Menghadirkan Pembicara dari Luar dan Dalam Negeri, Workshop Nasional Peningkatan Kapasitas Dosen untuk Publikasi Sukses menjadi Introduction Perdana Dari Ketua CACI Universitas Udayana

Sebagai salah satu implementasi dari upaya peningkatan kemampuan dosen dalam pembuatan artikel maupun jurnal, China-ASEAN Cross-Cultural Institute (CACI) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana bekerja sama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI-Bali) menyelenggarakan pembukaan workshop nasional dengan tema “Peningkatan Kapasitas Dosen untuk Publikasi” pada Rabu, (6/9/23) bertempat di Auditorium Widya Sabha Mandala, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dan dihadiri oleh Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Ibu Dr. Dra. Ni Made Suryati, M.Hum., Ketua China-ASEAN Cross-Cultural Institute (CACI), Bapak Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M. A., Ketua Tourism Confucius Institute (TCI), Bapak Prof. Tao Xianguang, serta sebanyak 30 orang partisipan yang terdiri dari panitia, peserta dan pembicara. Kegiatan workshop ini dilaksanakan secara hybrid, yakni luring dan daring melalui aplikasi Cisco Webex Meeting.

Dengan digelarnya workshop nasional Peningkatan Kapasitas Dosen untuk Publikasi ini juga menjadi Perkenalan perdana dari Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M. A., selaku Ketua China-ASEAN Cross-Cultural Institute (CACI) periode baru. Dalam sambutan yang disampaikan sebagai pembuka acara, Beliau menyampaikan bahwa dengan diadakannya workshop ini Beliau ingin meningkatkan sekaligus mengajak seluruh partisipan yang mengikuti acara workshop Ini agar nantinya dapat berpartisipasi aktif dalam konfrensi internasional. Beliau juga menekankan agar setelah berlangsungnya acara yang akan digelar selama dua hari yakni tanggal 6 -7 September 2023 ini, peserta workshop diharapkan tidak hanya mendapat sertifikat partisipasi, namun juga mampu menghasilkan terbitan jurnal dan artikel untuk universitasnya masing-masing. “Targetnya dua hari kita bekerja disini, sudah ada output berupa hasil draft untuk artikel jurnal nasional dan internasional yang nantinya bisa Bapak atau Ibu buat untuk diterbitkan baik di pustaka larasan maupun di universitas masing-masing”, tegas Prof. Ardhana.



Seirama dengan sambutan yang diberikan oleh Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M. A., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Dr. Dra. Ni Made Suryati, M.Hum., juga menyampaikan dalam sambutannya bahwa menerbitkan artikel jurnal merupakan salah satu hal yang penting dan wajib dilaksanakan oleh dosen serta tenaga pengajar lainnya sebagai salah satu bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penyelenggaraan workshop ini sangat diharapkan mampu meningkatan kemampuan dan pencapaian dosen dalam pembuatan artikel jurnal yang lebih baik. Selain itu, dengan dihadirkannya pembicara-pembicara yang juga memilki keahlian dalam bidangnya masing-masing mampu menambah semangat seluruh peserta untuk menghasillkan lebih banyak jurnal.



Diselenggarakan selama dua hari, workshop ini menghadirkan tujuh orang pembicara hebat dari dalam dan luar negeri yaitu, (1) Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M. Litt., yang merupakan International Advisory Board jurnal Indonesia and the Malay World, terindex scopus Q-2, sejak 2019, (2) Prof. Dr. I Wayan Pastika M.S., yang merupakan guru besar ilmu linguistik serta menjadi editor utama dari Linguistik Forensik: Kajian Dokumen Hukum Nasional dan Adat, (3) Prof. Dr. Riset Ganewati Wuryandari, yang merupakan peneliti Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN), (4) Prof. Dr. Riset Yekti Maunati, M. A.,  yang merupakan Guru Besar peneliti Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRW-BRIN), (5) Prof. Dr. Alberto Gomes.,yang merupakan salah satu guru besar program studi Antropologi di La Trobe University, Melbourne, Australia., (6) Dicky Sofjan, Ph. D., yang memiliki pengalaman menjadi pembicara di lebih dari 80 workshop, konferensi, dan event internasional  serta (7) Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M. A. yang merupakan guru besar Sejarah Asia di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana yang memiliki fokus penelitian pada studi pariwisata dan perbatasan di kawasan Asia Tenggara, antara lain: Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Filipina. (nhw)