Mahasiswa China Raih Gelar Doktor Linguistik


 

Program Studi Doktor (S3) Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana kembali menyelenggarakan Promosi Doktor pada Kamis, 22 Juli 202. Promovenda dalam promosi kali ini adalah Liu Dan Dan, S.A., M.A., M.Hum., seorang mahasiswa asing yang berasal dari China. Ujian dilaksanakan secara daring melalui aplikasi webex dan disiarkan secara langsung pada kanal Youtube FIB Unud pada https://youtu.be/RMup5N6Wr9I

 Liu Dan Dan berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul “Kesalahan Berbahasa Mandarin Pembelajar Indonesia Pada Level Dasar (Gramatikal dan Pragmatik)” dan dinyatakan lulus dengan predikat “Cumlaude”. Dr. Liu Dan Dan merupakan doktor ke-133 di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya dan ke-188 di Prodi Doktor Linguistik.

 


Kesalahan Berbahasa Mandarin

 Saat pembelajar Indonesia mempelajari bahasa Mandarin pasti ditemukan banyak kesalahan. Bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin termasuk rumpun yang berbeda, bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu Riau(Sumatra), sedangkan bahasa Mandarin termasuk rumpun Sino-Tibet. Jika dilihat dari segi tipologi struktural, tipologi bahasa Indonesia termasuk tipe aglutinatif, sedangkan tipe bahasa Mandarin termasuk tipe bahasa isolatif.

 




Pada awal belajar bahasa Mandarin sering terjadi kesalahan pelafalan ini, karena bunyi vokal ü [y] tidak ada dalam sistem fonologi bahasa Indonesia, jadi elemen ini merupakan elemen baru bagi pembelajar Indonesia. Selain dari segi pelafalannya, terjadi banyak kesalahan yang muncul pada susunan kata, misalnya pada permutasi verba dan keterangan verba. Kesalahan pembelajar Indonesia tidak hanya terjadi pada tataran gramatikal, tetapi juga terjadi di tataran pragmatik.

 

Pada tataran fonologi, kesalahan berbahasa Mandarin pemelajar Indonesia pada level dasar sering terjadi di final, inisial dan nada. Kesalahan nada terjadi pada empat nada, nada ringan dan perubahan nada. Sebagai elemen suprasegmental, kesalahan nada menduduki mayoritas dalam proses pemelajaran BM untuk pemelajar Indonesia.

 

Pada tataran pragmatik, kegagalan pragmatik terdapat dua jenis, yaitu kegagalan pragalinguistik dan kegagalan sosiopragmatik. Kegagalan pragalinguistik disebabkan dari kegagalan fonologi, kegagalan morfologi dan kegagalan sintaksis. Kegagalan sosiopragmatik dapat dilihat dari kegagalan panggilan orang, kegagalan cara menyambut, kegagalan pamitan dan kegagalan minta izin.

           

Sumber kesalahan pembelajaran bahasa Mandarin untuk pembelajar Indonesia pada level dasar sangat rumit. Ada lima sumber kesalahannya, yaitu belum paham aturan bahasa Mandarin, transfer bahasa ibu, perbedaan budaya China dengan Indonesia, strategi dalam berkomunikasi dan generalisasi berlebihan dari bahasa target. Pada awal belajar bahasa Mandarin, pembelajar Indonesia sering terjadi transfer budaya dan bahasa ibunya.

 


Untuk mengatasi kesalahan berbahasa Mandarin bagi pembelajar Indonesia pada level dasar, pengajar harus berpegang pada beberapa prinsip dasar dan harus menggunakan metode khusus yang berdasarkan kesalahan, bahasa pengantar, materi pemelajaran, dan lingkungan siswa.

 

Mengajar bahasa kedua memiliki banyak tantangan, tetapi tidak ada satu cara yang paling cocok untuk semua siswa dan semua situasi. Semua cara memiliki kelebihan dan kekurangan. Ketika guru memilih cara mengajar dan cara melatih, mereka harus memikirkan terlebih dahulu tentang karakteristik siswa, materi dan suasana kelas, setelah itu baru dapat menentukan metode yang sesuai, dan menjaga konsistensi metode pengajaran serta menstimulasi semangat pemelajaran siswa.

 

Makna Disertasi

 Prof. Dr. I Ketut Artawa, M.A., selaku promotor memberikan pemaknaan disertasi Dr. Liu Dan Dan. Prof. Artawa menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Dr. Liu Dan Dan yang telah berhasil menyelesaikan studinya dengan baik.


Prof. Artawa menyampaiakan makna disertasi

“Apa yang telah dikerjakan oleh Dr. Liu Dan Dan akan sangat bermanfaat ke depannya untuk pembelajaran bahasa Mandarin bagi orang Indonesia. Kami tunggu penelitian-penelitian selanjutnya dari Dr. Liu Dan Dan.” Ungkap Prof. Artawa.

 Harapan dan masukan yang telah diberikan oleh tim Promotor dan Penguji pada Dr. Liu Dan Dan agar dapat ditindaklanjuti dengan menghasilkan tulisan-tulisan akademik. Tentu akan sangat bermanfaat tidak saja bagi Dr. Liu tapi juga bagi perkembangan keilmuan. (GP)