Mahasiswa Prodi Sastra Bali Pentaskan Drama Bali Moden Nang Kepod

Dosen prodi sastra bali dan tim pementasa drama berfoto bersama usai pementasan


Mahasiswa Program Studi Sastra Bali Unud yang tergabung dalam Sanggar Mahasaba mementaskan drama Bali modern dengan judul “Nang Kepod”. Pementasan berlangsung pada, Minggu, 23 Februari 2020, di Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Denpasar.


Pementasan Sanggar Mahasaba ini merupakan salah satu bagian dari menyemarakkan Bulan Bahasa Bali 2020 yang digelar oleh pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.


Pementasan drama Bali modern oleh Sanggar Mahasaba Unud adalah kali ini pertama bagi sanggar ini. Meski demikian, sanggar yang baru dibentuk dan telah terdaftar sebagai salah satu sanggar seni di Kota Denpasar, mencoba menghadirkan pertunjukan dengan maksimal.





Dukungan Prodi dan Fakultas


Sanggar Mahasaba yang menaungi kreatifitas mahasiswa Prodi Sastra Bali ini mendapat dukungan penuh dari pihak prodi dan fakultas. Ketua Prodi Satra Bali, Dr. I Wayan Suardiana, M.Hum., mengatakan bahwa Prodi Sastra Bali sangat mendukung kreatifitas mahasiswa, terlebih telah mendapat kepercayaan untuk dapat pentas dalam ajang Bulan Bahasa Bali.


“Salah satu bentuk dukungan adalah dengan melakukan pendampingan yang intensif ketika para mahasiswa melakukan latihan intensif. Sehingga mereka menjadi lebih bersemangat dalam berlatih. Meskipun dana terbatas, prodi tidak mau berdiam diri untuk melakukan kegiatan besar, modalnya tentu ‘paswakan’ dengan tokoh-tokoh yang memiliki potensi di bidang teater,” ungkap Dr. Suardiana.


Dr. Suardiana juga mengungkapkan bahwa fakultas turut mendukung semua proses persiapan dari penapilan Sanggar Mahasaba. Beberapa kali latihan pemantapan bloking dilakukan di Aula Widya Sabha Mandala Fakultas Ilmu Budaya.


Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada segenap mahasiswa serta dosen Prodi Sastra Bali yang telah kompak mendukung kegiatan ini. Demikian juga kepada jajaran Dekanat FIB dan seluruh keluarga besar FIB.



Drama Nang Kepod


Pementasan Drama Nang Kepod oleh Sanggar Mahasaba ini disutradarai oleh Drs. Dewa Gede Windhu Sancaya, M.Hum., dosen di Prodi Sastra Bali. Persiapan pementasan dilakukan sejak satu setengah bulan, dengan diawali pemilihan pemain. Pemilihan pemain dilakukan untuk memilih calon pemeran yang sesuai dengan tokoh dalam drama.


Pembinaan setelah terpilihnya para pemain dilakukan dengan intensif di bawah binaan Dewa Ketut Jayendra. Meski waktu persiapan yang sangat singkat, dan para pemain merupakan pemain yang baru mencoba bermain dalam drama Bali modern, namun hasil yang ditunjukkan sangat memuaskan.


Drama Nang Kepod mengisahkan tentang seorang pria tua bernama I Ketut Jendra yang mendapat julukan Nang Kepod.  Nang Kepod merupakan tokoh utama antagonis dalam drama ini yang memiliki sifat sangat kikir serta angkuh. Nang Kepod memiliki seorang anak laki-laki bernama I Gede Karma. I Gede Karma adalah anak yang manja, suka berjudi, dan memiliki banyak hutang.


Nang Kepod berniat mempersunting seorang gadis bernama Luh Perawan, dan rupanya anak Nang Kepod, I Gede Karma juga memiliki keinginan yang sama. I Gede Karma yang terlilit banyak hutang dan berniat untuk menikahi Luh Perawan akhirnya mencuri uang milik Nang Kepod. Pencurian uang milik Nang Kepod oleh I Gede Karma dibantu oleh Ketut Kenes dan Men Rasning.


Drama ini berakhir menggantung, Nang Kepod bersedih karena kehilangan uang yang selama ini ia simpan. Ia juga mengetahui bahwa anaknya, I Gede Karma berniat menikahi Luh Perawan.




Pertunjukkan drama Bali modern berdurasi 1,5 jam ini mampu menghadirkan kisah drama komedi berbalut tragedi dengan apik. Penonton beberapa kali tertawa dengan adegan-adegan lucu para pemeran dengan karakternya masing-masing. Para pemeran berhasil membawakan karakter tokoh yang dihadirkan dalam drama ini dengan baik. (gita)