Peluncuran Buku dan Orasi Ilmiah Awali Rangkaian HUT ke-61 dan BK ke-38 Fakultas Ilmu Budaya UNUD


Buku-buku karya Dosen FIB UNUD


Peluncuran buku dan Orasi Ilmiah mengawali rangkaian HUT ke-61 dan BK ke-38 FIB Unud. Kegiatan peluncuran buku sekaligus orasi ilmiah ini diselenggarakan pada Kamis, 19 September 2018 di Aula Widya Sabha kampus setempat.


Dalam acara peluncuran buku, terdapat
22 judul buku diluncurkan Dekan FIB Unud Prof. Dr. Sutjiati Beratha, M.A. disaksikan para dosen dan mahasiswa serta seluruh undangan.

 

Acara peluncuran buku ini dilanjutkan dengan orasi ilmiah yang di bawakan oleh Dr. I.G.A.G. Sosiowati, M.A.,

 

Dorongan Berkarya

 


Dekan FIB, Prof. Dr. Sutjiati Beratha, M.A., menyerahkan kenang-kenangan kepada Dr. Dra. IGAG Sosiowati, M.A.



Melalui sambutannya Dekan FIB, Prof.Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A., menyampaikan rasa bangga terhadap para dosen di lingkungan FIB yang telah berkarya dengan menghasilkan karya tulis berupa buku. Buku menjadi bentuk publikasi yang penting bagi dosen dan merupakan bukti kinerja bagi dosen itu sendiri.

 

Prof. Sutji juga mendorong dosen-dosen di lingkungan FIB untuk terus berkarya sehingga hasil pemikiran dan penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat bagi masyarakat, mahasiswa, maupun peneliti lainnya. “Seperti kita ketahui bahwa menulis ibarat menciptakan sejarah kita, siapa yang rajin menulis maka akan tetap hidup dalam karya-karya yang dihasilkan. Sedangkan yang tidak menulis akan dilupakan sejarah”, ungkap Prof.Sutjiati.

 

Orasi Ilmiah

 


Dr. Dra. IGAG Sosiowati, M.A., saat menyampaikan orasi ilmiah


Dr. Sosiowati dalam orasi ilmiahnya menyampaikan materi tentang penggunaan bahasa dan kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa dalam pandangan Wardhaugh menyatakan bahwa kesantunan berbahasa adalah  perilaku berbahasa yang memperhitungkan solidaritas, kekuasaan, keakraban, status hubungan antarpartsipan, dan  penghargaan. Dengan kata lain setiap orang harus kooperatif tanpa ada keinginan untuk menyesatkan dan merugikan orang lain.

 

Terdapat empat maksim yang mempengaruhi tingkat kesantunan berbahasa, diantaranya adalah   

Maksim kualitas yaitu seorang penutur harus jujur dalam berkomunikasi, maksim kuantitas yaitu sesuatu yang disampaikan penutur haruslah informatif, maksim relevansi menyatakan bahwa apa yang dikatakan oleh seorang penutur harus berhubungan dan relevan dengan tujuan komunikasi, maksim cara yaitu penyampaian maksud penutur dengan bahasa yang mudah dimengerti.

 

Selain empat maksim di atas terdapat pula enam maksim yang berhubungan dengan keberhasilan komunikasi berdasarkan pandangan Leech, diantaranya; maksim kebijaksanaan yaitu maksim yang mengatur bahwa setiap peserta tutur harus meminimalkan kerugian bagi orang lain tau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain; Maksim Kemurahan Hati yaitu maksim yang diaplikasikan dengan cara meminimalkan keuntungan diri sendiri atau memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri; Maksim Penerimaan adalah maksim yang menyebabkan seorang penutur meminimalkan rasa tidak hormat pada orang lain dan memaksimalkan rasa hormat pada orang lain; Maksim Kerendahan Hati adalah meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri dan memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri; Maksim Kecocokan maksim ini akan menyebabkan setiap penutur meminimalkan ketidaksetujuan pada orang lain dan memaksimalkan kesetujuan di antara mereka; Maksim Kesimpatisan adalah kesadaran peserta tutur untuk meminimalkan rasa antipati dan memaksimalkan rasa simpati pada mitra tuturnya.

 Keenam maksim di atas terpusat pada keharusan untuk memaksimalkan keuntungan mitra tutur dan meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri

 

Keberhasilan Komunikasi



 Peserta peluncuran buku dan orasi ilmiah



Selain pengetahuan Pragmatik, Semantik, dan Sintaksis ada faktor-faktor lain yang diperlukan agar dapat bersikap dan berbahsa santun dalam komunikasi sehingga si pembicara tidak selalu menebar rasa takut pada saat berbicara.

 

“Tercapainya tujuan komunikasi tergantung dari tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh setiap partisipan untuk menyelesaikan komunikasi itu,” ungkap Dr. Sosiowati.

 

Komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang hanya dapat berlangsung dengan baik dari awal hingga akhir apabila setiap partisipan mengembangkan sikap berlandaskan rasa saling menghargai.

 


Para penulis buku berfoto bersama


Acara Peluncuran buku berlangsung dengan sederhana namun dengan penuh rasa kekeluargaan. Adapun buku-buku yang diluncurkan pada kegiatan peluncuran buku adalah;

1.      Kamus Tanaman Obat untuk Resep Kecantikan dalam Lontar Indrani Sastra

karya Prof.Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A., Dr. Ni Wayan Sukarini, M.Hum., Dr. I Made Rajeg, M.Hum.

2.      Makna Vokal Pendek dan panjang Bahasa Bali karya Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A.

3.      Pelbagai Aspek Sintaksis Bahasa Jepang karya Dr. Made Ratna Dian Aryani, M.Hum.

4.      Buku Pedoman Standar Konservasi Lontar karya Dr. Ida Bagus Rai Putra, M.Hum., dkk.

5.      Fonologi Bahasa Jawa Kuno karya Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum., Drs. Anak Agung Gede Bawa, M.Hum.

6.      Lontar Tegesing Sarwa Bebanten: Memahami dan Menyimak Makna Banten karya Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum.,Putu Ari Suprapta Pratama, I Made Ari Widyatmika

7.      Buku Ajar Pengantar Epigrafi Hindu Budha karya Dr. I Ketut Setiawan, M.Hum.

8.      Prasasti-prasasti  Bwahan, Kintamani, Bangli. Pemanfaatan data Prasasti untuk Penulisan Sejarah karya Dr. I Ketut Setiawan, M.Hum.

9.      Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali karya Dr. I Made Netra, S.S., M.Hum., Drs. I Nyoman Udayana, M.Litt., Ph.D.,Drs. I Ketut Ngurah Sulibra, M.Hum.

10.  Fonologi: Kajian Generatif Bunyi Leksikal dan Posleksikal Bahasa Melayu Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum.

11.  Kamus Kruna Alus Mider Bahasa Bali-Indonesia karya Dr. Dra. Ni Made Suryati, M.Hum.

12.  Bali dari sisi Lain Sejarah Perkebunan di Bali 1870-1965 karya I Putu Gede Suwitha

13.  Towards Modern Hinduism in Bali: A Brief History of the Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) karya I Ketut Ardhana, I Putu Gede Suwitha,  Yekti Maunati

14.  Dari Dunia Maritim Hingga Masyarakat Urban di Bali dalam Kajian Sejarah karya I Putu Gede Suwitha

15.  Perahu Pinisi di Pesisir Dewata: Migrasi dan Peranan Masyarakat Bugis di Bali sekitar Abad XIX karya I Putu Gede Suwitha

16.  Pewarisan Perempuan Bali: Perspektif Gender Penulis karya Dr. Dra. Ni Luh Arjani, M.Hum dan Dr. Dra. Ni Made Wiasti, M.Hum., Wayan P. Windia

17.   Profil Statistik Gender Kokta Denpasar tahun 2018 karya Dr. Dra. Ni Made Wiasti, M.Hum.

18.  Profil Statistik Gender Kabupaten Gianyar Tahun 2017 karya Dr. Dra. Ni Luh Arjani, M.Hum.

19.  Wacana Antropologi: Membaca Ulang Teks Kebudayaan Menuju Transformasi Diri dal Multikulturalisme editor Prof. Dr. A. A. Ngurah Anom Kumbara, M.A., dan Dr. Drs. Industri Ginting Suka, M.S.

20.  Konstruksi Identitas Sasak: Pergulatan Kuasa Islam, Adat, dan Modernisasi di Lombok karya Prof. Dr. A. A. Ngurah Anom Kumbara, M.A.

21.  Keberagaman Tumbuhan untuk Kesehatan dalam Lontar Usada Taru Pramana karya Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A., Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D, dan Putu Eka Guna Yasa, S.S., M.Hum.