Mahasiswa China Raih Gelar Doktor Linguistik
Program Studi Doktor (S3) Linguistik, Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Udayana kembali menyelenggarakan Promosi Doktor pada Kamis, 22 Juli 202. Promovenda dalam promosi
kali ini adalah Liu Dan Dan, S.A., M.A., M.Hum., seorang mahasiswa asing yang berasal dari China. Ujian dilaksanakan secara daring melalui aplikasi webex dan
disiarkan secara langsung pada kanal Youtube FIB Unud pada https://youtu.be/RMup5N6Wr9I
Kesalahan Berbahasa Mandarin
Pada awal belajar bahasa Mandarin sering terjadi kesalahan
pelafalan ini, karena bunyi vokal ü [y] tidak ada dalam sistem fonologi bahasa Indonesia, jadi elemen ini merupakan
elemen baru bagi pembelajar Indonesia. Selain dari segi pelafalannya, terjadi banyak kesalahan yang muncul pada
susunan kata, misalnya pada permutasi verba dan keterangan verba. Kesalahan pembelajar Indonesia
tidak hanya terjadi pada tataran gramatikal, tetapi juga terjadi di tataran
pragmatik.
Pada tataran fonologi, kesalahan berbahasa Mandarin pemelajar Indonesia pada
level dasar sering terjadi di final, inisial dan nada. Kesalahan nada
terjadi pada empat nada, nada ringan dan perubahan nada. Sebagai elemen
suprasegmental, kesalahan nada menduduki mayoritas dalam proses pemelajaran BM
untuk pemelajar Indonesia.
Pada tataran pragmatik, kegagalan pragmatik terdapat dua jenis, yaitu
kegagalan pragalinguistik dan kegagalan sosiopragmatik. Kegagalan
pragalinguistik disebabkan dari kegagalan fonologi, kegagalan morfologi dan
kegagalan sintaksis. Kegagalan sosiopragmatik dapat dilihat dari kegagalan
panggilan orang, kegagalan cara menyambut, kegagalan pamitan dan kegagalan
minta izin.
Sumber kesalahan pembelajaran bahasa Mandarin untuk pembelajar Indonesia pada level dasar sangat rumit. Ada lima sumber
kesalahannya, yaitu belum paham aturan bahasa Mandarin, transfer
bahasa ibu, perbedaan budaya China dengan Indonesia, strategi dalam
berkomunikasi dan generalisasi berlebihan dari bahasa target. Pada awal belajar
bahasa Mandarin, pembelajar Indonesia sering terjadi transfer budaya dan bahasa ibunya.
Untuk mengatasi kesalahan berbahasa Mandarin bagi pembelajar Indonesia pada
level dasar, pengajar harus berpegang pada beberapa prinsip dasar dan harus
menggunakan metode khusus yang berdasarkan kesalahan, bahasa pengantar, materi pemelajaran,
dan lingkungan siswa.
Mengajar bahasa kedua memiliki banyak tantangan, tetapi tidak ada
satu cara yang paling cocok untuk semua siswa dan semua situasi. Semua cara memiliki
kelebihan dan kekurangan. Ketika guru memilih cara mengajar dan cara melatih,
mereka harus memikirkan terlebih dahulu tentang karakteristik siswa, materi dan
suasana kelas, setelah itu baru dapat menentukan metode yang sesuai, dan
menjaga konsistensi metode pengajaran serta menstimulasi semangat pemelajaran
siswa.
Makna Disertasi
Prof. Artawa menyampaiakan makna disertasi
“Apa yang telah dikerjakan oleh Dr. Liu Dan
Dan akan sangat bermanfaat ke depannya untuk pembelajaran bahasa Mandarin bagi
orang Indonesia. Kami tunggu penelitian-penelitian selanjutnya dari Dr. Liu Dan
Dan.†Ungkap Prof. Artawa.
UDAYANA UNIVERSITY