Nurul Azizah Raih Gelar Doktor dengan Kajian Bahasa Sasak Dialek Kuto-Kute
Program Studi Doktor (S3) Ilmu
Linguistik Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana menyelenggarakan kembali ujian promosi doktor dengan
promovenda Nurul Azizah, S.Pd. M.Pd., pada Jumat 14 Agustus 2020. Ujian terbuka
dilakukan secara daring dan disiarkan langsung pada kanal Youtube FIB
Unud.
Ujian promosi doktor dipimpin
langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. Pada
ujian terbuka kali ini, Nurul Azizah mempertahankan disertasi dengan judul “Valesi
Verba Bahasa Sasak Dialek Kuto-Kuteâ€.
Setelah mengikuti ujian
terbuka, promovenda dinyatakan lulus dengan indeks prestasi 3,93. Dr. Nurul
Azizah, S.Pd., M.Pd. merupakan doktor ke-170 pada Program S3 Ilmu Linguistik,
dan merupakan doktor ke-101 di Fakultas
Ilmu Budaya.
Bahasa Sasak Dialek Kuto-Kute
Secara prinsip bahasa Sasak
(BS) memiliki 5 ragam dialek utama: Ngeno-Ngene (BSDN mencakup wilayah Lombok
Barat dan sebagian wilayah Lombok Timur), Meno-Mene (BSDM mencakup sekitar
wilayah Lombok Tengah), Ngeto-Ngete (BSDNg mencakup wilayah Lombok Timur
(Suralaga)), Kuto-Kute (BDSK mencakup wilayah Lombok Utara) dan Meriaq-Meriku
(BSDMe mencakup wilayah Lombok Tengah (Pujut).
BSDK merupakan dialek yang
paling berbeda dari keempat dialek lainnya. Penggunaan BSDK oleh kalangan
masyarakat Sasak pada umumnya dianggap dialek yang kurang populer ditinjau dari
aspek kebahasaan dan kebudayaan masyarakat penutur bahasa itu di KLU. Sekalipun
secara kebahasaan dan kebudayaan eksistensi BSDK kurang beruntung secara sosial
dan ekonomi.
Meski demikian BSDK adalah
sebuah dialek yang menarik bila ditinjau dari kajian mikro linguistik. Secara
mikro linguistik, perbedaannya ditunjukkan pada tataran fonologi, leksikon dan
sintaksisnya.
Karakteristik Semantik Verba
BSDK
Berdasarkan hasil klasifikasi
dan analisis data secara keseluruhan ditemukan bahwa ke-68 verba BSDK dapat
dikelompokkan ke dalam verba primer A, primer B dan verba sekunder C dengan jumlah
terbanyak verba merupakan verba-verba yang masuk dalam kelompok verba primer A.
Dilihat dari segi makna
semantisnya, verba-verba tersebut kemudian dapat dikelompokkan berdasarkan
peran semantisnya sehingga diperoleh hasil bahwa dari ke-68 verba tersebut 16
diantaranya merupakan verba intransitif, sembilan verba intransitif perluasan,
22 verba transitif dan 21 verba transitif perluasan.
Sistem Morfologi Verba dan
Strukstur Dasar Klausa BSDK
Terkait dengan sistem
morfologi verba, dari total keseluruhan 68 verba, ditemukan 29 verba yang
merupakan verba asal dan 39 verba turunan. Pembentukan verba turunan, dari data
yang diperoleh secara umum melibatkan tujuh afiks dan morfem-morfem yang
berasal dari kategori verba, nomina, adjektiva serta prekategorial.
Sehubungan dengan struktur
klausa BSDK ditemukan pada data terdapat struktur klausa verba yang untuk
pembentukan klausa intransitif mengambil pola S-V, S-V-Pi dan V-S-Pi, sedangkan
pembentukan klausa transitifnya menggunakan pola A-V-O, V-A-O, A-V-O-Pi,
A-V-Pi-O dan V-Pi-A-O. Selain itu, pada klausa kopula strukturnya berpola
S-Vkop-KK dan KK-Vkop-S, sedangkan struktur klausa non-verba mengambil bentuk
S-V (N, Adj.).
Mekanisme Perubahan Valensi
Verba BSDK
Perubahan valensi verba
pengkajian berfokus pada mekanisme penaikan dan penurunan valensi verba BSDK. Untuk
mekanisme penaikannya, fenomena ini ditemukan pada konstruksi kausatif dan
aplikatif. Pembentukan kausatif melibatkan mekanisme formal, sintaksis dan
semantis. Pembentukan kausatif BSDK melalui mekanisme formal meliputi tiga
bentuk, diantaranya, kausatif morfologis, kausatif perifrastik dan kausatif
leksikal.
Pembentukan konstruksi
aplikatif di dalam data BSDK dapat dibentuk melalui dua cara yakni aplikatif
kanonis yang mengubah argumen periferal menjadi O, dan kuasi-aplikatif yang
secara langsung menambahkan argumen baru pada konstruksi aplikatifnya.
Mekanisme penurunan valensi
verba BSDK dapat muncul dalam konstruksi pasif, antipasif, refleksif dan
resiprokal. Konstruksi pasif di dalam BSDK yang dapat menurunkan valensi suatu
verba hanya dibentuk melalui proses sintaksis.
Makna Disertasi
Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A.
selaku promotor dalam kesempatannya menyampaikan makna disertasi menyampaikan selamat
kepada Dr. Nurul Azizah, S.Pd., M.Pd., karena telah berhasil mencapai puncak
studinya.
Disertasi ini merupakan
penelitian profil awal BDK yang sudah cukup komprehensif hasilnya. Disertasi
ini memiliki makna yang besar pada bahasa Sasak, karena bahasa Sasak memiliki
banyak variasi-variasi.
“Banyak hal yang belum tuntas
dalam khasanah dialek bahasa Sasak. Sehingga Nurul tidak boleh berhenti dalam
mengembangkan penelitiannya ini,†ungkap Prof. Artawa.
UDAYANA UNIVERSITY