah umum ini, serta semua pihak yang telah mempersiapkan kegiatan
kuliah umum ini.
“Kuliah umum ini menjadi ajang mempererat hubungan kedua prodi yang telah
terjalin sejak lama. Sekaligus memfasilitasi anak-anak kami mendapatkan lebih
banyak lagi pengetahuan-pengetahuan baru,â€ungkap Dr. Suardiana.
Sastra Kawi Berlatar Majapahit
Karya sastra yang berlatar atau berkaitan dengan Kerajaan Majapahit adalah
karya-karya besar dan telah banyak dibicarakan oleh peneliti asing maupun
peneliti dalam negeri. Karya-karya ini memberikan gambaran yang cukup detail
perihal keberadaan Kerajaan Majapahit dan kebesaran kekuasaannya di nusantara.
Karya-karya sastra ini seharusnya dapat menjadi sumber rujukan penunjang bagi
penelitian terhadap Kerajaan Majapahit.
Karya-karya sastra bergenre kidung menjadi acuan yang dipilih oleh Sugi
Lanus untuk melihat keberadaan dan situasi Kerajaan Majapahit. Karya-karya
kidung tersebut diantaranya adalah Kidung Harsa-Wijaya, Kidung Sorandaka,
Kidung Rangga Lawe, Kidung Pararaton, Kidung Pamancangah, Kidung Sundayana, dan
Kidung Sunda.
“Beberapa karya sastra kidung menunjukkan pada kita dengan baik bagaimana
Kerajaan. Kita bisa paham bahwa karya sastra adalah rujukan yang selama ini
dikesampingkan dalam penulisan sejarah. Namun pada kidung-kidung ini, data-data
sejarah dapat kita terima dengan melakukan cross check pada
sumber-sumber primer berupa prasasti maupun tinggalan-tinggalan berupa candi
maupun relief,†ungkap Sugi Lanus.
Antusias Peserta
Kuliah umum bersama ini merupakan satu gagasan baru yang
dirintis oleh kedua prodi untuk dapat saling menguatkan hubungan secara
akademis yang telah terjalin sejak lama. Kegiatan ini sekaligus mengisi waktu
belajar dari rumah selama masa pendemi covid-19. Pada awalnya kuliah unum ini
direncanakan hanya akan diikuti oleh kedua prodi saja, namun rupanya banyak
pihak yang tertarik dan kuliah umum pun di buka untuk intas prodi.
Seluruh peserta sangat antusias mengkuti kuliah umum ini.
Banyak tukar pandangan terjadi dalam diskusi sehingga seluruh peserta
mendapatkan banyak pengetahuan baru. Salah satunya adalah dari dosen Prodi Sastra
Bali Drs I Wayan Suteja,M.Hum. yang turut urun pandangannya perihal dunia
kidung di Bali serta tradisi penulisannya. Kuliah yang dimulai pukul 15.00 Wita
berakhir pada pukul 18.00 Wita, melampaui dari batas waktu yang direncanakan
akibat diskusi yang sangat menarik. (gita)
UDAYANA UNIVERSITY