Pertama Kali, Lancar Ujian Promosi Doktor FIB Unud Dilaksanakan secara Daring


 

Program Studi Doktor (S3) Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana menyelenggarakan Promosi Doktor atas nama Drs. Nyoman Sujaya, M. Hum, Senin, 20 April 2020 secara online melalui aplikasi webex. Ujian juga disiarkan secara langsung lewat kanal Youtube.


 

Ujian promosi yang dipimpin langsung Dekan FIB Unud, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum., ini merupakan ujian promosi doktor pertama di FIB Unud di tengah kebijakan masa jeda Unud dalam situasi wabah covid-19.




 

Dalam pelaksanaan ujian terbuka promosi doktor ini, pemimpin sidang dan tim promotor hadir di ruang Ir soekarno kampus FIB Unud, sedangkan anggota penguji, promovendus, dan audiens mengikuti secara singkron maya melalui aplikasi webex. Peserta ujian online ini sempat mencapai hampir 60 orang.


 

Seperti biasa, acara diawali dengan menyanyikan lagu ‘Hymne Udayana’, pembukaan oleh pimpinan sidang, dan dilanjutkan dengan presentasi dan ujian sebagaimana lazimnya.


 

Setelah berlangsung dua jam lebih, Nyoman Sujaya berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Konstruksi Verba Memberi Bahasa Bali”. Ia menjadi doktor ke-81 di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dan Doktor ke-166 di Lingkungan Prodi Doktor (S3) Ilmu Linguistik.

 

 

Tim Penguji


Ketua penguji pada Promosi Doktor kali ini adalah Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum (sekaligus sebagai Kopromotor II).



 

Anggota penguji terdiri dari Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A. (Promotor), Prof. Dr. I Nyoman Kardana, M.Hum. (Kopromotor I), Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A.; Prof. Dr. Ketut Darma Laksana, M.Hum.; Prof. Dr. I Wayan Simpen, M.Hum.; Drs. I Nyoman Udayana, M.Litt., Ph.D.; dan Dr. Dra. Ni Luh Ketut Mas Indrawati, TEFL, M.A.

 

Konstruksi Verba “Memberi” Bahasa Bali

 

Dalam presentasinya, Nyoman Sujaya memaparkan kajian atas verba ‘memberi’ dalam bahasa Bali, beradasarkan tinjauan sintaksis, semantik, dan pragmatik. Diberikan berbagai alasan dan contoh sebagai justifikasi penelitian topik ini.


 

Dalam presentasinya, Sujaya menyatakan terdapat fenomena kesalahan penggunaan Bahasa Bali dalam kegiatan sehari-hari, terutama dalam ragam lisan. Banyak dijumpai penutur Bahasa Bali kurang tepat menggunakan sufiks {-in} dan {-ang}. Penutur sering tidak bisa menggunakan kata ngenjuhin ‘memberi’ dan ngenjuhang ‘memberi’. Mereka sering menggunakannya secara terbalik dilihat dari segi makna.



 

Misalnya, penutur sering mengatakan Enjuhin tambahé untuk menyatakan ‘Tolong berikan cangkulnya’ yang semestinya diungkapkan dengan Enjuhang tambahé. “Makna Enjuhin tambahé ‘berikan sesuatu kepada cangkul’ atau ‘berikan sesuatu cangkulnya’, dan ini adalah sesuatu yang tidak logis dilihat dari segi makna,” jelas dosen Universitas Warmadewa kelahiran Singaraja, 14 Oktober 1956.

 

Data yang digunakan dalam penelitian Nyoman Sujaya adalah data tulis yang diambil dari artikel dan cerita rakyat berbahasa Bali yang dimuat dalam koran Bali Post, edisi mingguan berupa rubrik Bali Orti terbitan tahun 2017 - 2019. Selain data tulis, penelitian ini juga menggunakan data lisan yang diambil dari informan yang berasal dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Bali yang berdomisili di Denpasar.


 

Temuan


Salah satu temuan pada penelitian Nyoman Sujaya adalah secara semantis ditemukan bahwa verba memberi dalam Bahasa Bali tidak hanya ditentukan oleh makna leksikal verbanya, tetapi juga oleh struktur verbanya.


 

Secara pragmatis ditemukan bahwa variasi konstruksi verba tersebut juga memengaruhi tipe fokus yang ada dalam kalimat. Struktur kalimat aktif transitif yang direpresentasikan dengan verba nasal memiliki tipe fokus yang berbeda dengan struktur kalimat aktif transitif yang direpresentasikan dengan verba dasar. 

 

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan ataupun sumbangan pemikiran bagi pemerhati BB. Mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat menambah dokumentasi hasil penelitian BB yang telah ada.

 

Makna Disertasi

 

Promotor Prof. Dr. I Ketut Artawa,M.A. menyampaikan bahwa disertasi tentang bahasa Bali ini membuktikan bahasa Bali tidak pernah habis untuk diteliti. Kalau sebelumnya ada yang mengkahwatirkan tidak ada lagi hal baru yang diteliti, promovendus membuktikan kebalikannya.



 

Promovendus Nyoman Sujaya berhasil memberikan kontribusi penelitian bahasa Bali lewat topik verba bahasa Bali, khususnya verba ‘memberi’.

 

Prof. Artawa menyampaikan rasa kagum kepada promovendus karena mampu mengimbangi dan menjawab pertanyaan para penguji yang rata-rata pernah meneliti bahasa Bali.

 

Pada kesempatan itu, Prof. Artawa juga menyampaikan rasa syukur atas kelancaran ujian secara daring, dan terima kasih kepada Dekan FIB atas pelaksanaan ujian secara daring (dm).